Jangan lupa vote dan spam komen ya!
"Wah, apa ini? kau membagikan minuman gratis untuk semua orang?" Renjun menerima minuman itu dari Haechan.
"Lihatlah, ini seperti konspirasi jika Haechan bersikap dermawan." Jaemin menepun pundak Haechan dengan tangan kosong.
Haechan hanya menyeringai mendengar guruan dari teman-temannya. Ia lalu duduk di sebelah Renjun. Penutupan konser SM Town akan dilakukan beberapa saat lagi, tentulah mereka harus mengisi kembali energinya sebelum itu.
"Jeno," panggil Renjun ketika pria itu masuk kedalam ruangan.
"Hm?"
"Ada apa antara kau dan Karina sehabis permainan itu? kulihat, kalian keluar dari ruangan yang sama tadi," tanya Renjun.
"Wah... apakah sesuatu terjadi didalam sana?" Jaemin memberi senyuman jahil.
"Diamlah. Aku marah pada kalian. Terutama denganmu, Renjun." Jeno memelototi Renjun kesal.
"Apa? aku?" Renjun menunjuk dirinya sendiri.
"Jangan pura-pura lupa! Kau kan yang mendukungku untuk melakukan itu dengan Giselle?" Ujar Jeno kesal sambil berdecak marah.
"Eh, jangan salahkan aku saja. Salahkan Ningning juga dong yang mengusulkan ide gila itu lebih dulu. Aku kan hanya mendukungnya saja." Renjun berkata santai.
Jeno mendengus kasar. Ia lalu beralih memberi tatapan tajam untuk mangsa selanjutnya yaitu Jaemin. "Dan kau juga Jaemin, sama saja dengan dia."
"Eh, aku juga disalahkan nih?" Jaemin menatap heran.
Jeno tak menghiraukannya lagi. Ia lalu meneguk habis minumannya dan melemparnya ke tempat sampah.
"Intinya, hanya aku yang benar disini." Haechan mulai berlagak.
"Jangan sombong dulu, Chan. Siapa tahu, ternyata kau yang paling kurang ajar diantara kami," ujar Renjun.
Jaemin tertawa. "Dia? hahaha... mana mungkin, Ren."
"Eh, mungkin saja lho ternyata dibalik wajahnya yang polos ini tersimpan banyak rahasia," gurau Renjun.
***
Ningning mendengus kesal melihat ponsel Renjun yang ada di tangannya. Bagaimana mungkin Renjun bisa seceroboh itu meninggalkan ponsel di kamar mandi wanita? Ningning menggeleng-geleng dengan kelakuan pacarnya itu.
Ketika Ningning sudah hampir dekat dengan tujuannya, sesuatu tiba-tiba saja menabrak gadis itu yang sedaritadi terfokus pada handphone.
"Eh, Kak Winter? Kau sedang apa disekitar sini? Bukannya ini area untuk idol lelaki?" Ningning menatap Winter heran.
"Oh, itu, aku habis mengambil pesanan yang salah kirim tadi." Winter menunjukkan kantong makannya. Ningning melihat isinya sepintas.
"Berikan untukku juga, Kak! Hm... baunya sedaap," ucap Ningning antusias.
"Tidak."
Ningning mengerucutkan bibirnya. "Yasudah, kalau begitu aku pergi dulu,"
Mereka berdua kembali menuju tujuan masing-masing. Ketika Ningning sudah berada di depan ruang Renjun dan teman-temannya, ia mengetuk pintu namun tidak ada yang menjawab ataupun membukakan untuknya. Ia pun berinisiatif untuk langsung membuka pintu. Dan benar saja, ia melihat Renjun sedang tertawa-tawa dengan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
B(L)ACKSTAGE
FanfictionAda yang berusaha menutupi rahasia demi keadaan yang berjalan sesuai rencana. Ada yang berusaha menutupi rasa cinta demi karir yang melonjak sempurna. Ada juga yang berusaha menghibur orang lain tanpa tahu cara menghibur diri sendiri. Ini adalah sis...