BAB III

1.3K 138 6
                                    

Minho dengan mata berkaca-kaca menatap pria yang berada di atasnya itu. Tatapan mereka bertemu, Hyunjin melumat bibir Minho dengan lembut dan seksual.



***

Minho merasakan sesuatu melingkar di pinggangnya. Saat membuka mata ternyata dia sudah ada di kamar Hyunjin.

"Kakak sudah sadar" gumam pria itu pada si manis. Minho lalu melihat jam, saat itu sudah pukul 5 pagi.

"Aku harus pergi" kata Minho dengan seluruh kekuatan yang dia miliki bangun dari sana, tapi Hyunjin langsung menangkap dirinya.

"Kakak tunggu" kata pria itu. Karena kejadian malam tadi, Minho jadi takut dengan Hyunjin.

"Apa yang sakit? Aku akan mengobati mu" kata pria itu. Minho langsung menggeleng dan kembali menangis.

"Tuan tolong jangan lakukan itu lagi, saya benar-benar sangat sakit hati" kata Minho. Jika bukan saja Hyunjin membantunya kuliah mungkin Minho akan melaporkannya ke polisi.

"Aku mohon, jangan marah kak" kata Hyunjin sambil memeluk pria manis itu dari belakang.

Hyunjin lalu membalikan tubuh Minho berhadapan dengannya. Tiba-tiba dia mencium bibir si manis singkat.

"Kau percaya pada ku kan?" Tanya Hyunjin. Mendapat perlakukan itu seketika membuat Minho merasa lebih tenang. Apalagi saat Hyunjin melubat bibirnya dengan lembut seketika Minho melupakan semuanya.


***

"Minho sssttt, hati-hati jangan sampai ibu dan Kakak tahu" kata pria itu sambil menggandeng tangan Minho ke kamarnya. Ya mereka sering melakukan itu sekarang.

Tiap minggu Hyunjin pasti meminta jatah kepada Minho, karena tidak punya pilihan Minho pun hanya bisa menurut saja walaupun sebenarnya dia terpaksa.

"Kita lakukan dua ronde saja malam ini" katanya sambil melepaskan celana Minho.

"Tapi aku kesakitan, kemarin kan sudah" kata pria itu. Hyunjin menggeleng dan memasukan gel itu ke lubang Minho, Minho merasa aneh sekali.

"Kau berani menolak ku ya?" Tanya Hyunjin, mendengar ancaman itu membuat Minho menjadi pasrah dan menurut saja.


Beberapa bulan setelah itu, semester baru pun di mulai. Minho saat itu sudah mulai kuliah seperti biasanya.

"Minho wajah mu pucat, kau kenapa?" Felix yang merupakan teman sekilas Minho. Minho menggeleng menjawabnya, mungkin ini karena dia terus muntah dan tidak nafsu makan beberapa minggu belakangan ini.

"Ayo ke fakultas kedokteran, ada dokter di sana. Kita bisa meminta obat untuk mu" kata pria itu pada Minho. Si manis pun mengangguk dan pergi ke sana.

Minho melihat beberapa orang yang memakai jas putih berlalu lalang di sana. Benar-benar sangat bagus gedung itu.

Saat Minho melewati sebuah kelas, tak sengaja dia melihat seorang yang memakai jas putih tengah mengajar di sana.

"Bukankah dia Tuan Chan?" Tanya pria manis itu menoleh ke dalam kelas. Entah kenapa tiba-tiba pria itu menatap Minho.

Minho langsung membuang muka dan mengejar Felix.

"Dia ternyata seorang dokter dan dosen, bisa-bisanya aku tidak tahu. Padahal hampir satu tahun aku tinggal di rumahnya" gumam Minho.

Minho merasa lega setelah Minum obat yang diberikan oleh dokter tadi. Sebelum  Hyunjin datang, dia memutuskan untuk bergegas pulang.

"Tuan Chan" gumam Minho saat tak sengaja berpapasan dengan pria itu. Minho tersenyum tipis padanya tapi Chan hanya diam dan melaluinya.

Semakin lama Minho semakin kurus dan terus saja muntah. Obat yang diberikan dokter waktu itu tidak mempan sama sekali.

"Aku sebenarnya kenapa?" Tanya Minho sambil berkaca-kaca. Mendengar Minho muntah-muntah membuat Felix  menjadi cemas.

"Minho kau tidak apa kan?" Tanya pria itu dari luar. Minho hanya mengangguk pelan dan menjawab singkat dari dalam sana.

Dokter terlihat terkejut saat memeriksa Minho. Hal itu membuat kedua orang itu menjadi panik.

"Kau hamil" katanya. Felix dan Hyunjin terkejut mendengarnya.

"Kenapa bisa?" Gumam Felix sambil melihat ke arah Minho. Minho nampak membuang muka saat itu, tiba-tiba matanya berkaca-kaca.

Berita kehamilan Minho menjadi viral dengan waktu cepat. Karena itu dia terus di rundung di kelas saat kuliah.

"Kau kami drop out Minho" Minho hanya bisa menahan tangisannya saat itu juga. Seketika hidupnya terasa hancur berkeping-keping.

"Kami sudah menghubungi ibu mu, jadi mulai sekarang kau tidak usah kuliah lagi di sini" kata pria itu.

"Minho" suara itu membuat Minho menangis, sang ibu berlari dan langsung memeluk anaknya. Minho menghamburkan dirinya pada sang ibu sambil menangis.

"Kenapa ini bisa terjadi pada mu? Ibu sudah katakan kan kau harus rajin belajar tapi kenapa kau mengecewakan ibu?" Tanya wanita itu sambil menangis.

Minho lalu menceritakan semuanya pada sang ibu dari awal sampai akhir.

"Ibu akan katakan kepada nyonya" kata wanita itu. Minho terbelakak dan langsung menggeleng pelan.

"Aku sudah mendengar semuanya, Minho apa benar yang menghamili mu Hyunjin?" Tanya wanita itu pada Minho. Si manis mengangguk sambil menunduk.

"Ibu bukan aku" kata Hyunjin tiba-tiba mengelak. Mendengar itu Minho langsung mendongkakan kepalanya.

"Hyunjin aku tidak menyuruh mu bicara" kata sang ibu.

"Nyonya tolong berikan kami keadilan, jika tahu seperti ini saya tidak akan mengajak Minho ke sini" kata ibu Minho sambil memegang bahu Minho.

"Ada apa ini?" Gumam Chan tiba-tiba datang dengan jas putih dokternya. Sang ibu lalu menjelasksn semuanya.

"Ohh ya selesaikan saja" kata Chan kemudian dia naik ke lantai dua.

"Hai! Kau melakukan ini pada Minho? Ayo mengaku sebelum aku menghukum mu" kata sang ibu pada Hyunjin. Hanya ada mereka di sana.

"Ibu kenapa kau menuduh ku?" Tanya Hyunjin lagi.

"Aku sudah merasa aneh, saat kau selalu memaksa Minho untuk berangkat dengan mu" katanya.

"Baiklah aku mengaku" katanya. Tiba-tiba tanparan itu dia dapatkan dari sang ibu.

"Teganya kau, kau menghancurkan hidupnya" kata wanita itu.

"Dia memang tidak pantas kuliah, dia seorang pembantu" katanya. Mendengar anaknya mengatakan itu membuat wanita itu menjadi sedih.

"Kau harus tanggung jawab, nikahi dia" katanya.

"Aku sama sekali tidak suka dia, jangan paksa aku" katanya.

"Tapi kau melakukan itu?" Tanya wanita itu.

"Aku hanya ingin, daripada aku penyewa wanita panggilan lebih baik dengan dia" katanya.

"Tanggung jawab, jika tidak aku akan" gumam wanita itu.

"Aku tahu ibu yang membunuh ayah kan? " tiba-tiba pria itu mengatakan itu.

"Apa? Apa maksud mu?" Tanya wanita itu.

"Kau berselingkuh dengan orang lain, aku tahu siapa dia" kata Hyunjin lagi. Wanita itu langsung terdiam mendengarnya.

"Jika Kak Chan tahu, dia pasti akan semakin membenci ibu" gumam pria itu. Wanita itu lalu terdiam dan menatap sang anak.

"Kau membuat ayah bunuh diri, sebenarnya ayah tidak meninggal karena serangan jantung" jelas Hyunjin.

"Jangan paksa aku, aku sudah lelah dengan ibu. Menyusul ayah sepertinya lebih menyenangkan" jelasnya.





TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

MY POSESIF PERSON [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang