4

3.1K 98 2
                                    

"ekhem...",

Jeno berdehem untuk menarik atensi Jaemin yang tidak menyadari kedatangannya bersama Mark.Jaemin sibuk menata makanan di atas meja.

Jaemin menoleh dan tersenyum.Dipandanginya Mark dan Jeno yang masih berdiri namun menatap intens padanya.Entah kenapa,Jaemin merasa sedikit aneh.

"mungkin masakkan ku tidak seenak masakkannya momy Taeyong...,tapi semoga saja rasanya bersahabat di lidah kalian",Jaemin mencoba untuk mencairkan suasana.

Jeno dan Mark tidak menanggapi ucapan Jaemin.Mereka langsung duduk tetapi tatapannya tidak pernah putus dari Jaemin.Sehingga membuat sang empunya berpura - pura tidak menyadarinya saja.

Jaemin mengambilkan makanan untuk Jeno dan Mark sambil tetap berusaha mengabaikan tatapan intens dari kedua kakak beradik tersebut.

Jeno menatap lapar,namun bukan pada makanan di depannya tapi pada Jaemin.Setiap pergerakkan Jaemin membuatnya bergejolak di bawah sana.

Sementara Mark dari tadi sering meneguk air putih di gelasnya.Mark merasa gerah dan tenggorakkannya terasa kering jika menatap Jaemin lama.

Jemari mungil dan lentik Jaemin cekatan mengambil makanan,yang dari tadi menjadi pusat perhatian mereka.Entah apa yang mereka pikirkan,yang jelas sangat tidak pantas jika saat di meja makan.Otak mereka sudah dipenuhi pikiran kotor dan fantasi liar terhadap pria cantik di hadapannya.Bahkan Jeno sudah membayangkan bagaimana jari - jari lentik itu menyentuh dan memainkan miliknya.

Jaemin cepat - cepat menghabiskan makanannya.Sesekali dia juga melirik ke depan dan masih menemukan dua pasang mata yang tidak berkedip padanya.Bahkan makanan di depan mereka sama sekali belum tersentuh.Jaemin menjadi berpikir Jeno dan Mark tidak sudi untuk mencicipi makanan buatannya.

"maaf jika kalian tidak suka makanannya...,nanti aku akan meminta bibi Yun untuk memasak kembali",Jaemin mengambil piring di depan Jeno dan Mark namun tangannya ditahan.

"jangan...!,kami akan memakannya",

Jaemin duduk kembali dan menunggui Jeno dan Mark yang sedang makan.Jaemin telah menyelesaikan makannya,tetapi dia akan membereskan meja makan dan mencuci piring terlebih dahulu sebelum pergi.

"enak...",Mark memuji masakkan Jaemin.

Sedangkan Jeno terlihat tergesa - gesa menghabiskan makanannya seolah tidak sabar akan melakukan sesuatu setelah ini.

"Jaemin...,datanglah ke kamar ku nanti.Ada yang ingin aku bicarakan",Jeno telah menghabiskan makanannya lalu beranjak pergi dari sana.

Mark yang melihat Jeno sudah pergi,meneguk air minumnya dan menyudahi makannya lalu pergi menyusul Jeno.

Jaemin masih termenung,kepikiran perkataan Jeno barusan.Untuk apa Jeno menyuruh Jaemin datang ke kamarnya.Jujur saja Jaemin masih takut dengan kejadian sebelumnya di kamar Jeno.Bahkan sekarang jantungnya semakin berpacu saat mengingat bagaimana deru nafas berat Jeno menerpa leher jenjangnya.

Jaemin menggeleng dan menepis segala pikiran terburuknya.Mungkin saja kali ini Jeno ingin membicarakan suatu hal yang penting.Jadi Jaemin sekarang cepat - cepat menyelesaikan pekerjaannya karena tidak ingin membuat Jeno menunggu.

.

.

.

Sekarang Jaemin telah berada di kamar Jeno dan ternyata di sana juga ada Mark.Sudah 15 menit kurang lebih Jaemin di sini tetapi Jeno belum ada mengatakan apa pun.Dia hanya memandangi Jaemin dengan tatapan yang seakan menelanjangi.

Jaemin meneguk saliva untuk membasahi tenggorakkannya yang mendadak kering sejak masuk ke sini.Ingin rasanya Jaemin cepat - cepat keluar di sini.

"kalau tidak ada yang akan kau katakan...,aku akan keluar",Jaemin sudah tidak tahan dengan suasana canggung ini.

SEKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang