17

1.4K 80 33
                                    

Mark tertegun, langkahnya terhenti. Melihat Jaemin yang begitu anggun dengan penampilan sederhananya. Cahaya sang luna menerpa wajah indah, membuatnya terlihat seperti seorang malaikat di tengah gulita.

Mark berjalan pelan tanpa berkedip pada sosok cantik yang sepertinya tidak menyadari kedatangannya.

"maaf membuat mu menunggu?",

Jaemin menoleh, senyum indah merekah sempurna. Begitu pandai membuat seorang Mark terpesona.

Cup.

Jaemin memejamkan mata saat Mark menyentuhnya dengan sebuah kecupan ringan di kening.

"bagaimana hari mu di sini, baby?", Mark menyampirkan surai Jaemin yang sedikit menutupi matanya.

"menyenangkan!. Rumah hyung sangat indah, Nana suka berkeliling di kebunnya...",

Jaemin begitu berbinar, membuat Mark sangat gemas padanya.

Mark mengelus lembut pipi bulat Jaemin yang selalu melebar karena senyuman manisnya.

Jaemin memegang tangan Mark yang mengelusi pipinya, "hyung terlihat lelah, ayo duduk dulu!. Nana telah menyiapkan sedikit cemilan...",

Jaemin menuntun Mark untuk duduk di tikar bersamanya. Tadi pagi dia merengek pada Mark untuk diantarkan ke sini sehingga membuatnya punya kesempatan menyiapkan cake dan teh.

Mark melepas jasnya sembari memandangi Jaemin yang begitu cekatan menyeduhkan secangkir teh untuknya.

"Jangan memandangi ku seperti itu...", Jaemin menyuguhkan teh yang telah dia seduhkan pada Mark. Sengaja menampilkan senyuman menggoda, rupanya dia menyadari tatapan Mark yang tidak berkedip padanya.

Mark dibuat terpaku, terasa kelu untuk melantunkan bualan manis yang menjadi andalan. Dia hanya bisa mengagumi dan berteriak di dalam hati betapa indah sosok di hadapannya ini.

"cincinnya terlihat indah di jari mu...",

Jaemin sedikit mengangkat tangan dan memandangi jari manisnya yang dilingkari cincin itu.

"cincin mahal, tentu saja terlihat cantik",

"bukan begitu..., Aku suka kau memakainya",

Lagi-lagi Jaemin tersenyum, seperti sengaja menaburkan Mark ekstasi.

"jika kau terus tersenyum seperti itu, berarti kau berjanji tidak akan pernah meninggalkan ku!",

Jaemin tersentak.

"maksud mu?",

"jika kau pergi, kemana aku harus mencari mu?. Aku tidak akan melihat mu lagi dan aku akan mati kecanduan",

Jaemin diam hingga membuat Mark merasa salah akan ucapannya.

"aku hanya bercanda. Kau tidak akan pergi kemana-mana karena aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi!",

"jangan berbicara seperti itu, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan",

Netra Mark menghujam tajam, memandang curiga pada Jaemin.

"hyung..., kita ke sini untuk menghabiskan malam bersama!. Tatapan mu sungguh membuat ku takut", Jaemin memancing hal lain untuk mengalihkan suasana yang terasa sangat canggung.

Mark meneguk ludah kasar. Jaemin menatap sayu dengan wajah sedikit merengek. Beberapa kali juga terlihat menggigit bibir bawah seperti seorang sugar baby yang ketakutan menerima hukuman dari sugar daddynya.

"Jangan menggoda ku seperti itu Jaemin!. Asal kau tahu aku selalu ingin menerkam mu setiap saat",

Bisikkan Mark membuat Jaemin merinding. Darahnya berdesir, sekujur tubuh terasa panas.

"eunghh hyuunghh...", Jaemin melenguh saat bibir Mark menelusuri dan meniup pelan leher jenjangnya.

SEKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang