pengantin baru

10 3 0
                                    

                       Selamat membaca

Acara pernikahan pun telah selesai pukul 8 malam, Safiyah dan Devano pergi ke kamarnya Safiyah untuk beristirahat.

Sesampainya di kamar Safiyah, mereka langsung masuk, dan melihat dekorasi yang telah di pasang di kamarnya Safiyah.

Sesampainya di kamar Safiyah, mereka langsung masuk, dan melihat dekorasi yang telah di pasang di kamarnya Safiyah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Safiyah pergi ke meja riasnya untuk menghapus make up dan melepas hijab nya.
Sedangkan Devano mengambil handuk untuk mandi.
Beberapa menit kemudian Devano sudah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada. Ia menghampiri Safiyah yang kesulitan membuka resleting belakang gaunnya.

Devano: " Sini biar saya bantu".

Safiyah melihat ke arah Devano kaget, Ia langsung menutup matanya sambil ber istighfar.

Devano: " Kenapa ditutup matanya?".

Safiyah: " kk k-knapa ga pake baju?".
Tanya Safiyah masih menutup matanya.

Devano terkekeh melihat ekspresi Safiyah.
" Saya kan habis mandi terus liat kamu kesusahan buka baju jadi saya bantuin kamu dulu. Lagian ngga dosa kan kamu istri saya".

Safiyah langsung memalingkan wajahnya
" Tapi ga biasa kak".

" Yaudah biasa in, sini kk bantu buka resleting nya. Tenang kakak ga bakal nyentuh kamu, sebelum persetujuan dari kamu". Ucap Devano

Safiyah mengangguk, setelah resleting nya kebuka ia melepaskan gaunnya. Safiyah memakai kaos pendek dengan celana selutut untuk Daleman gaunnya.

Setelah itu Safiyah langsung bergegas mengambil handuk dan ke kamar mandi. Devano yang melihat Safiyah malu ia tersenyum, lalu ia mengambil bajunya yang di koper.

Safiyah telah selesai dengan ritual mandi nya, ia keluar memakai baju tidur panjang dan hijab instan.
Lalu ia pergi ke meja riasnya untuk memakai skincare rutinnya. Terlihat disana Devano sedang duduk di atas kasur sedang memainkan laptop nya.

Setelah selesai memakai skincare rutinnya, Safiyah menghampiri Devano yang masih sibuk dengan laptopnya.

Safiyah: " eum kak, kita tidur bareng?".
Tanya safiyah ragu

Devano beralih menatap safiyah yang bertanya seperti itu. " Iya, kan kita suami istri". Jawab Devano.

Safiyah : " t-tapi". Lirih Safiyah

Devano tersenyum menatap safiyah.
" Saya tidak akan menyentuh kamu, sampai kamu mengizinkan, jika kamu tidak percaya saya akan tidur di bawah saja".
Devano tau, Safiyah pasti masih belum terbiasa dengannya. Ia ingin beranjak dari kasur tapi di cegah oleh Safiyah.

" Ehh jangan kak, di sini aja, aku percaya kok sama kakak" cegah Safiyah.

" Yasudah kamu tidur duluan aja, pasti capek kan, saya nanti soalnya masih ada pekerjaan." Usul Devano.

" Emm baiklah kak, apa kakak mau di buatkan kopi dulu". Tawar Safiyah.

" Tidak usah, lagian saya juga belum mengantuk".
Jawab devano.

Safiyah mengangguk mengerti, lalu ia merebahkan tubuhnya di kasur, sedangkan Devano duduk di meja belajar Safiyah untuk menyelesaikan pekerjaan nya.

                                 • • •

Keesokan harinya, jam 4.30 Safiyah terbangun dari tidurnya, ia mengucek matanya, Safiyah melihat dirinya sedang di peluk Devano. Safiyah menyingkirkan tangan Devano darinya, ia bangun lalu pergi ke kamar mandi untuk berwudhu.

Setelah berwudhu ia sholat subuh, dan beberapa menit kemudian Safiyah selesai shalat. lalu Safiyah menghampiri Devano yang masih tertidur pulas untuk membangunkannya.

" Kak bangun sholat subuh". Ucap Safiyah sambil menepuk pelan tangannya.

Devano terbangun dari tidurnya, menatap wajah Safiyah tersenyum.

" Udah subuh ya?" Tanya Devano dengan suara seraknya, lalu ia bangun dari tidurnya.

" Iya kak, aku udah sholat subuh, kakak cepetan wudhu, sholat di masjid sama Abi".
Suruh Safiyah.

" Iya zaujati" ucapnya sambil mengacak rambut Safiyah, dan pergi begitu saja dari hadapan Safiyah.

Safiyah langsung tersenyum mendengar perkataan Devano barusan.

Setelah selesai berwudhu dan memakai baju kokonya, Devano pamit pada Safiyah.

Devano melihat Safiyah yang sedang membaca Alquran.

" Zaujati, saya pergi ke masjid dulu, Assalamualaikum". Pamit Devano

" Iya kak, waalaikumsalam". Jawab Safiyah.
Setelah itu Devano pergi ke masjid bersama abinya.
Safiyah merasa canggung melihat sifat Devano yang hangat seperti itu, apalagi saat dia memanggil nya zaujati, tapi di satu sisi lain dia merasa bahagia.

                             • • •
Pagi ini mereka sarapan bersama di ruang makan, begitu pun dengan Safiyah dan Devano.
" Umi, Abi, hari ini Devano akan mengajak Safiyah untuk tinggal dirumah baru kita". Ucap Devano pada mereka.
Safiyah tersedak makanan, " uhuk, t-tapi aku pengen disini aja, gamau ninggalin umi sama Abi".
" Nak, kamu harus ikut sama suami mu, harus nurut sama suami mu, jika kamu kangen umi dan Abi kamu bisa kesini". Nasihat umi pada Safiyah.

" Benar kata umi, kalo nanti kamu pengen nginep disini juga boleh".
Sahut Devano

Safiyah menghela nafas, " Baiklah umi, insyaallah Fiyah akan taat pada kak Devano" ucapnya sambil melirik Devano yang sedang makan.
Devano yang mendengar ucapan Safiyah tersenyum.
Alhamdulillah, Safiyah mau menerimaku sebagai suami nya, meskipun dia belum mencintai ku.
Batinnya

" Alhamdulillah, jika kamu mengerti nak".
Mereka pun melanjutkan Sarapan nya sampai habis.

                              • • •
Jam 13.00
Safiyah dan Devano sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah baru mereka, Safiyah sedang memasukan baju nya ke koper, dan Devano memasukkan Alat mandi dll ke dalam tas.

Setelah semuanya sudah siap, mereka turun ke bawah untuk pamit pada orang tua Safiyah.

Safiyah dan Devano menuruni tangga, Devano membawa koper dan Safiyah membawa tasnya, dan terlihat disana umi dan abinya sedang mengobrol di ruang tamu.

Devano: " Umi, Abi, Devano sama Safiyah izin pamit ya". Ujar Devano

Safiyah: " Iya umi, Abi, pasti aku bakal sering-sering kesini".  Ucap Safiyah langsung memeluk umi lalu abinya.

Umi: " iya nak, hati-hati, jangan menyusahkan Devano ya nak, taat juga pada suami mu".
Ucap umi sambil mengelus kepala Safiyah.
Safiyah mengangguk tersenyum.
Abi: " Devano, Abi titip Safiyah sama kamu nak, jaga dia baik-baik, bimbing dia terus untuk menjadi wanita Sholeha dan taat pada mu nak".
Ucap Abi pada Devano

Devano menjawab, " Baik Abi, Insyaallah Devano jaga Safiyah dan membimbingnya menjadi lebih baik".

Mereka tersenyum, karena Safiyah Dijodohkan dengan laki-laki yang tepat, semoga saja Safiyah bisa bahagia dan melupakan masa lalunya.

" Assalamualaikum umi, Abi kita pamit" ucap Safiyah lalu mencium tangan orangtuanya.
"Assalamualaikum, Abi, umi" pamit Devano.

Setelah berpamitan dengan kedua orangtuanya, mereka pergi menuju rumah baru mereka, menggunakan mobil Alphard Devano.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~





























Alhamdulillah part ini selesai, terimakasih yang sudah baca, sampai ketemu di part selanjutnya Assalamualaikum.🙏😊

TRANSFORMASI SAFIYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang