Part 24 - Singapura -

6 2 1
                                    

.
.
Happy Reading

"Lambat laun Lo juga bakal ketemu sama Varo Zell".

- by Anindya -

------

Shttt... Awwww... Pelan pelan...

Anindya terus meringis saat luka nya di obati oleh Zella. Di wajah nya banyak babak belur bahkan luka di keningnya yang baru kering kembali kebuka semuanya gara gara musuh Zella. Bahkan tubuhnya sekarang mendadak pegal karena pukulan balok kayu.

"Gimana sih kalo punya musuh tuh jangan libatin gue". Ketus Anindya. Bagaimana pun ia hampir saja habis jika tak bisa mengendarai Mobil tadi. Ia juga hampir menabrak tukang beja karena saking tegangnya. Untung nya dia baik baik saja.

"Heh, Lo salahin gue?".

"Sadar diri dong!". Ucap Anindya masih kesal.

Zella memutar bola mata malas, dengan kesal dia menekan kan kapas tersebut di samping bibir Anindya membuat Anindya meringis keras, namun tanpa bersalahnya Zella langsung berdiri meninggalkan diri nya.

"Heh Lo mau kemana? Obatin gue!". Pekik Anindya.

"Obatin sendiri. Males gue". Ucapnya sebelum Zella menghilang dari balik pintu.

Anindya memang menemui Zella ke Apart nya, Apart khusus untuk dia. Bahkan saking khusus nya. Letak Apart ini terpelosok sampai Anindya tadi bingung.

Anindya mengobati wajahnya sendiri. Zella bersikap acuh padahal semua ini salah dia. Kalo saja Anindya memberitahukan keberadaan Zella, ia yakin Zella sekarang mungkin sudah tak bebas. Bukannya terima kasih coba!

Setelah mengobati lukanya. Anindya menyenderkan punggungnya ke sandaran sofa. Tak lama Zella kembali muncul membawa minuman berwarna oranye dan menyimpan nya di meja. "Sorry. Gue ngak bermaksud buat nyelakain Lo".

"Yayayya. Lagian udah terlanjur babak belur".

"Eh tapi gue kagum loh sama Lo". Ucap Zella dengan wajah berbinar membuat Anindya menaikan alisnya.

"Lo bisa lawan mereka. Di tonjok juga Lo ngak langsung pingsan. Top lah bela diri lo... Lo belajar dari mana?".

"Enggak sih. Gue pernah dipaksa buat olahraga sama Mama dan di situ Mama gue ngajarin meski gue males sih tapi ilmunya malah kepake".

Zella mengangguk singkat. Bibirnya tersenyum simpul.

"Udah ah. Gue mau balik ke Sekolah. Nanti di omel lagi sama bokap nyokap gue". Ucap Anindya berdiri namun tak lama Zella mencegah nya.

"Diri Lo masih bahaya Dya, jangan nekat deh".

"Ngak takut gue modelan kayak gitu. Tenang gue punya teman yang 11 12 lah sama gue, mereka bisa sprekuensi. Gue baik baik aja, gue ngak mungkin terus ngehindar. Lambat laun Lo juga bakal ketemu sama mereka Zel". Ucap Anindya tanpa di cegah kembali, Anindya hilang dari pandangan Zella.

Zella menghela nafas panjang. "Ya benar Dya. Gue ngak boleh ngehindar tapi gue belum siap".

****

"OMGGG! TASYA LO KENAPA? BABAK BELUR KAYAK GINI? PERASAAN SEBELUM NYA CUMA KENING DEHH". Pekik heboh Chaca sambil memeriksa wajah Anindya. Membuat Anindya memundurkan wajah Chaca yang begitu dekat dengan wajahnya bahkan air nya muncrat ke wajah.

"Ck, biasa aja kali ngomong nya!".

"GIMANA MAU BIASA TASYA. MUKA CANTIK LO BABAK BELUR, ASTAGFIRULLAH KENAPA LAGI TAS---".

AnindyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang