BAB XIX

1K 101 2
                                    

Minho mengusap wajahnya, setelah berusaha menidurkan bayinya sekitar dua jam. Akhirnya mereka berdua sudah tidur.

"Banyak sekali yang harus aku kerjakan" gumamnya. Dia bergegas ke dapur untuk memasak dulu.

Mata Minho terbelakak saat melihat jam yang sudah menunjukan pukul 11 pagi. Ini jamnya salah atau Minho yang tidak ingat waktu.

"Chan bagaimana ya? Apa dia sudah makan?" Gumam pria itu cemas. Dia kemudian berbalik akan ke kamar mengambil ponsel.

Tutt....

Tut....

Minho menelepon Chan sambil ke dapur. Hampir lima kali, tapi Chan belum juga mengangkatnya.

"Apa dia marah ya?" Gumam Minho, karena terlalu sibuk mengurus anak dia jadi tidak memerhatikan Chan.

Tak lama setelah itu, tiba-tiba pintu rumah terbuka. Minho langsung ke sana melihat siapa yang datang.

"Chan?" Tanya Minho  saat melihat sang suami datang tapi kini dia tak sendirian. Seorang wanita ikut masuk ke dalam.

"Ayo masuk, ini rumah ku" kata Chan dengan ramah. Minho tersenyum ramah seperti biasa pada wanita itu.

"Bagus, selera mu memang sangat bagus  Chan. Tidak pernah berubah" katanya. Chan terkekeh sambil menggaruk tengguknya yang tidak gatal kemudian mempersilahkan tamu itu untuk duduk.

"Kau mau minum Apa?" Tanya Chan padanya. Wanita itu nampak terpikir.

"Teh lemon saja" katanya. Chan bangun, tapi dengan cepat Minho menawarkan diri.

"Aku yang akan membuatnya" katanya. Mereka kemudian menoleh ke arah Minho.

"Oh ini anak pembantu yang waktu itu ya?" Tanya wanita itu pada Chan. Pria Bang itu kemudian menatap ke arah sang istri.

"Kau diam di sini, aku akan buatkan minumannya" kata Chan. Pria itu lalu bangun dan juga mengajak Minho ke dapur.

"Chan itu siapa?" Tanya pria manis itu sambil berjalan beriringan bersama.

"Teman ku waktu sekolah kedokteran" katanya. Pria manis itu, entah kenapa jadi kesal melihat gelagat sang suami.

"Ohh begitu ya" jawabnya singkat.

"Minho kau tidak udah keluar ya nanti" kata Chan tiba-tiba hal itu semakin membuat Minho curiga.

"Kenapa?" Tanya si manis.

"Tidak apa-apa, kau menurut saja ya" gumamnya. Karena malas berdebat Minho jadi mengangguk dan menurut saja.

"Aku sudah makan, jadi kau tidak udah masak lagi nanti. Istirahat saja, malam ini aku akan pulang" kata pria itu. Minho nampak diam tak menjawab, melihat sikap Chan yang aneh membuat dia menjadi kesal.

Hampir tiga jam mereka mengobrol, topik mereka benar-benar awet.  Dari dalam kamar Minho berusaha menguping pembicaraan mereka.

"Dia siapa sih?" Guman Minho sambil menepuk bokong bayinya.

"Apa Chan selingkuh ya?" Gumamnya yang mulai berpikir negatif.

"Wekkk..." tiba-tiba salah satu bayinya menangis, hal itu membuat Minho panik dan memutuskan untuk tidak menguping lagi.

Minho masih terjaga malam itu, perasaan cemburu itu kini masih melekat di hatinya. Apalagi saat Chan masuk ke kamar tanpa bertanya atau membangunkan dirinya.

"Tadi siapa?" Tanya Minho tiba-tiba bangun.

"Kau masih bangun?" Gumam Chan yang nampak terkejut.

"Iya" jawab Minho singkat.

MY POSESIF PERSON [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang