Part 28 - Kesalahpahaman? -

7 2 2
                                    

.
.
Happy Reading

"Awalnya saling menggenggam tapi kenapa harus saling melepaskan?".

---------

Anindya menatap kedua manusia di depannya, di meja ujung Cafe sana terdapat Axsel yang sedang berbincang serius dengan Intan entah apa yang tengah di bicarakan karna jarak yang terlalu jauh membuat Anindya tak bisa mendengar nya.

Namun kejanggalan terjadi, Intan berdiri lalu menampar Axsel setelah nya dia pergi dengan air matanya. Sedang kan Axsel cowok itu masih diam di tempat nya sambil menunduk dalam.

Hati kecilnya menyuruh untuk menghampiri Axsel namun kaki dan pikiran nya tak begitu sama seperti hatinya membuat Anindya memilih diam.

Terlihat Axsel mengacak rambut nya prustasi sebelum dia mengetikkan sesuatu dari layar ponsel tak lama dari itu deringan ponsel berasal dari Anindya membuat Anindya menatap pesan dari Axsel.

Boleh bicara? Ada yang perlu gue lurusin.

Itulah pesan singkat dari Axsel, namun Anindya hanya membacanya tak berniat membalas. Pikirannya berkelana kemana mana, apalagi yang ganjal nya selama beberapa Minggu kebelakang Axsel juga Intan begitu dekat terus kenapa mereka tiba tiba saja bertengkar, dan yang paling anehnya kenapa Axsel mengirim pesan? Apa yang harus dilurusin?

Drettttt.....

Mata Anindya menatap lama panggilan dari Axsel tak lama dari itu ia mengangkat nya.

Terdengar suara helaan nafas berat dari Axsel.

"Gue mau bicara sama Lo Nin, penting. Bisakan? Gue mau ngelurusin kesalahpahaman selama ini, Lo ada waktu kan?".

"Maksudnya?".

"Gue mau bicara tentang hubungan kita Nin".

Tujuh kata tersebut membuat Anindya tersenyum miris, bahkan tanpa sadar mata nya memanas. Mengeratkan pegangan ponselnya sebagai rasa pelampiasan. Pikirannya bertanya kenapa baru sekarang?

Disaat ia sudah membuang rasa, Axsel malah mengungkitnya. Disaat ia melupakan nya, Axsel malah mengingatkan nya.

"Sorry. Gue ada urusan mendadak".

Tut...

Anindya mematikan panggilan tersebut secara sepihak, menghapus air mata nya yang meluncur dengan kasar. "Bego banget gue nangisin cowok bajingan".

Anindya pergi dari Cafe tersebut melalui pintu belakang, duduk di Halte Bus dengan pandangan lurus.

"Ehh ada cewek culun". Celetuk seseorang membuat Anindya mendongkak tak lama mata nya melebar saat tak menyadari keberadaan Varo. Laki laki itu memamerkan senyum remeh nya, membuat rasa kesalnya berlipat ganda.

"Gimana? Meskipun tanpa info sampah Lo, gue tetep bisakan nemuin Zella".

Pernyataan tersebut membuat Anindya diam, dia menatap tajam Varo yang menatap nya remeh.

"Mmmm... Dan beberapa hari kedepan, hari tunangan gue bakal terjadi".

"Diem Lo bangsat, cuma cowok cupu yang sukanya mengancam cewek, gue jamin setelah ini hidup Lo ngak bakalan tenang". Ucap Anindya langsung berdiri, tersenyum lebar seolah meremehkan balik pada Varo.

Varo mengepalkan tangannya. "Bukan kah kebalik?".

Anindya tertawa kecil, memainkan ujung rambut panjang nya yang di kucir satu. "Gue tunggu semua kejutan Lo. Tapi Lo harus siap siap aja dapet hadiah spesial dari gue di hari pertunangan Lo".

AnindyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang