Dia siapa

15 4 0
                                    

Devano masuk keruangan Safiyah dan membuka pintu.

Cklek

Terlihat Safiyah yang terbaring belum sadarkan diri. Wajahnya pucat. Devano menghampiri nya dan duduk di sebelah nya.
Devano: " Semoga kamu cepat sadar Safiyah, saya akan menjaga mu disini".

Di suatu tempat yang gelap tiba-tiba Safiyah melihat cahaya yang sangat terang, dan disana ada seorang laki-laki yang melambai-lambai kan tangannya dan mengulurkan tangannya. Seolah mengajak nya untuk lari ke arah cahaya itu. Wajahnya samar.

Safiyah: " Siapa kamu?, Mau apa kamu?".

Laki-laki itu bilang: " Ayo pergi, belum waktunya kamu pulang, Abi dan umi mu menunggu mu".

Safiyah: " A-abi, U-umi. Aku ingin bertemu dengan mereka."

Laki-laki itu menjawab: "ikutlah denganku, maka kamu akan bertemu dengan mereka".
Safiyah mengangguk.
Safiyah pun menerima uluran tangan laki-laki itu dan berjalan ke arah cahayanya bersama laki-laki itu.

Devano sedang duduk di dekat Safiyah dan mengaji.
Tiba-tiba tangan Safiyah bergerak dan ia membuka mata, Safiyah sudah sadar.
Safiyah: " ss-siapa kamu, k-kenapa kamu ada disini?".
Lirih Safiyah, ia kaget tiba-tiba ada seorang laki-laki didekatnya. Safiyah menatap sekeliling mencari orang tua nya.

Devano: " Saya devano.tenang kamu tidak usah takut, saya bukan orang jahat dan tidak akan macam-macam".
Ucap devano berusaha menjelaskan.

Safiyah: "terus kenapa kamu disini?"
Tanya Safiyah masih bingung.

Devano: " Saya disuruh orang tua kamu untuk menjaga kamu sebentar, orangtua mu istirahat dulu dirumah, nanti malam mereka kesini lagi".

Safiyah hanya diam ia mengingat kembali apa yang terjadi saat dirinya kecelakaan bersama pacarnya sampai ia di perlihatkan sisksaan dineraka hingga ingin disksa sampai Allah memberinya kesempatan untuk hidup.
Safiyah pun mulai menangis terisak dia sangat merasa bersalah dan berdosa karena telah melakukan dosa yang dilarangnya Allah dan membohongi kedua orangtuanya.

Devano: " Kenapa kau menangis?".
Ia panik melihat Safiyah tiba-tiba menangis.

Safiyah: " Aku menyesal dengan perbuatan ku, aku membohongi Abi dan umi. Aku melakukan dosa, tidak menutup aurat dan berpacaran. Aku ingin berubah, aku takut."

Devano: " ssst tenang lah, sekarang yang kamu harus lakukan adalah tidak mengulanginya lagi dan minta maaf kepada Allah dan orang tua mu. Kenapa kamu bisa menyadari kesalahan mu terus kamu menangis?".
Devano berusaha menenangkan Safiyah. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain berbicara untuk menenangkan karena mereka bukan mahrom.

Safiyah: " kamu benar, aku harus bertaubat dan tidak melakukan kesalahan yang sama lagi, dan meminta maaf kepada orang tua ku. Apakah kau tau selama aku tidak sadar, aku bermimpi ingin di siksa di neraka, sampai allah memberi ku kesempatan untuk berubah dan memperbaiki semuanya. Tetapi aku harus diperlihatkan dulu Siksaan neraka yang
sangat seram dan pedih."
Ucap Safiyah sembari terisak lagi mengingat nya. Ia sangat takut dan menyesal.

Devano: " Alhamdulillah Allah meberi mu kesempatan, jangan sia-sia kesempatan itu lagi dan jangan buat Allah dan orang tua mu kecewa."

Safiyah: " iya aku akan berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya dan tidak mengecewakan Allah dan orangtuaku."

Devano berinisiatif mengambil kan minum untuk Safiyah supaya ia merasa lebih tenang.

Devano: " ini minum dulu".
Safiyah pun menerima air pemberian devano dan meminumnya.
Safiyah: " terimakasih."
Devano: " sama-sama".
Safiyah mulai teringat dengan Aldi, apakah ia baik-baik saja. Ia pun ingin beranjak dari bankar dan mencari Aldi. Tapi dicegah oleh devano.
Devano: " mau kemana kamu. Kamu baru saja sadar?".

Cegah devano ia heran mau kemana Safiyah ini dia kan baru saja sadar.

Safiyah: " aku ingin melihat Aldi, bagaimana keadaannya?, Kenapa ia tidak menjenguk ku?".

Devano: " Aldi..."
Devano menggantungkan ucapannya, ia takut safiyah akan sakit jika mengetahui keadaan Aldi.

Safiyah: " Cepat katakan Aldi kenapa?".

Devano: " Aldi diruangan sebelah dia koma belum sadarkan diri, kata dokter kemungkinan kecil dia untuk bangun."

Devano memutuskan untuk memberitahu Safiyah karna ia fikir cepat atau lambat Safiyah mengetahui nya. Dan jika tidak di beritahu takut nya ia kepikiran terus.

Safiyah: " aa-apa hikss hikss Aldi jangan tinggalin aku, hikss aku mau liat Aldi hiks ayo".

Safiya menangis terisak begitu mengetahui kondisi Aldi. Devano pun merasa kasihan pada Safiyah ia memutuskan untuk mengantarkan Safiyah ke ruangan Aldi.

Devano: " iya- iya kita liat Aldi tapi sebentar saya akan mengambil kursi roda dulu kamu tunggu sebentar".

Devano pun pergi mengambil kursi roda untuk Safiyah.
Setelah itu devano kembali membawa kursi roda bersama suster untuk membantu Safiyah ke kursi roda.
Devano mengantarkan Safiyah keruangan aldi.
Setelah sampai diruangan Aldi Safiyah sedih melihat kondisi aldi.
Safiyah: "Aldi bangun, ini aku Safiyah. Kamu jangan tinggalin aku Aldi."

Safiyah mau memegang tangan Aldi namun diperingatkan oleh devano.

Devano: " Safiyah. Kamu bukan mahrom nya jangan menyentuhnya dosa."
Melihat itu ia sangat emosi mengapa rasanya tidak rela melihat Safiyah memegang tangan Aldi.
Safiyah pun langsung mengurungkan niatnya untuk memegang tangan Aldi ia tau ini dosa tapi rasanya susah sekali.
Safiyah: " iya maaf. Aku lupa".

Tiba tiba Aldi badan kejang-kejang dan mereka langsung panik apalagi safiyah.

Safiyah: " Aldi kamu kenapa, Aldi bangun jangan gini aku takut. Cepet panggil dokter!".

Devano: " iya saya akan panggil dokter."
Devano pun keluar memanggil dokter. Tak lama kemudian dokter pun datang dan menangani Aldi. Devano pun mengajak Safiyah keluar dan menenangkan nya.

Devano: " kamu tenang ya, Aldi lagi ditanganin sama dokter, lebih baik kamu istirahat dulu, nanti kesini lagi."

Safiyah hanya mengangguk lemah, tatapan nya kosong.

-----------------------------------------------------------------

Alhamdulillah part 5 selesai.
Terimakasih temen-temen yang sudah baca jangan lupa tinggalkan jejak. Sampai jumpa di part berikutnya. Assalamualaikum 🙏☺️🌹.

Author ✍️.

TRANSFORMASI SAFIYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang