2

3.1K 106 0
                                    

Jaemin melangkahkan kakinya ke arah kamar si bungsu,yang dia tahu dari salah satu maid di sini.Dengan gugup Jaemin mengetuk pintunya.Dua,tiga ketukkan masih tidak ada respon.Jaemin bingung,apa yang harus dilakukannya,cukup lama dia berdiri di depan pintu kamar Jeno.Dengan sedikit keberanian,Jaemin meraih knop lalu menariknya.

ceklek!

Pintu itu ternyata tidak dikunci dan berhasil terbuka,namun tidak memperlihatkan ciri - ciri sang pemiliknya ada di sana.Jaemin menutup kembali pintu itu dan memutuskan untuk ke kamar Mark.

Jaemin melenggang sambil membawa nampan,di atasnya terdapat minuman satu berwarna merah muda dan satu lagi putih.Jaemin kembali menarik nafasnya saat sampai di depan pintu kamar Mark.Beberapa kali tangannya mengayun di udara namun kembali diurungkannya.Jaemin melirik pada dua minuman yang di bawanya lalu kembali fokus pada pintu di depannya.

Tok!

Tok!

Tok!

Jaemin akhirnya mengetuk juga pintu itu dan menunggu responnya.

Ceklek

"whats wrong?",

Pintu terbuka dan muncullah seorang pria bermata bulat dengan alir camar,terlihat arogan ditambah lagi dengan suara dinginnya.

"maaf,saya mengantarkan ini...",Jaemin menyodorkan nampannya kepada Mark.

Mark mengambil itu dari tangan Jaemin,namun masih menatap curiga.

"kenapa kau yang mengantarkannya?",Mark heran kenapa orang ini yang mengantarkannya bukan momynya.

"saya disuruh oleh momy untuk membuatkan ini,maaf jika rasanya tidak enak...",Jaemin masih tersenyum manis,padahal hatinya sangat gugup bertatapan dengan netra tajam itu.

"oh",Mark hanya merespon singkat dan mengangguk.

Merasa tidak ada lagi urusannya,Jaemin sedikit membungkuk untuk pamit pergi.

"tunggu...",

Jaemin menghentikan langkahnya dan kembali berbalik saat pria itu memanggilnya.

"makasih",

Jaemin tersenyum lebar saat mendengar Mark yang sedikit menghargai pekerjaannya.Cukup lama mereka bertatapan dan diputuskan lebih dulu oleh Jaemin.Dia tidak sanggup dengan detak jantungnya semakin bertalu dan lebih memilih untuk cepat - cepat pergi dari sana.

Mark mengulum senyum saat melihat Jaemin yang lucu ketika malu - malu.Dia masih memandangi punggung sempit itu sebelum akhirnya hilang saat Jaemin yang juga masuk ke dalam kamarnya.Kamar Jaemin terletak di antara kamarnya dan kamar Jeno namun berseberangan.

Mark menutup pintu kamarnya dan melihat Jeno yang sedang baringan di atas ranjang sambil memainkan ponselnya.

"Jen,itu susu mu...",Mark menaruh nampannya di atas nakas di kamarnya.

Jeno melirik sekilas ke arah yang dimaksud oleh hyungnya,lalu kembali fokus pada ponselnya.

"cicipi dulu...,itu bukan buatan momy",

Jeno mendudukkan dirinya saat mendengar kalimat Mark.Ini pertama kali momynya tidak membuatkannya susu dan lebih parahnya lagi malah menyuruh orang lain.

"momy kenapa?...,lalu ini buatan siapa?",Jeno bertanya pada hyungnya yang terlihat senyum - senyum sendiri.

"menurut mu ?",Mark malah bertanya balik pada adiknya.

"jangan bilang si kelinci itu ??",

"siapa lagi",Mark terlihat biasa saja.

"what??",Jeno semakin membolakan mata sipitnya lalu menatap ogah pada susu kesukaannya.

SEKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang