Part 25 - Fakta Di Balik Rencana Tunangan -

4 2 1
                                    

.
.
Happy Reading

"Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Cobaan yang di berikan pun selalu ada jalan untuk keluar nya".

-------

PERPUSTAKAAN

Tempat banyaknya buku bukuan, tak banyak juga orang yang datang ke sini. Perpus salah satu ruangan yang tak di boleh kan berbincang dengan keras, harus sunyi, pelan, tenang agar orang orang yang baca tak merasa terusik.

"Pantesan Lo cabut jadi guru pembimbing gue Sel. Ternyata Lo milih jadi guru pembimbing nya Intan". Ucap Anindya dalam hati. Wajahnya terlihat marah juga sendu, melihat bagaimana teliti nya Axsel menjelaskan pelajaran pada Intan membuat ia panas dingin.

Tentu ia cemburu, gimana pun rasa suka pada Axsel masih ada.

Terlebih seminggu yang lalu, Axsel bicara dengan Bu Kumala bahwa dia tak ingin jadi guru pembimbing Anindya karna ingin fokus dengan perlombaan basket.

Semuanya bulshit.

Lihat, kata nya gamau jadi guru pembimbing tapi apa yang dia lakukan pada Intan?

Anindya ngak sebodoh itu loh!

Anindya mengepalkan tangannya saat tangan Axsel mengusap puncak kepala Intan dengan begitu lembut nya. Anindya tersenyum miris, dia langsung kembali bersembunyi di balik rak, air mata nya langsung luruh.

Dada nya begitu sesak meski terlihat sederhana apa yang dilakukan Axsel. Tapi tetap saja, Axsel masa lalunya.

Anindya menggeleng kepala nya. Menghapus air mata nya dengan kasar. Tak seharusnya ia bersikap begini, jangan sampai harapan muncul di hatinya. Harapan yang hanya berakhir dengan kesia-an.

Anindya merogoh ponsel seketika matanya melotot ketika ada pesan dari Zella bahwa dia akan segera melangsungkan pertunangan. Dengan siapa? Ini terlalu dadakan menurut nya.

Zella

Dya, 2 Minggu lagi gue tunangan☹️

Anindya menutup mulutnya terkejut, meskipun ia baru mengenal seminggu dengan Zella. Ia tak habis pikir dengan siapa calonnya? Bahkan Zella pun tak pernah cerita. Tapi anehnya emoji yang di gunakan Zella dengan emoji sedih membuat Anindya bingung.

What? Sama siapa?

Anindya pindah ke kontak lain, kontak Papa nya.

Papa🥰

Anindya, Mama mu masih marah. Kamu maklumi yah, Mamamu masih mau di Swiss. Kalo Mama sudah tenang, Papa sama Mama bakalan pulang.
Jangan merasa bersalah yah😊😊
Jaga diri kamu baik baik yah, jaga juga adikmu itu..

Iya pah
Papa juga
Aku ngak bermaksud kayak gitu ke Mama:)
Jaga Mama Pah🥰

Anindya keluar dari aplikasi chat. Menghela nafas panjang. Mama nya sungguh marah besar sampai pergi ke Swiss untuk menenangkan dirinya. Tanpa di cegah air mata nya kembali lolos namun Anindya buru buru menghapus nya.

Ia akan buktikan bahwa dirinya akan jadi anak impian Mama. Bagaimana pun Anindya benci dengan situasi begitu. Perasaan bersalah selalu muncul.

****

Anindya membereskan peralatan Sekolah nya. Hari ini ia full masuk ke semua pelajaran. Rasanya ia senang sekali, baru kali ini ia belajar sepenuhnya. Meski rasa kantuk selalu menyerangnya. Tapi tak papa, yang penting ia sudah berusaha.

AnindyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang