Part 7 - Hanya Teman Atau Pacar? -

7 5 0
                                    

.

Happy Reading

"Sebuah hubungan teman atau pacar berbeda, pacar adalah dua insan yang memiliki rasa satu sama lain, sedangkan teman? Jalinan rasa kasih yang tak melibatkan perasaan. Tapi bukankah sebuah rasa muncul antara pertemuan lalu pertemanan?".

"IHHHHH... Rezaaaaa". Greget Anindya ketika ikat rambutnya di bawa oleh Reza. Lagi tenang tenangnya tidur, eh rambut nya serasa ditarik. Dan Reza menarik ikat rambutnya membuat rambut Anindya terurai bebas. Anindya kesal jika jail Reza kumat, bikin emosi aja. Ngak Arhan ngak Reza semuanya sama. Demen banget bikin dirinya esmosi.

Reza menjunjung tinggi ikat rambut hitam Anindya membuat Anindya sedikit sulit menggapainya. Padahal tinggi badannya tak begitu jauh, emang dasarnya orang bangun tidur agak linglung gimana gitu.

"Rezz, siniin ihh. Mau tidur lagi gue". Lirih Anindya dengan tangan menggosok matanya.

"Kebo lo". Cibir Reza membuat Anindya memutar bola mata malas.

"Emang. Terus masalah buat lo?".

"Masalah".

"Hilih. Hidup hidup gue, udah ahh. Sinii". Tangan Anindya terbuka di udara mengisyaratkan agar ikat rambutnya di kembalikan namun bukan ikat rambut yang ia dapatkan malah tangan Reza membuat Anindya menarik paksa tangannya, menatap Reza tajam.

"Gue butuh ikat rambut, bukan tangan lo".

"Iya iya bawelll. Sini biar gue yang iketin". Anindya menurut. Anindya membelakangi Reza agar laki laki itu mengikat kembali rambut nya.

"Nin?".

"Apaan sih?".

"Santai Nin. Gue mau nanya?".

"Apa?".

"Misal yah, kalo seseorang punya perasaan lebih pada cewek, tapi dia nya ngak peka. Orang itu harus gimana?". Ucap Reza terselip makna.

"Yahh nyatain lah, tanya dulu dia suka apa enggak, apa susah nya coba". Ucap Anindya tanpa curiga. Lagian Anindya tak perduli, ia anti mengurusi kehidupan orang lain kalo kehidupan dirinya juga masih berantakan.

"Tapi yah, si cowoknya ngak berani takut di tolak".

"Gimana sih.Cowok itu harus gentle. Kalo si cowok nyatain perasaanya pada si Cewek nanti si cewek bakalan mikir. Dah lah dia bakalan mikir kayak gini 'oh jadi si dia suka ama gue bla bla bla' untuk terima apa enggaknya sih itu hak si cewek".

Reza mengangguk dengan senyum penuh arti. Ikatannya sudah rapi membuat Anindya kembali lagi ke bangku setelah mengucapkan terima kasih dia melanjutkan tidurnya.

Apa yang di ucapkan Anindya membuat Reza sedikit ada rasa senang. Apa ia harus melakukannya? Tapi terkadang Reza takut kalo dirinya di tolak. Mungkin waktunya belum pas juga kan.

****

Arhan tersenyum manis pada seorang siswi (adkel), senyum manis itu mampu membuat rona pipi nya terlihat, baru saja senyumnya sudah melelehkan. Dia juga tak menyangka bahwa Arhan masih punya keberanian mendatanginya lagi saat aksi pas upacaranya saat itu gagal.

Intan tersenyum balik, dia menunggu Arhan menghampiri nya. Takut ada yang mau di bicara-in.

"Ada apa?". Tanya Intan pada Arhan, seolah senyuman manis nya tak akan luntur membuat Intan mengalihkan pandangannya kemana saja asalkan tidak ke wajah Arhan.

"Udah lama nggak ketemu, padahal kan satu Sekolah". Ucapnya namun Intan hanya tersenyum kecil sebagai jawaban.

"Emangnya ada apa?".

AnindyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang