Winter menatap Jaemin dibalik layar ponselnya. Sebenarnya, ia tidak sedang bermain ponsel sejak tadi. Ia hanya memikirkan apa yang ada di dalam benaknya, begitu mengganggunya.
Jaemin masih memakan salad buah yang dibuatkan Winter. Ia bilang, itu makanan sehat yang selalu ingin ia makan tiap hari. Tentu saja Winter suka jika makanan yang ia buat dilahap Jaemin sampai habis. Tapi wajah Winter semuram pikirannya, ia tidak bisa lagi menunjukkan antusiasnya seperti biasa.
"Aduh aku lupa, Minjeong!"
"Apa?" Winter tergelak mendengar perkataan itu. Ia menatap Jaemin seolah pria itu telah membangunkannya dari mimpi panjang.
"Aku lupa menawarimu ini, malah kuhabiskan semuanya." Jaemin meringis, tawanya terdengar seperti rasa bersalah.
"Memang pernah kau menawariku salad itu? Biasanya juga kau makan sampai habis dihadapanku." Winter memutar bola matanya.
Jaemin menutup kotak salad yang sudah habis, menyingkirkan itu dari hadapannya. Lalu matanya memperhatikan Winter lamat-lamat.
"Pasti ada sesuatu yang mengganggumu. Kulihat wajahmu tidak secerah biasanya. Ada apa?"
Winter menurunkan tangannya dari dagu. Menarik napas dan mencoba berpikir sejenak. "Aku hanya tidak mengerti mengapa agensi tidak memperbolehkan kita muncul di publik secara gamblang."
"Pertanyaan macam apa itu, Nona Minjeong?" Jaemin tidak mengerti. Bukankah itu adalah peraturan mutlak untuk idol manapun? Kecuali jika mereka muncul sebagai rekan kerja.
"Maksudku, kau lihat jadwal Karina dan Jeno? Mereka akan tampil bersama di stage! Belum lagi Renjun dan Ningning yang diperbolehkan untuk challenge video bersama. Tapi kita? Meskipun aku dan kau berada dalam satu proyek lagu, bahkan tampil di panggung pun tidak ada, Na." Winter mengeluarkan semua keluhannya pada Jaemin.
"Artinya, kau ingin muncul denganku di publik? Oh Minjeong, coba pikirkanlah, mungkin agensi terlalu sulit untuk membiarkannya terjadi."
"Apa itu masuk akal bagimu? Jeno dan Karina—"
"Jeno dan Karina, mereka sama-sama leader dalam grup. Lalu, Ningning dan Renjun, mereka sama-sama berasal dari Cina. Dan untuk Haechan dan Giselle... eh, mereka juga tidak ada proyek untuk tampil di depan publik."
"Ya... itu benar. Tapi aku tidak terlalu peduli tentang itu. Aku hanya ingin kita mendapat kesempatan yang sama seperti Jeno dan Karina."
"Apa kau sangat terobsesi untuk bisa muncul bersamaku di depan publik, Minjeong?"
"Ya!"
"Kau tidak tahu Minjeong, banyak dari fans ku yang tidak menyukai aku bersamamu melebihi penggemar Jeno yang tidak menyukai Karina." Jaemin mengusap tangan Winter, menenangkannya.
Winter meneguk ice americano yang sudah hampir mencair. Ia mengalihkan pandang dari Jaemin.
"Winter, lihat aku. Kau tidak butuh semua itu. Kau tidak butuh semua validasi itu. Kau hanya butuh aku yang selalu bersamamu. Hanya itu." Tatapan Jaemin yang sendu berhasil meluluhkan hati Winter.
"Aku hanya... tidak suka jika kau digosipkan dengan wanita lain. Aku tidak tahan dengan isu itu. Ah maaf, tadi aku kekanak-kanakan sekali memintamu untuk muncul di publik bersamaku. Mungkin di lain kesempatan. Aku percaya agensiku akan selalu memanfaatkan hubungan antar artis ini demi uang." Winter tersenyum sedikit.
Jaemin menatapnya lega. Kadang sikap Winter yang kekanak-kanakan membuatnya semakin menyukai gadis itu. Dulu, Winter sempat protes karena rambutnya yang dibuat pendek terus oleh agensi. Tapi karena pengertian dari Jaemin lah, Winter bisa menerima itu dengan baik sampai saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
B(L)ACKSTAGE
FanfictionAda yang berusaha menutupi rahasia demi keadaan yang berjalan sesuai rencana. Ada yang berusaha menutupi rasa cinta demi karir yang melonjak sempurna. Ada juga yang berusaha menghibur orang lain tanpa tahu cara menghibur diri sendiri. Ini adalah sis...