3

2.5K 89 0
                                    

"huh...",

Jaemin menghempaskan tubuhnya di atas sofa.Seharian ini dia menghambiskan waktu dengan membantu pekerjaan para maid.Dia bahkan juga membantu mengurus kebun mawar Taeyong yang sangat luas.Jaemin juga telah selesai memasak untuk makan malam nanti.

Jaemin memejamkan matanya untuk memanilisir rasa lelahnya.Jujur,Jaemin sangat senang melakukannya sehingga membuatnya tidak menyadari hari yang telah sore.


















Jeno pulang dengan raut wajah yang kurang mengenakkan.Sepertinya di kantor ada yang mengganggu pikirannya.Jeno melonggarkan dasinya yang terasa mencekiknya seharian ini.

Jeno menatap lurus dan dingin tanpa mempedulikan para maid yang membungkuk hormat padanya.Saat akan melewati sofa di dekat ruang tamu,Dia menghentikan langkahnya.Jeno memandangi wajah cantik yang sedang terlelap.Kelopak indah dengan bulu lentik itu terpejam damai sehingga juga mempengaruhi suasana hatinya.

Jeno menghampiri Jaemin untuk menatap lebih dekat.Dia meneguk salivanya saat memandangi dari jarak yang sangat dekat.Jeno mengangkat tangannya untuk menyentuh pipi  Jaemin.Lembut dan halus,sehingga membuat Jeno enggan untuk menarik tangannya kembali.Jari - jari besar itu bergerak perlahan menuju titik fokus jeno yang sebenarnya.Dia mengusap sensual benda kenyal yang sedikit terbuka itu sehingga membuatnya berfantasi liar.

"eungh...",

Sentuhan Jeno membuat Jaemin terganggu dan perlahan membuka matanya.Dia terkejut saat melihat putra kedua Taeyong yang sedang menatap lekat padanya.Bahkan di antara mereka hanya terpaut jarak beberapa centi.

Melihat Jaemin yang gugup,membuat Jeno menggeser tubuhnya sedikit menjauh.

"maaf menganggu tidur mu",Jeno merasa canggung berada di situasi seperti ini bersama Jaemin.

"ahh...",Jaemin mengusap tengkuknya tidak tahu untuk ngomong apa.

"tidak apa - apa Jeno",Jaemin tersenyum kikuk.

"lain kali jangan tidur di sofa....,itu akan membuat tulang mu sakit",Jeno beranjak dari duduknya kemudian berlalu pergi meninggalkan Jaemin yang mematung karena ucapannya.

Perhatian kecil Jeno membuat jantung Jaemin bekerja dua kali lebih cepat.Jaemin menepuk - nepuk pipinya untuk menyadarkan dirinya.


















Tok!

Tok!

Tok!

Jaemin mengetuk pintu kamar Jeno.Tangannya kembali membawa talenan tapi kali ini di atasnya teh chamomile.Habis mandi Jaemin memutuskan untuk membuatkan minuman itu karena dia tahu wajah lelah Jeno sehabis pulang kerja tadi.Dia mencoba untuk membuatkan minuman yang menyegarkan dan menenangkan.

ceklek.

Jeno membukakan pintu kamarnya dan kaget saat tahu Jaemin di depan kamarnya.Jeno menautkan alisnya menatap heran pada Jaemin.Sebenarnya Jaemin jauh lebih terkejut karena Jeno keluar dengan hanya memakai handuk di pinggangnya.Tubuh kekar Jeno terekspos nyata di depannya.Pipi Jaemin memerah karena tidak terpikir sebelumnya akan melihat pemandangan seperti ini.

"ahh maaf menganggu mu...,ini aku membuat teh chamomile untuk mu",Jaemin tersenyum ceria.

"aku tidak suka teh",masih mempertahankan wajah dinginnya.

"tapi ini sehat dan bisa menenangkan pikiran",Jaemin kali ini tidak terlalu gugup dengan raut dingin Jeno karena dia tahu sebenarnya pria di hadapannya ini tidak sepenuhnya buruk.

"ya sudah...,taruh di sana",Jeno membuka pintu kamarnya lebih lebar dan mempersilahkan Jaemin masuk untuk menaruh minumannya.Mungkin dia akan mencobanya untuk menuruti permintaan kelinci cerewet ini.

SEKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang