{ Make A Wish }
Bel pulang berbunyi, Hanni langsung menoleh ke belakang "Minji sibuk nggak?"
"Sibuk"
Hanni cemberut "Padahal mau Gue ajak keliling"
"Keliling? Kemana?"
Hanni senyum "Gue ajak keliling di sekitar sini"
"Oke"
"Serius mau?" Ucap Hanni dengan mata berbinar
"Hm"
"Oke, ayo" Hanni langsung berdiri dan menggandeng tangan Minji, ia benar-benar senang akan kehadiran Minji di sekolah. Ia jadi punya teman di kelas, dan yang paling Hanni syukuri adalah ia sudah tak dibully lagi sama anak-anak yang lain
Sampai di depan pintu, langkah mereka terpaksa berhenti karena ada Haruto yang tersenyum menyapa Minji
"Ayo pulang"
"Gue nggak merasa ada janji sama Lo. Kalo ada pun Gue juga nggak mau"
"Jangan gitu lah, ayo pulang bareng Gue"
"Ha-haruto, Minji mau pulang sama Hanni"
"Gue nggak tanya"
Hanni langsung menunduk "Maaf"
Minji menatap Hanni kesal "Kenapa minta maaf? Ayo pergi" Minji langsung menarik Hanni untuk pergi
Mereka berkeliling di sekitaran sekolah
"Rumah gue dekat sini Ji, jadi kalo ke sekolah jalan kaki deh"
Minji cuma mengangguk aja, merasa nggak penting juga buatnya
"Lo lihat toko roti itu, Gue kerja disana"
"Lo kerja?"
Hanni mengangguk "Ya, keluarga Gue emang nggak mampu Ji, itu juga alasan Gue suka di bully sama temen-temen, padahal sekolah juga baru di mulai, pengalaman sekolah Gue udah buruk aja. Gue sekolah aja dapat beasiswa Ji" ucapnya sambil senyum
"Terus Lo sekarang nggak kerja?"
"Biasanya gue kerja sehabis pulang sekolah. Tapi kata bos gue di kasih libur hari ini. Lo mau mampir? Gue traktir"
"Boleh, tapi Gue yang traktir. Gue nggak suka di traktir. Lo kerja bukan buat traktir orang"
Hanni tersenyum lebar "Oke, ayo"
Di depan toko roti itu Minji sempat diam menatap nama toko itu 'YM Ppang'
"Hanni, bukankah aku memberi mu libur?"
Hanni tersenyum menatap bos nya "Iya, ini Hanni bawa teman baru buat mampir"
"Sudah punya teman sekarang ya"
Hanni senyum "Iya, cantik banget. Dari New York"
"Oh ya? Wah pasti senang ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Make A Wish ✓
Fanfiction"Aku tidak ingin kembali ke masalalu, hal itu cukup menyakitkan untukku dan juga dirinya" "Tentu saja aku berharap semua kembali normal, tapi hal itu cukup mustahil terjadi, aku sangat mengenalnya" "Aku tidak tahu apa yang aku lakukan ini sudah bena...
