Pukul 2 dini hari, seperti biasa Jihyo pasti akan bangun dengan sendirinya, seperti sudah di setting Jihyo akan bangun tepat pukul 2.
Jihyo menatap lembut wajah suaminya yang sedang tertidur lelap, dia tersenyum kecil Yoongi begitu menggemaskan ketika sedang tidur. Jihyo merubah posisi tidurnya matanya menatap langit-langit dinding kamar diam sejenak lalu menghela napas berat memejamkan mata mencoba membuang semua rasa kalut yang ada dibenak dan pikirannya.
Jihyo benci jika sudah seperti ini. Terkadang dia ingin dilahirkan sebagai Park Jihyo yang biasa saja, jika boleh diulang dia ingin hidup menjadi manusia biasa atau bahkan sangat biasa. Jihyo berandai-andai, bagaimana rasanya hidup sebagai manusia biasa yang dapat melakulan apapun yang diinginkannya, bersekolah disekolah pada umumnya, kuliah menikmati conta monyet, bekerja kantoran lalu jatuh cinta dengan teman sekantor, kencan romantis dimanapun dan kapanpun, lalu menikah punya anak dan hidup bahagia tanpa gangguan dan ancaman dari siapapun.
Tanpa sadar air mata Jihyo mengalir lembut, Jihyo sangat menginginkan kehidupan seperti itu. Dia melirik Yoongi lalu berandai tentang Yoongi, seandainya Yoongi bukan super star pasti akan lebih sangat menyenangkan. Jihyo ingin Yoongi menjadi teman sekantornya yang juga menjadi kekasihnya, setiap pulang kantor bisa langsung berkencan, makan malam di warung tenda berdua, naik bus sambil tertawa bersama, merencanakan tentang pernikahan, diskusi tentang nama anak, diskusi pola asuh orang tua.
Air mata Jihyo makin deras membuatnya sesak dan sesegukan. Jihyo tidak bisa menahan lagi. Dia memilih bangun dan menjauh dari Yoongi.
***
Kau itu bukan tipe min Yoongi! Harusnya kau berkaca!
Kau pasti yang mengejar Min Yoongi, Yoongi mana mungkin mau dengan orang sepertimu.
Yoongi menikah denganmu pasti karena terpaksa. Yoongi pasti kasihan dengamu!
Berkacalah Park Jihyo, kau bukan apa-apa! Kau ini siapa? Sadar dirilah!
Kenapa kau tidak mati saja Park Jihyo, kau sungguh merepotkan Min Yoongi!
Kau pikir kau cantik?
Enyahlah dari kehidupan Min Yoongi!
Perusak! Benalu! Sunguh tidak tahu malu
"Kau sedang memasak?" Jihyo tersentak kaget dengan suara Yoongi yang entah kapan datang dan tiba-tiba sudah didekatnya.
"Tidak, aku sedang mandi. Ini masih pagi Min Yoongi jangan membuat pertanyaan konyol." Yoongi tersenyum lalu memeluk pinggang Jihyo dari belakang.
"Aku sedang memegang pisau Yoon." Ucap Jihyo tapi Yoongi menulikan telinganya.
"Hyo, aku mencintaimu." Yoongi berbisik tepat ditelinga Jihyo. Jangan tanya Jihyo sekarang bagaiamana. Walaupun sudah berjuta kali Min Yoongi mengatakan itu, darah Jihyo akan selalu berdesir saat Yoongi mangatakan lagi dan lagi.
"Sangat mencintaimu." Sambung Yoongi.
"Hyo." Panggil Yoongi lembut.
"Eumm." sahut Jihyo yang berusaha untuk tenang.
"Aku mencintaimu." Ucap Yoongi lagi. Yoongi sedang mode romantis.
"Ya aku tahu, kau sudah mengatakan itu berjuta-juta kali Min Yoongi." Balas Jihyo santai.
"Kau salah nyonya Min, aku mengatakan itu sudah milyaran kali."
"Ya sampai aku bosan mendengarnya." Canda Jihyo. Yoongi terkekeh geli, dia tahu kalau Jihyo bercanda, dan dia tahu kalau Jihyo pasti sedang berbunga-bunga.