Part 16 - Masalah Baru, Hukuman Datang -

5 3 0
                                    

.
.
Happy Reading

"Entah mengapa, Hidup terasa berat. Merasa di kekang dengan jiwa yang suka berkeliaran, bagaimana aku bisa mengendalikan nya?".

ANINDYA sudah di obati, dia benar benar ke RS. Kata Dokter tak ada luka serius, tapi Anindya terus mengeluh bahwa badannya remuk. Tapi ucapan Dokter bahwa tak ada yang perlu di khawatir kan tidak di percayai oleh Anindya.

Andai saja kalian tahu, sampai di RS. Badannya langsung terasa sakit, tapi kenapa kerasa nya baru sekarang? Ngak pas jatuh di Motor.

Seperti sekarang, Dokter yang menangani Anindya pamit pergi buru buru dengan alasan ada pasien lain padahal entahlah, Dokter tersebut kesal menghadapi Anindya yang susah di beri tahu. Tak mungkin jika pengamatan Dokter salah.

"Badan gue sakit sakit Can. Asli, ngak boong. Lo sih..". Ucap Anindya sambil menatap Candra tajam. Sedangkan laki laki itu hanya memutar bola mata malas menghadapi Anindya yang terdengar manja?

Ah ia tak percaya.

Mana sikap pemberani nya?

Bukan hanya Dokter saja yang kesal, Candra juga kesal karna mulut nya tak bisa diem. Terus cerocos membuat Candra ingin menyumpalnya.

"Pinggang gue juga kayak mau encok anjir. Belum juga tua udah encok". Ocehannya tak ada diamnya. Memang sifat Mama sedikit ada turunan ke diri nya.

"OMG... Mamaaaa". Pekik Anindya saat mengingat Mama nya. Ia sudah pasrah jika harus menerima hukuman lagi. Habis lah, mana handphone nya rusak karna di Mall lagian rusaknya juga gara gara suara Mama yang sangat indah tak tertandingi.

"Ishhh, lama lama deket sama Lo bikin gue pusing tahu". Timpal Candra yang sudah kesal sendiri di tempat. Mau pulang tapi anak itu yang ia kagumi tak mengizinkan nya pulang karna katanya harus tanggung jawab kalo pulang berarti Anindya akan melaporkan kasus ini ke pihak berwajib.

Bisa saja Candra tak nurut mengingat ia bisa mengatasi nya dengan uang. Biasalah orang kaya. Tapi, Perempuan menyusahkan ini terus mengeluh membuat dia sedikit iba.

Ia jadi berpikir ulang bahwa apakah benar ia mengagumi cewek menyusahkan dan menyebalkan ini?

"Can Can Can. Gimana ini? Jam berapa? Jam berapa?". Desak Anindya sibuk sambil menggoyangkan tangan Candra agar menjawab nya.

"Itu bego ada jam dinding". Kesal Candra membuat Anindya mengalihkan pandangannya ke jam seketika matanya langsung melotot bahwa sudah jam 2 pagi. Ahhhh, pasrah sudah.

"Astaga. Gue yakin bakalan dapet hukuman berat". Lirih Anindya namun masih bisa di dengar oleh Candra membuat Candra mengerutkan keningnya. Saat akan bertanya, Anindya lebih dulu lari ke luar ruangan membuat Candra meneriaki nama nya bahwa  pagi nanti saja pulang nya.

"Tasyaaa, nanti aja pulang nya. Males di jalan".

"Bego Lo, mau gue dapet hukuman makin berat? Karna ngak pulang semaleman?". Ucap Anindya terdengar membentak membuat Candra sedikit tertawa karna ulah Anindya yang sedikit lucu ketika raut nya panik.

"Anterin cepetan". Panggil nya lagi.

"Enggak".

Anindya memandang Candra kesal, kalo saja uangnya tak habis mungkin ia bisa menaiki Taksi tapi ini? Ia habis semua karna di Mall tadi, apalagi membeli baju ini.

"Candra!".

"Jadi cewek ada lembut lembut nya kek". Cibir Candra melipat kedua tangannya di dada. Bermain sedikit dengan Anindya apa boleh kan? Apalagi melihat rautnya yang super panik dan kecampur kesal membuat Candra jadi gencar.

AnindyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang