13

1.4K 52 12
                                    

Jeno melangkahkan kaki memasuki mansion megahnya.Menenteng jaket kulitnya dengan kaos yang digulung bagian sebelah lengannya sehingga memperlihatkan lengan berbisepnya.Ditambah lagi dengan rambut yang sengaja diacak-acak oleh sang empunya sungguh menggambarkan suasana hati Jung Jeno saat ini.

Si tampan berjalan menuju dapur untuk membasahi tenggorokkannya yang terasa sangat kering.Sisa-sisa alcohol terasa panas karena diminum terlalu banyak olehnya tadi.Mengabaikan dua sosok lain yang duduk di meja makan dan menatap lekat padanya.

“eh Jen…,ayo sini makan dulu!”,Mark mengajak adiknya untuk bergabung makan bersama mereka.

Jeno meneguk rakus seglas air putih di tangannya kemudian berlalu pergi tanpa menghiraukan hyungnya.

Jaemin menatap bingung punggung Jeno yang semakin menjauh lalu beralih menatap Mark.

“hyung…,Jeno masih marah yah?”,Jaemin menatap Mark dengan tatapan sendu.

“entah lah…”,Mark menyudahi makannya dan segera beranjak dari sana untuk menyusul adiknya.

“Na,hyung ke atas.Kamu lanjutkan saja makannya,nanti susul hyung di kamar Jeno”,Mark mengusak rambut Jaemin singkat.

Mark segera bergegas menyusul Jeno.Dia merasa sedikit merasa bersalah karena kejadian tadi sore.Barangkali saja itu yang membuat adiknya menjadi seperti ini.

Mark memasuki kamar adiknya dan melihat Jeno yang baru keluar dari kamar mandi.Rambut basah membuat dirinya terlihat lebih segar.

Jeno melirik hyungnya sekilas lalu sibuk mengganti pakainnya.

“ekhem…”,Mark berdehem keras,sangat canggung karena sebelumnya belum pernah terlibat
dalam situasi ini.

“Jen…,hyung minta maaf.Kalau seperti ini hyung lebih memilih mengalah”,Mark mencoba mengatakan hal yang sangat berat itu baginya.Tenggorokkannya terasa tercekat begitu mengucapkan kata mengalah.

“maksud hyung?”,Jeno sedikit tertegun.Sekarang atensinya sudah sepenuhnya pada Mark.

“hyung tidak ingin hubungan darah kita retak hanya karena seorang Na…”,

“wait..!!”,Jeno memotong cepat ucapan hyungnya.Kali ini dia duduk di samping Mark untuk mencoba memahami lebih dalam maksud dari hyungnya itu.

“chh ha ha…”,Jeno tertawa sampai berguling-guling di atas ranjang mengabaikan tatapan heran dan sedikit kesal hyungnya.

“Jeno,hyung serius!”,Mark meninggikan suara sehingga membuat Jeno menghentikan tawanya.

“iya aku tahu hyung serius…,tapi lucu saja,haha”,Jeno masih cengengesan di depan hyungnya.

Mark menatap tajam dan rahangnya terlihat mengeras.

“sudah lah hyung…,lagian siapa sih yang bawa perasaan di sini.Atau memang hyung sudah terjebak dalam plan kita ini?”,kali Jeno yang menatap lekat hyungnya.

Mark terdiam,mencoba untuk mencerna ucapan Jeno.Sungguh ucapan Jeno yang terakhir menghantamnya telak.

“bagaimana hyung?”,raut Mark semakin tegang begitu pertanyaan Jeno semakin memepetkannya.

Sementara Jeno berusaha menahan tawa melihat ekspresi menegangkan hyungnya.

Mark mengetahui tatapan mengejek adiknya itu jadi cepat-cepat dia menetralkan ekspresinya seperti biasa.

“jangan terlalu serius hyung…,kita nikmati saja”,Jeno terlihat santai tanpa beban mengatakannya.

Sedangkan Mark masih terlihat memikirkan sesuatu.Kalau Jeno tidak ada masalah tentang itu,lalu kenapa adiknya itu terlihat menyimpan sesuatu darinya.Mark sudah sangat hafal bagaimana gerak-gerik dan penampilan dari adiknya itu.Penampilannya selalu mencerminkan suasana hatinya.

SEKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang