BAB XVI

1.1K 118 7
                                    

Raut wajah Chan langsung berubah saat itu. Dia sama sekali tidak membalas sapaan Felix.

"Chan Felix menyapa mu" kata Minho. Chan kemudian menganggu lalu kembali menatap Minho.

"Kita jadi makan kan? Ayo pergi sekarang" kata Chan sambil menggenggam tangan pria manis itu.

"Katanya kau ada jadwal ujian dengan Felix, ujian saja dulu ya kasihan dia. Dia sudah belajar dari semalaman" kata Minho. Chan hanya memandang dokter muda itu.

"Ayo semakin cepat semakin bagus kan" kata Minho. Chan tak bisa menolak, dia lalu pergi ke sana.

Minho melihat Felix menjelaskan kasusnya sedangkan Chan menyimaknya. Memang ruangan saat itu agak horor, Chan seperti pria dulu yang pertama Minho lihat.

"Bagus, kasus mu menarik" kata Chan. Felix jadi semakin percaya diri.

"Tapi kenapa ini seperti ini?" Tanya Chan. Felix lalu menjelaskan semuanya secara detail.

"Bagus-bagus, kenapa aku harus meluluskan mu?" Pertanyaan itu membuat Felix menjadi cemas dan bingung.

Dia lalu menatap ke arah Minho di luar ruangan melihatnya.

"Dokter sepertinya istri anda hamil" kata Felix random. Chan mangkuk mengisyaratkan agar pria itu diam.

"Kau katakan padanya?" Tanya Chan. Felix menggeleng pelan.

"Maunya setelah ini saya akan menganjurkannya tes. Dikarenakan tadi di toilet dia hampir pingsan makanya saya menemaninya tadi" katanya. Chan mengangguk dan langsung tanda tangan di kasus Felix.

"Baiklah aku meluluskan mu, melihat mu punya empati yang tinggi terhadap pasien, semoga kau bisa jadi dokter yang pintar dan baik" katanya. Felix menunduk memberi hormat dan terima kasih padanya. Chan pun mengangguk dan dia pergi dari sana.

"Kakak aku lulus" bisik Felix dari dalam ruangan pada Minho. Si manis mengangguk dan mengancungkan dua jempol pada sang dokter muda.



***



"Makan yang banyak ya" kata Chan memberikan bagiannya pada Minho.

"Tidak, nanti aku gemuk" kata Minho menolaknya. Chan terkekeh mendengarnya.

"Jadi kau sedang diet?" Tanya Chan lagi sambil memandangi Minho makan.

"Bukan begitu, kalau aku makan semua kau makan apa? Lagipula Ini sudah cukup" kata Minho. Chan benar-benar gemas melihat mulut penuh itu sambil berbicara.

"Jika di rumah aku pasti sudah mencium mu sayang" bisik Chan. Minho terkekeh mendengarnya.

"Kau nanti kan ulang tahun ya, kita rayakan ya" kata Chan. Minho menggeleng, dia sudah besar kenapa isi seperti itu kan malu.

"Tidak, di rumah saja atau makan saja di luar" kata Minho. Chan terkekeh sudah diduga pasti dia menolak.




"Minho itu kau?" Tanya Chan saat melihat Minho makan mie cup sendirian di meja makan.

"Iya aku lapar sekali" katanya. Chan mendekat dan membuka mulutnya, Minho langsung memasukannya ke dalam mulut Chan.

"Kenapa tidak membangunkan aku?" Tanya Chan sambil menarik kursi dan duduk di samping Minho.

"Aku kasihan, kau tidur sangat lelap soalnya" kata Minho, Chan lalu mencium pipi penuh Minho. Semakin lama dia semakin gembul saja.

"Kau ada merasakan sesuatu?" Tanya Chan. Minho diam saat itu sambil menggeleng.

"Baiklah kalau begitu" katanya.






"Minho nanti tunggu aku di restoran X ya jam 7 malam kita makan di sana bersama setelah aku pulang dari rumah sakit" jelas Chan lewat telepon.

MY POSESIF PERSON [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang