BAB II

1.4K 129 11
                                    

"Tidak Tuan, terima kasih banyak" kata Minho berusaha menolak. Hyunjin terlihat cemberut mendengarnya.

Minho benar-benar merasa aneh dengan kedua pria ini. Padahal mereka bersaudara kandung tapi memiliki Sifat yang sangat berbeda. Hyunjin menurut Minho adalah pria ceria dan sangat hangat, sedangkan Chan kebalikannya. Pria dingin dan tidak banyak bicara.

"Minho" suara itu membuat Minho langsung bangun dari sana.

"Tuan Hyunjin, saya harus keluar" kata si manis menunduk memberikan hormat dan keluar dari sana.

Saat Minho tengah di dapur, dia tiba-tiba dipanggil oleh majikannya. Dengan cepat si manis mematikan kompor dan berlari ke luar.

Di luar sudah ada sang ibu, majikannya, Hyunjin beserta Chan. Mereka saat ini ada di meja makan.

"Ada yang bisa saya bantu nyonya?" Tanya pria manis itu. Wanita itu tersentak dan bangun ke arah Minho.

"Minho kau mau melanjutkan kuliah di kampus kami?" Tanya wanita itu sambil memegang bahu si manis. Minho langsung terkejut dan menoleh ke arah ibunya yang berdiri di pojok ruangan.

"Nyonya" gumam Minho ragu.

"Aku sudah mengatakannya pada ibu mu, kau bisa kuliah dan bekerja di sini" katanya. Minho meneguk salivanya mendengar itu, Hyunjin terlihat mengangguk untuk meyakinkan Minho. Tapi tidak dengan Chan, dia nampak masih makan tak memerdulikan apapun.

"Mau ya Minho" kata sang majikan lagi. Minho pun pada akhirnya mengangguk dan bersedia.

Di kamar malam itu Minho benar-benar sangat bersemangat. Dia terus terterima kasih kepada sang ibu. Semua administrasi sudah di urus oleh majikannya dan Minho hanya perlu masuk ke sana sebagai mahasiswa baru.

"Ibu aku benar-benar gugup" kata si manis sambil tidur di samping ibunya. Wanita itu tersenyum dan berusaha menenangkan Minho.

"Kau harus rajin belajar ya nak, ini kesempatan yang tidak boleh di sia-siakan. Ibu sangat percaya pada mu" kata nya pada Minho.

Tak disangka, Minho sudah menjalani kuliahnya selama enam bulan di sana. Mulai dari penerimaa mahasiswa baru dia lewati sampai bisa menyelesaikan semester pertamanya.

"Kakak" suara itu membuat Minho tersenyum. Itu adalah Hyunjin, dia menjadi kakak Tingkat Minho karena Hyunjin kuliah lebih awal darinya.

"Kakak nanti temani aku makan ya bersama teman-teman" kata Hyunjin pada Minho. Minho hanya bisa mengangguk saja, sebenarnya pekerjaan Minho masih banyak tapi dia harus melakukan semuanya untuk Hyunjin.

"Baiklah nanti saya akan antar" kata Minho. Hyunjin lalu mengusap rambut Minho.

"Aku sudah katakan, saat di luar rumah bersikap santai pada ku" kata Hyunjin. Minho pun mengangguk dan tersenyum ceria.

Hyunjin menggandeng tangan pria manis itu menyusuri jalanan malam. Entah ke mana dia akan membawa Minho saat ini.

Tak lama setelah itu, Minho diajak masuk ke sebuah bar oleh pria itu. Ini bukan pertama kalinya Minho di ajak Hyunjin ke sana. Dia kerap kali mengantar majikannya itu di sana.

"Akhirnya" kata seorang pria tinggi bangun saat melihat mereka. Minho tahu dia, dia bernama Lee Juyeon kakak tingkat Minho juga yang seangkataan dengan Hyunjin.

Sama seperti sebelumnya, Minho hanya duduk di sana sambil menunggu majikannya selesai. Biasanya dia hanya namun cola sambil menunggu.

"Ini minum" kata seorang pria tinggi itu pada Minho. Si manis menoleh benda itu.

"Aku tidak bisa minum" kata pria manis itu.

"Cepat minum, Hyunjin kalah taruhan dan kau harus membantunya" kata Juyeon. Minho saat itu menoleh ke arah Hyunjin. Pria itu terlihat sudah teler di sana.

MY POSESIF PERSON [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang