"Ini Tuan Chan bawa ya" kata Minho memberikan kotak bekal pada pria itu. Chan nampak diam sambil memasukan beberapa dokumen ke tas kantornya.
"Tuan Chan" panggil Minho lagi. Chan pada akhirnya menoleh dan mengambil apa yang Minho berikan.
"Lain kali jangan repot-repot" gumamnya. Minho lalu tersenyum dan mengangguk pelan. Untuk pertama kalinya Chan mau.
"Nanti bawa pulang kotaknya ya" gumam si manis sambil melambai, Chan hanya diam dan pergi dari sana.
"Berhasil, akhirnya dia mau" gumam Minho dengan sangat senang, bagaimana pun caranya dia harus mulai akrab dengan pria itu.
Minho saat itu tengah menyapu halaman depan rumah, pria manis itu tak sengaja melihat paper bag di atas meja taman.
"Tunggu dulu, ini kan?" Gumam Minho saat melihat isinya. Padahal tadi pagi dia sangat senang, tapi saat melihat itu hatinya jadi sakit.
"Dia tidak membawanya" gumam Minho saat melihat isinya masih utuh. Rasa putus asa kemudian mulai muncul dalam dirinya. Satu bulan penuh pernikahan mereka berlangsung, tapi Chan masih sangat dingin terhadapnya.
"Entah bagaimana caranya aku membujuk dia" guman Minho sambil membawa benda itu masuk ke dalam rumah.
"Hueeekkk, huekkk" dia memuntahkan semua isi perutnya. Semakin lama Minho menjadi tidak bertenaga dan lemas.
"Ini sangat tidak enak" gumamnya, dengan sisa tenaganya dia kembali ke kamar dan tidur.
"Hai! Apa ini? Sangat berantakan" suara itu membuat Minho terbangun. Pria manis itu membuka mata dan melihat keadaan.
"Kau? Cobalah rapi sedikit, aku tidak buka melihat hal yang berantakan" gumamnya. Minho lalu duduk dan menunduk.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud" katanya sambil bangun dan mengambil beberapa pakaiannya. Saat dia menunduk tiba-tiba kepalanya terasa penuh dan matanya kabur.
"Hai" Teriak Chan saat Minho pingsan.
"Minho kau baik-baik saja kan?" Tanya sang ibu saat melihat Minho sudah membuka matanya. Senyuman itu terlihat saat Minho melihat sang ibu.
"Aku merindukan ibu" katanya, wanita itu mengangguk dan nampak sangat sedih.
"Kau istirahat dulu ya di sini untuk sementara" kata sang ibu mertua pada Minho. Minho baru sadar saat ini dia ada di rumah sakit.
"Chan sedang ada operasi, jadi mungkin nanti dia akan kembali" kata Nyonya Bang padanya. Minho tersenyum dan mengangguk.
"Aku senang ada ibu di sini" kata si manis kemudian.
"Makan yang banyak ya" kata sang ibu sambil menyuapi Minho makanan. Minho mengangguk dan makan dengan lahap saat bersama sang ibu. Tiba-tiba pintu dibuka dan Chan masuk ke dalam.
"Kau ini spesialis kandungan tapi tidak memeriksa istri mu yang hamil" kata ibu Chan pada putranya. Minho berusaha tidak melakukan kontak mata dengan pria itu, dia sangat takut dengan wajah dingin penuh kebencian itu.
"Ayo kita pulang, Chan sudah ada di sini. Biarkan dia menjaga istrinya" kata ibu Chan pada ibu Minho. Setelah mereka pergi hanya menyisakan dua orang itu saja.
"Kau sudah makan?" Tanya Minho, Chan mengangguk dan duduk di sofa.
"Kau pulang saja, aku berani sendirian di sini. Tidak masalah" kata Minho padanya.
"Kau ingin ibu memarahi aku?" Tanya Chan lagi, Minho benar-benar tidak bisa berbicara lagi.
"Aku akan tidur" kata Minho berusaha mengalihkan suasana. Tak lama setelah itu, Minho kembali terbangun. Dia menoleh ke arah sang suami yang sudah terlelap di sofa.
Dia mengambil infus dan pergi ke sana, Minho mengambil selimut dan menyelimuti Chan.
"Tolong maafkan aku" kata Minho seketika ingin memangis, karena dia Chan tidak bisa hidup bebas.
"Kau mau makan apa?" Tanya Minho lagi saat baru pulang dari rumah sakit. Chan menghela napas dan menatapnya.
"Kau sakit, jadi jangan banyak tingkah" katanya. Minho langsung cemberut mendengar itu, Chan sepertinya memang tidak bisa berubah.
"Katanya kau dokter ya?" Tanya Minho membuka obrolan.
"Hmmm" jawab Chan singkat.
"Pasti kau orang yang pintar" pujian Minho, tapi Chan sama sekali tidak merespon.
"Tiba-tiba aku ingin makan mangga" kata Minho lalu dia pergi dari sana. Chan menoleh ke arah pria manis itu.
"Aku akan keluar sebentar" kata Minho sambil mengenakan jaketnya, karena masih kecil jadi kehamilannya tidak terlihat jelas.
"Ke mana? Ini sudah malam" gumam Chan.
"Aku tiba-tiba ingin makan buah mangga" katanya. Chan menggeleng dan membawa pria itu masuk.
"Diam di rumah, aku akan belikan" kata Chan. Mendengar itu Minho jadi terkejut.
"Tapi aku bisa sendiri" kata. Chan lalu pergi tanpa mengatakan apapun.
"Bawa ya" kata Minho pada Chan. Chan mengambilnya dan pergi. Melihat respon Chan membuat Minho menjadi senang.
"Aku pasti akan akrab dengannya" kata Minho.
"Mau makan sesuatu?" Tanya Minho saat Chan sampai, pria Bang itu nampak terdiam.
"Kau bisa diam tidak? Lihat perut mu sudah besar seperti itu" gumam Chan saat melihat Minho.
"Baiklah kalau begitu, aku hanya ingin memasak untuk mu" kata Minho sambil mengusap perutnya. Akhir-akhir ini si bayi bergerak sangat aktif.
"Aku mau ke luar kota, ada seminar mendadak. Kau jangan pernah keluar rumah" katanya pada Minho.
"Aku tidak mau ibu marah karena kau, sudah cukup aku menyusahkan aku" kata Chan dengan nada dingin. Minho pun menunduk dan mengangguk.
"Iya jangan begitu, dia bukan ayah mu. Tapi dia sebenarnya adalah paman mu" gumam Minho sambil mengusap perutnya, bayi itu sangat aktif saat Minho tidur.
"Ayo tidur, jangan sampai paman mu marah lagi" katanya. Dia terkekeh saat mendapatkan tendangan itu. Di sisi lain Chan mendengar obrolan itu, hampir lima bulan mereka sudah bersama.
"Aku sudah berusaha, tapi entah kenapa aku terus membencinya" gumam Chan dari luar pintu. Dia lalu masuk ke dalam, Minho adalah tipe orang yang mudah tidur, saat Chan masuk dia sudah terlelap.
Pria Bang itu mendekat ke arah Minho, Chan meneguk salivanya saat melihat perut Minho terus bergerak.
"Walaupun kau bukan anak ku, tapi kau nanti akan memanggil ku ayah" gumam Chan sambil memegang perut Minho. Dia lalu menatap wajah polos itu.
"Jika bukan karena Hyunjin, ini tidak akan terjadi" gumam Chan. Dia lalu bangun lalu pergi dari sana.
Chan saat itu tengah memencet lift, karena bangun kesiangan dia jadi lupa untuk makan di rumah.
Suara khas lift terdengar dan pria dengan jas putih itu langsung masuk ke sana.
"Cuaca cerah ya dok" Chan hanya mengangguk mendengarnya, jujur matanya masih mengantuk dan dia sangat lapar.
"Tunggu" suara itu membuat semua orang di lift menoleh. Seorang pria manis membawa paper bag sambil terengah-engah.
"Dia mencari siapa? Kasihan sekali" gumam salah satu orang. Chan menghela napas dan keluar dari sana.
"Tuan Chan kau lupa membawanya" kata Minho sambil tersenyum. Semua orang di rumah sakit itu menoleh ke arah mereka.
Chan melihat pria itu terlihat sangat lusuh dan sepertinya tidak sempat merapikan diri.
"Seharusnya kau tidak usah ke sini" gumam Chan sambil mengambil paper bag itu.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSESIF PERSON [BANGINHO] ✔️
FanficSebelum baca wajib follow akan author nya!!! Sebuah pilihan yang salah membawanya ikut ke rumah majikan ibunya di kota, Lee Minho seorang anak pembantu malah ditiduri oleh anak majikannya sendiri hingga membuat masa depannya hancur. Warning ⚠ -bxb...