°▪︎°▪︎
Malam itu di salah satu gedung tinggi Kota Seoul, ketiga gadis berkumpul diantara orang ramai dengan gaun mewah dan hiasan topeng mereka. Tentu saja Karina, Giselle dan Ningning tidak mengenali para tamu yang hadir. Mereka terlalu sulit untuk mengintip wajah dibalik topeng-topeng itu. Pesta ini sengaja diadakan bagi para artis yang ingin merasakan kebebasan. Karena malam itu, mereka bisa menjadi diri sendiri tanpa ada campur tangan agensi.
Tidak ada media atau wartawan yang hadir. Keamanannya pun dijaga dengan ketat. Hanya orang-orang yang memiliki tiket masuk yang bisa menikmati acara ini. Kebanyakan adalah artis-artis dari agensi besar. Ini benar-benar disebut sebagai pesta kebebasan.
Namun, mata ketiga gadis itu berusaha menangkap sesuatu. Mereka berharap seseorang yang mereka cari segera ditemukan. Entah bagaimana caranya, mereka harus mengenali Winter diantara orang-orang ini.
Karina sejak tadi hanya menggoyangkan gelasnya yang masih utuh. Lalu, ia menangkap tiga laki-laki berjas hitam menuju ke arahnya. Karina mengenali pin dasi laki-laki yang ditengah. Lelaki itu pasti Jeno Lee.
"Haechan." Giselle maju terlebih dulu. Ia mengenali Haechan dengan topeng yang diberikannya.
Lelaki yang satunya pun langsung memposisikan diri disamping Ningning. Tidak salah lagi, itu pasti Renjun.
Haechan menarik tangan Giselle membuatnya terpisah dari Karina dan Ningning. Haechan lalu berkata, "ayo kita cari tahu apakah Winter ada di pesta ini atau tidak."
Giselle mengangguk. Ia melambai kepada Karina dan Ningning lalu pergi menjauh. Haechan membawa mereka ke tengah ruangan dimana orang-orang sedang menikmati pesta dansa. Saat masuk ke lingkaran itu, Haechan otomatis memegang pinggang Giselle dan ikut menari mengikuti irama membuat Giselle sedikit terkejut.
Haechan membisikkan sesuatu, "perhatikanlah orang-orang ini. Winter suka berdansa saat pesta."
Giselle menuruti permintaan Haechan. Ia memperhatikan orang-orang bertopeng lainnya. Tidak ada satupun yang bisa ia kenali. Bagaimana ia bisa menemukan Winter ditengah hiruk pikuk pesta?
Seketika, kaki Giselle menginjak bagian atas sepatu Haechan. Ia tersentak lalu menatap Haechan dengan wajah meringis. Haechan justru tertawa kecil sambil sesekali memutar tubuh Giselle. Giselle pun berusaha mengikuti ketukan dengan baik sampai akhirnya ia tidak sengaja menabrak seseorang.
"Ah, maaf," ucap Giselle sambil melihat wanita itu sekilas.
Wanita itu terlihat terburu-buru sehingga ia hanya memberi respon singkat. Saat ia itu berbalik, Giselle bisa melihat jelas warna rambut yang menjuntai sepinggang. Giselle mengerutkan dahi lalu dan tanpa berpikir panjang, ia segera mengejar orang tersebut yang hampir hilang dari pandangannya. Langkahnya terlalu cepat tapi Giselle bisa menghentikannya tepat sebelum wanita itu benar-benar meninggalkan ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
B(L)ACKSTAGE
FanfictionAda yang berusaha menutupi rahasia demi keadaan yang berjalan sesuai rencana. Ada yang berusaha menutupi rasa cinta demi karir yang melonjak sempurna. Ada juga yang berusaha menghibur orang lain tanpa tahu cara menghibur diri sendiri. Ini adalah sis...