Part 19 - Sakit Perut Plus Sakit Hati -

5 2 1
                                    

.
.
Happy Reading

"Sakit perut tak seberapa tapi jauh lebih sakit nya hati kecil ku yang berteriak tanpa mampu ku bertahan, berkali kali aku terbang tapi lebih berkali kali aku jatuh dengan rasa sakit".

ANINDYA berdiri di depan Kantin Sekolah. Iya bener, sekarang dirinya kembali Sekolah seperti biasa. Namun miris nya ia tak jadi ke Kantin, kalian tahu? Di sana ada pacarnya ah ralat mantan pacarnya yang sedang semeja dengan Intan. Mana deket banget sama pintu.

Dalam diri Anindya memang sudah panas dingin, melihat bagaimana Intan tertawa serasa jiwa cemburu nya keluar.

Anindya mengibaskan tangannya di udara. Kenapa panas ya?

Mau masuk tapi yah gitu, bimbang aja. Yang ada nanti malas sakit hati.

Dengan perasaan dongkol, Anindya memutuskan pergi. Percuma nanti makan di Kantin, yang ada matanya bakalan jelalatan sama Axsel. Dari pada noreh luka mending ke cari tempat nyaman dan aman.

Tujuan Anindya adalah WARJUNG. Sudah lama juga ia tak mengunjungi tempat itu. Dengan beralatan kursi untuk manjat akhirnya ia bisa menginjakkan kaki di WARJUNG.

Terlihat banyak yang mengunjungi nya, bahkan sebagian dari mereka ada yang menyapa dirinya. Ia tahu, teman dirinya kebanyakan cowok.

"Ehhhh bro, kemana aja lu?". Tanya laki laki terbilang urakan, ganteng sih. Sebut aja namanya Elvan. Orang yang bahwasannya selalu serius.

"Ngelonte". Jawab Anindya ngawur.

Elvan langsung berdiri, menggeleng kan kepalanya yang terlihat seperti tidak percaya akan apa yang di ucap kan Anindya. "Astagfirullah, yang bener ah? Lo cewek Nin, jangan ngawur deh".

"Emang". Anindya langsung duduk di salah satu kursi.

"Tapi bener Lo ngelon--".

"Shuttttttt...". Anindya menyuruhnya diam membuat Elvan berdecak.

"Pasam mie kuah nya pake bumbu pedas satu. Kalo bisa yang pedes!". Teriak Anindya membuat Pasam mengacungkan jempol.

Setelah menunggu beberapa menit, mie nya sudah datang. Namun yang menjadi Anindya kecewa, mie nya terlihat tak pedas. Dengan perasaan dan pikiran masih tertuju pada dua makhluk tadi di kantin. Anindya menambah banyak sambel cabe ke mangkuk nya, kesal. Ia kesal akan mereka.

Meskipun dirinya sudah tak punya lagi hubungan. Tapi kan dirinya masih menganggap itu berlaku. Axsel seenaknya nempel sama perempuan lain apalagi Intan.

Mana si Intan kegatelan banget, ngak si Arhan ngak si Axsel bebet semua nya. Nah bencong juga bebet tuh.

"Astagfirullah ANINNNNN. Lo punya masalah apa sih?". Pekik Elvan membuat Anindya terkejut bukan main bahkan sambel pada mangkuk pun masih keluar dari tempat sambel. Dengan segera Anindya menyimpan kembali sambel. Lalu mengaduk ngaduk mie yang sudah banjir akan sambel.

Saat akan memasukkan mie pada mulutnya tiba tiba saja Elvan meraih sendok yang akan masuk ke mulut membuat Anindya menatap tajam Elvan.

"Otak Lo udah gila hah? Ganti sama yang baru".

Dengan tatapan tajam, Anindya merebut kembali sendok dan mangkok berisi mie. Tanpa ba-bi-bu ia memakannya membuat Elvan yang kalah telak menatap horor.

"Anin Lo mau sakit perut hah?".

"Lo ngak sayang lambung?".

"Woyyy, sadar elah".

Mie yang berisi sedikit lagi langsung di rebut Elvan. Kucuran keringat di pelipis nya juga merah di wajahnya sudah membuktikan bahwa dia sudah menahan pedas.

AnindyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang