BAB XVIII

1.1K 89 4
                                    

Saat sampai di rumah sakit, sakit perut Minho semakin keras, dia sampai tidak bisa jalan lagi dan hanya tidur saja.

"Sebentar ya Minho, mereka masih menyiapkan ruangan opersi" kata Chan, Minho hanya mengangguk sambil menutup mata dan mengatur napasnya.

"Istri anda dok?" Tanya perawat itu saat melihat Minho dan alat CTG yang terpasang di perutnya.

"Iya" jawab Chan sambil mengusap rambut Minho.

"Dia sangat kuat menahan rasa sakit, kontraksinya sangat bagus tapi dia hanya diam saja. Tak seperti pasien lain yang sudah akan berteriak di ambang rasa sakit ini" jelasnya. Chan mengangguk, dia tahu Minho adalah orang yang sangat kuat.

 Chan mengangguk, dia tahu Minho adalah orang yang sangat kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masih lama Chan?" Tanya Minho lagi. Chan menggeleng pelan.

"Kau tidak kuat ya?" Tanyanya.

"Bukan begitu, tapi sepertinya dia ingin keluar" katanya Minho sambil memegang perutnya.

"Dok sudah siap" kata seseorang pada Chan. Minho mengangguk pelan, dia kemudian di bawa ke dalam ruangan.

"Dokter X di mana? Saat ini aku tidak bisa mengambil operasinya" kata Chan.

"Sudah di dalam, dia tahu anda harus jadi pendamping istri anda" katanya. Minho hanya melihat Chan saat itu, kini tubuhnya dari perut samping kaki tidak berada apapun.

"Apa masih lama?" Tanya Minho. Chan menggeleng sambil memegang tangan Minho. Tak lama kemudian suara tangisan bayi terdengar hal itu membuat Minho menjadi sangat terharu.

"Mereka ada dia?" Tanya Minho mendengar dua bayi itu menangis.

"Iya kita punya anak kembar" kata Chan sambil mencium kening Minho.




***

Minho nampak kelelahan mengurus kedua bayinya itu. Seperti biasa Chan sibuk dengan pekerjaannya. Apalagi operasi Obgyn akhir-akhir meningkat pesat.

"Minho ayo makan" suara itu terdengar jelas di telinganya. Tapi dia hanya diam dan terlelap di ranjang ukuran king size itu dengan kedua bayi lucunya.

Karena diacuhkan Chan lalu masuk ke kamar mereka. Dia benar-benar gemas melihat ketiga kesayangannya itu tidur.

"Ayo bangun Min" kata Chan berusaha membangunkan sang istri cantik. Minho menggeleng dan semakin memeluk guling itu.

"Makan dulu" katanya sambil menyentil pipi Minho. Melihat Minho seperti itu membuat Chan menjadi gemas, dia memasukan satu tangannya ke dalam kaos si manis lalu tiba-tiba memencet putingnyanya.

"Aduh" gumam Minho tersentak langsung bangun.

"Ayo makan dulu, nanti kau sakit" kata Chan. Minho meregangkan tubuhnya dan menatap ke pria itu.

"Lepaskan dulu tangan mu" kata Minho dengan mata yang masih menyipit itu. Bukannya melepaskannya Chan malah semakin nakal, dia terus memencetnya berulangkali.

"Kau akhir-akhir ini semakin menggemaskan sayang" kata Chan sambil mencium Minho berlangkali. Si manis terkekeh dan dia mengalungkan kedua tangannya ke leher pria itu dan mereka mulai berciuman.



"Kau tidak kerja?" Tanya Minho melihat pria itu bermain dengan kedua anak mereka.

"Aku mengambil cuti selama seminggu" katanya. Minho mengangguk dan pergi.

"Minho selagi aku di rumah, kau istirahat ya. Aku tidak mau kau sakit karena kewalahan mengurus anak kita" gumam Chan.

"Iya sayang iya" kata Minho, Chan terkekeh mendengar itu. Baru pertama kalinya dia mendengar Chan memanggilnya dengan sebutan sayang.



***


🔞


"Sudah?" Tanya Chan setelah Minho selesai memberikan minum pada kedua anaknya. Sambil merapikan diri Minho mengangguk dan menatap mereka.

"Mereka menggemaskan sama seperti mu" kata Chan berusaha menggoda sang istri.

"Iya aku tahu" kata Minho tak mau kalah. Chan lalu memindahkan mereka ke boks mereka.

"Kita harus tidur nyenyak" kata Chan sembari membawa Minho ke pelukannya. Si manis pun juga tidak keberatan dengan itu.

Seketika malam itu hening, keduanya masih terbangun sambil berpelukan.

"Apa masih sakit?" Tanya Chan kemudian. Minho terlihat kebingungan tapi tiba-tiba dia merona.

"Aku belum coba" katanya. Chan terkekeh mendengar itu.

"Mau aku coba?" Tanyanya. Minho mengangguk dan menurunkan celana belakangnya.

"Pelan-pelan ya" kata Minho saat tangan Chan mulai meraba bokong mulus miliknya.

"Sakit?" Tanya Chan saat memasukan dua jari ke sana. Minho memejamkan matanya sambil meremas kaos yang dipakai Chan.

"Ahh tidak" katanya. Chan lalu melepaskannya dan Minho terengah-engah seketika.

"Sebaiknya kita tidur" kata Chan berusaha mempermainkan pria manis itu. Minho yang sudah terangsang karena dirinya nampak kesal.

"Tidak jadi?" Tanya Minho. Chan menggeleng sambil menutup matanya. Minho menghela napas dan bangun berusaha mengeluarkannya sendiri di kamar mandi.

Tapi Chan langsung menahannya dan kembali membawa Minho ke pelukannya.

"Kau sangat ingin ya" kata Chan sambil menciumi leher si manis.

"Bukan begitu, tadi karena kau masuk aku jadi terangsang" katanya malu-malu. Chan mengangguk dan dia melihat bibir pria manis itu sambil membuka piyama yang dipakai oleh Minho.

"Ahh apa yang kau lakukan ahh?" Tanya Minho saat Chan menyesap putingnya.

"Dulu benda ini milik ku, tapi sekarang aku harus berbagi dengan mereka" kata Chan. Minho terkekeh mendengarnya, kadang ucapan Chan terdengar gila menurutnya.

Beberapa bulan tak pernah melakukan itu, kini mereka berdua melepaskan semua merinduannya.

"Ahh ya lagih di sana" kata Minho sambil meremas rambut Chan. Pria Bang itu lalu semakin mendorong dan menggenjot lebih dalam sambil memainkan puting si manis.

"Ahh Chan" desahan itu terdengar  dengan seksi, karena Minho mendesah sambil berbisik.

"Semoga mereka tidur nyenyak sampai pagi, agar kita bisa bermain sepuasnya" kata Chan. Minho hanya mengangguk dan menikmati semua sentuhan yang diberikan oleh sang dominan.

"Aku mau ke luar" kata Minho. Tiba-tiba Chan terdiam sesaat.

"Minho aku tidak pakai kondom" katanya tiba-tiba baru ingat. Hal itu membuat Minho jadi panik dan berusaha melepaskan diri dari Chan.

"Chan akuhh tidak mau hamil lagi, kasihan mereka" kata Minho sambil menatap mata Chan. Karena ini benar-benar nikmat, Chan jadi tidak tega melepaskannya begitu saja.

"Ya tidak masalah, kita lanjut saja. Besok aku akan berikan kau pil agar tidak hamil lagi" katanya. Tak berselang lama, Minho merasakan pria itu menumpahkan cairannya di dalam diri Minho.

"Perut ku hangat rasanya" kata si manis sambil terengah-engah. Chan kembali menyatukan bibir mereka dan Minho pun menyusul Chan.

"Chan kau keras lagi" kata Minho yang merasakan dirinya semakin sesak.

"Aku sangat merindukan momen ini, jadi kita nikmati malam ini ya" katanya dan mereka melanjutkan beberapa ronde.


TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

MY POSESIF PERSON [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang