2. Curiga

2.3K 176 6
                                    

"Minumlah." Jaemin memberikan minuman kaleng pada wanita yang sedang duduk sambil menyilangkan kakinya. Sepertinya, dia sedang terhanyut pada suara Chen yang ia saksikan lewat layar besar. Konser SM Town ini masih berjalan dan dia sudah selesai membawakan semua lagu dari album barunya. Kini giliran artis-artis lain yang tampil.

"Tidak, terimakasih," Ucap Winter tanpa menoleh pada pria itu.

Jaemin ikut duduk disampingnya. "Apa semua anggota Aespa bersikap dingin seperti ini? Jika para penggemarmu tahu, uh.. tidak baik nanti."

"Maksudmu," Winter menoleh pada Jaemin. "Ningning juga termasuk pada kategori yang kau sebut tadi? Kau belum dengar ya betapa cerewetnya anak itu?"

"Kasihan Renjun. Pasti sangat berat baginya mendengar temanmu itu selalu mengoceh seperti radio rusak." Jaemin pura-pura tertawa.

"Bisa diam tidak? aku tidak mau diganggu," Ujar Winter kesal lalu menjaga jarak dari pria itu.

"Pantas agensi memberimu nama Winter. Ternyata kelakuanmu sesuai dengan arti namanya." Jaemin tersenyum licik.

"Hei!" Satu pukulan mendarat di lengan Jaemin. Pria itu malah bertingkah seperti anak-anak yang kesal karena mainannya direbut. Winter tak menghiraukannya dan kembali menatap layar.

"Tapi, Minjeong..." Jaemin mendekat untuk memperjelas penglihatannya.

"Hm?"

"Kalungmu.. apakah memang begitu bentuknya? Rasanya, seperti ada yang hilang."

Winter meraba kalung yang dibicarakan Jaemin. "Apa segitunya kau memperhatikanku sampai detail sekecil ini pun kau ingat? Lihat, maniknya memang hanya 4 dan itu tertutupi oleh rambutku."

"Ah, begitu? Baiklah, aku akan mengingatnya."

"Untuk apa?"

"Selain dingin, ternyata kau juga tidak peka, ya? Aku menyukaimu, Minjeong. Apa kurang jelas?"

Winter mengusap dahinya sambil memandang Jaemin. "Hei, banyak pria yang sudah mengucapkan kalimat seperti itu padaku. Jika kutolak saja, bagaimana?"

"Aku tetap akan menyukaimu."

"Jika aku menjauh darimu?"

"Aku tetap akan menyukaimu."

"Jika aku menyukai orang lain?"

Jaemin mempersempit jarak diantara mereka membuat Winter refleks menghadap ke arahnya. "Apapun yang terjadi, aku akan membuatmu menyukaiku seperti aku menyukaimu sekarang."

Usaha Jaemin sepertinya belum berhasil meluluhkan keras kepala Winter. Gadis itu mendorongnya keras sampai terjatuh ke lantai.

"Sepertinya, kau harus tahu bahwa gadis yang coba kau dekati ini sedikit... apa ya? Susah untuk ditaklukan?" Suara itu muncul dari balik pintu. Ia memakai kaos pink yang sama seperti yang Winter pakai.

"Kau perlu bercermin, Karina. Temanku juga mengeluhkan hal yang sama tentangmu," ujar Jaemin sambil berusaha bangkit.

"Siapa yang menyukai Karina?" Winter kali ini penasaran dengan ucapan Jaemin.

"Kuberitahu jika hubungan kita sudah resmi."

Winter tampak kesal lalu menimpuk Jaemin dengan bantal.

"Teman-teman!" Giselle masuk ke ruangan itu diikuti Jeno Lee sambil membawa dua kantong ayam goreng. Karina terkejut melihat mereka berdua saja tanpa ditemani yang lain. Seketika Karina sedikit menjauh dari kedua orang itu agar rasa yang ia miliki tidak jatuh lebih dalam lagi.

Jaemin merasa semangatnya terisi kembali setelah menghirup aroma lezat yang tercium dari ayam goreng itu. Sementara itu, Winter lebih dulu merebut kantong yang dipegang Giselle untuk langsung memakan isinya. Perutnya belum terisi sejak penampilan tadi.

B(L)ACKSTAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang