MD S2 📜 6

6.5K 346 102
                                    

Lovbie!
Jangan Lupa Follow Sebelum Baca.
Happy Reading!

📜📜📜

Mungkin sudah hampir sejam lebih lamannya Arine menghabiskan waktunya dengan terus memandangi wajah tampan suaminya selagi pria itu kini tengah tertidur, bahkan sampai jam yang kini sudah menunjukkan hampir pukul setengah sembilan pagi dan V masih...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin sudah hampir sejam lebih lamannya Arine menghabiskan waktunya dengan terus memandangi wajah tampan suaminya selagi pria itu kini tengah tertidur, bahkan sampai jam yang kini sudah menunjukkan hampir pukul setengah sembilan pagi dan V masih terlihat tertidur dengan begitu pulasnya.

Sampai pada L yang tadi pagi-pagi sekali sudah bangun terlebih dahulu dari tidurnya dan setelah itu ia langsung marah-marah karena menyadari dirinya yang tenrui tidur di tempat tidur bayinya, lalu langsung ingin menyerang pada sang ayah namun melihat bagaimana ibunya itu yang menggeleng padanya sambil tersenyum membuat L yang pada akhirnya luluh dan memilih mengalah.

Dokter Assel yang melihat sampai ikut tersenyum apalagi melihat bagaimana romantisnya pasangan suami istri di hadapannya ini, sampai membuat dokter Assel tidak konsen untuk mengecek kembali kondisi Arine dan juga kembali menggantikan infus Arine.

Arine yang melihat hanya memilih terdiam sambil menundukkan kepalanya karena malu, hingga pada akhirnya di dalam kamar itu kembali meninggalkan keduanya setelah tugas dokter Assel pamit karena sudah selesai mengecek kondisi Arine.

Posisi tidur yang saling berhadapan dengan tangan V yang memeluk begitu posesif pada pinggang istrinya membuat Arine sedikit merasakan gugup sedari awal dia bangun tidur tadi.

Karena bagaimana tidak gugup, Arine membuka mata dengan sayup-sayup dalam keadaan nyawa yang belum seimbang dan langsung mendapati wajah V yang berada di hadapannya yang membuat Arine tentunya kaget dengan kesadaran yang tidak percaya melihat bagaimana suaminya yang ia cari kini tengah berada di hadapannya.

Puas terus menatapi wajah suaminya Arine yang mulai meraksakan lapar dengan gerakan pelan mulai melepaskan pelukan V, namun baru saja Arine melepaskan tangan V dari pinggangnya dan belum sempat kembali meletakkannya di atas bantal V sudah kembali bergerak merengkuh pinggang Arine dan kembali membawanya masuk ke dalam pelukannya.

Arine yang meraksakan tentunya sempat terkejut sambil menahan sakit pada perutnya, dan V yang melihat raut wajah lain dari istrinya itu segera meralihkan tangannya mengusap lembut perut buncit Arine.

"Sakit?" tanya V dengan suara yang begitu lembut, membuat Arine langsung mendongak sambil menganggukkan kepalanya.

"Jangan terlalu banyak bergerak."

"Aku ingin menemui, Bunda dan Mamah."

"Kenapa tidak membangunkanku?"

Arine menggeleng pelan sambil memundurkan sedikit tubuhnya menjauh dari V.

"Jangan menghindariku, Sweetheart."

•Mafia Damaresh S2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang