BAB XIV

1.2K 110 14
                                    

"Aku tidak mau melakukannya, sebaiknya kau bersama orang lain. Bukan yang bermasalah seperti ku" kata Minho.

"Siapa yang mengatakan itu? Kau tidak bermasalah di mata ku" kata Chan berusaha meyakinkan Minho.

"Tidak bisa, pokoknya aku tidak mau" kata Minho.

"Kau tega membuang ku, Minho jujur saja aku sudah jatuh cinta pada mu. Kau tega meninggalkan cinta ku hah?" Tanya Chan lagi. Minho nampak menangis mendengar itu.

"Sudah aku tidak mau membahas tentang perceraian, kita tidak akan pernah pisah" kata Chan. Dia lalu naik ke ranjang dan memeluk pria itu dengan erat.


Minho mengangguk menjawab semua pertanyaan dari polisi, Hyunjin saat ini sementara di penjaga oleh mereka.

Setelah selesai memberikan saksi, Chan keluar dari sana sambil menggandeng tangan pria manis itu.

"Kau lapar?" Tanya Chan sambil mengusap bahu Minho. Tapi pria manis itu menggeleng pelan.

"Mau ikut aku ke suatu tempat?" Tanya pria itu pada Minho.

Chan mengajak pria manis itu ke pemakanan ayahnya. Hampir dua tahun pria Bang itu tidak pernah berziarah ke sana.

"Ayo taruh bunganya di sana' kata Chan. Minho kemudian menaruh bucket itu di depan batu nisan milik ayah Chan.

"Ayah aku datang"

"Dulu aku datang sendiri, tapi sekarang aku datang membawa menantu ayah" katanya.

"Ini dia, namanya Lee Minho, dia anak bibi Lee pembantu kita. Dia cantik, manis dan sangat penurut. Sampai si brengsek Hyunjin pun gila karenanya" lanjutnya lagi.

"Sekarang sudah ada Minho, aku jadi tidak sendirian lagi. Dia selalu membawakan ku bekal saat bekerja dan menunggu ku sepulang kerja. Walaupun dia sering menangis tapi dia tetap cantik dan lucu" katanya, Minho tersenyum mendengar itu bisa-bisanya dia tersenggol dengan halus.

"Maaf aku belum membawa cucu sekarang, mungkin tahun depan aku akan membawa cucu ayah ke sini. Aku sudah rutin tapi belum jadi. Lain kali aku akan bekerja keras ayah. Doakan kami di alam sana ayah. Tolong jaga Minho ya, jauhkan dia dari pria brengsek bernafsu seperti anak kedua mu" jelas Chan.

Minho ingin terkekeh, tapi di pemakaman dia tidak boleh melakukannya.

"Sudah Minho, ayo beri salam ke ayah mertua mu" kata Chan.

"Ayah mertua, Tuan Bang aku berharap bisa bercerai dengan anak mu" katanya.

"Dia bohong ayah, dia hanya malu. Aku tahu dia itu juga mencintai aku" omelnya.

"Huh Percuma aku menyuruh mu bicara, ayo pulang" kata Chan sambil menarik tangan Minho.






***




Beberapa bulan setelah itu, Minho terlihat mulai terlihat lebih baik dan mulai kembali ceria.

Mereka juga mulai dekat dan terus mesra jika di rumah.

"Ayo cium" kata Chan pada si manis. Minho menggeleng dan tidak peduli.

"Kau selalu memerintah ku" katanya. Chan mengangguk lalu dia membawa pria manis itu ke pangkuannya.

"Oh jadi begitu ya Nyonya Bang?" Tanya Chan sambil mengarahkan wajah Minho ke bibirnya.

"Kau selalu membuat ku basah" katanya kesal. Chan seketika tersenyum.

"Jadi kau sudah basah? Coba aku cek" katanya sambil menurunkan celana belakang Minho.

"Hai! Bukan yang itu. Tapi wajahku" katanya. Minho seketika merona saat itu.

"Kita basahi yang ini dulu bagaimana?" Tanya Chan menggodanya, Minho membuang muka saat itu. Tapi bukan Chan namanya kalau tidak nakal.

"Apa aku perlu bermain dengan adik kecil mu?" Tanya Chan mengarahkan wajahnya ke sana. Minho langsung mendorong pria itu.

"Kau dokter tapi mesum, kau tahu kan itu tidak baik" kata Minho. Chan terkekeh mendengarnya.

"Mesum dengan istri tidak masalah, lagipula kita kan sehat tidak ada penyakit menular jadi sejauh ini aman" katanya.

"Tidak usah melakukan itu, kalau kau minta saja dengan benar" katanya lagi. Chan lalu mendekatkan Minho padanya.

"Jadi begitu ya? Hmm sangat menggemaskan istri ku ini" katanya. Chan mengangguk dan memberikan beberapa kecupan ke bibir Minho.

"Ahhh kau" kata Minho saat Chan meremas bokongnya.

"Aku tidak melakukan apapun" katanya. Seketika Chan merasakan kepunyaan Minho menegang.

"Aku tahu kau juga sudah tidak sabar" katanya. Chan lalu melepaskan celana pendek Minho dan punyanya.

🔞

"Kau masukan sendiri" kata Chan sambil terlentang dan Minho di atasnya.

"Kenapa?" Tanya Chan.

"Agar kau bisa atur sendiri kecepatan dan masuknya" kata Chan. Minho menurut dan berusaha memasukannya ke dalam sana.

"Nghh ahhh sulit hh" desahnya saat benda itu masuk. Chan hanya tersenyum mendengar itu.

"Perlu bantuan?" Tanya Chan, Minho masih berusaha masuk. Hampir setengah jalan.

"Sudah kan Chan ahh?" Katanya sambil menatap pria itu. Chan mengangguk dan memegang pinggang Minho.

"Nghhh aahh" Minho tersentak saat Chan mendorong masuk ke dalam dengan cepat.

"Ahh Chan ahh penuh, ini terlalu dalam ahh" kata Minho terengah-engah.

"Ayo gerakan Minho" kata Chan. Chan masih menahan tangannya di pinggang Minho, pria manis itu berusaha bergerak. Tapi tiap bergerak dia mendesah.

"Susah, kau saja ahh" katanya. Chan kemudian duduk dan menaikan baju Minho.

"Nghh kau menyesapnya juga huh" Minho menggeliat saat Chan menyesap putingnya.

"Aku mau keluar" katanya. Chan mengangguk dan perutnya basah karena cairan Minho.

"Maaf ya" kata Minho. Chan mengangguk dan menidurkan Minho ke  sofa.

"Ahhh Chan nghh" Minho mendesah saat pria itu menggenjot lubangnya dengan seksual. Suara desahan itu memenuhi ruang tahu.

"Katakan bagaimana rasanya ah" kata Chan.

"Nghh gila, ini sangat nikmat" katanya. Chan semakin bersemangat karena itu.

"Hah hah sudah ya?" Tanya Minho saat merasakan cairan hangat itu di dalam sana.

"Siapa yang mengatakan itu sayang?" Kata Chan sambil memeluknya dan membuat kiss mark di leher Minho.

"Kau merasakan sesuatu sayang?" Tanya Chan lagi.

"Punya mu ahh mengeras lagihh" desah Minho. Chan lalu kembali menggempur lubang sang istri dengan penuh cinta sampai pada keduanya lelah.

"Ayo tidur" kata Chan sambil memeluk sang istri.









TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

MY POSESIF PERSON [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang