004. Prioritas

97 15 0
                                    

Getaran ponsel itu cukup mengalihkan perhatian Bagas dari Liara, lelaki itu membalas beberapa chat yang masuk ke ponselnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Getaran ponsel itu cukup mengalihkan perhatian Bagas dari Liara, lelaki itu membalas beberapa chat yang masuk ke ponselnya.

Liara memandang pacarnya sejenak, memikirkan sesuatu yang entah datang dari mana. Sekitar sepuluh menit di diamkan oleh Bagas, akhirnya Liara menepuk bahu sang pacar dengan pelan.
Bagas menoleh pelan sambil bergumam, ia dapat melihat Liara dengan wajah yang sebenarnya biasa saja tetapi ada rasa jengkel disana. Lelaki itu mengulas senyumnya sambil mengusap kepala gadis miliknya itu.

"Chatan sama siapa?" tanya Liara pada akhirnya.

Sejenak Bagas terdiam, kemudian ia mengatakan satu nama yang langsung membuat Liara mendecak malas.

"Avy."

"Ra.. Jangan gitu, kamu harus ngerti, aku sama Avyry kan cuma sahabat." jelas Bagas.

Liara mengangguk, "Iya, ngerti kok."

"Makasih, ya. Udah mau ngertiin aku."

Gadis itu mengangguk sambil tersenyum meskipun di dalam hatinya mengumpati perempuan yang menjadi sahabat Bagas itu.

Kini keduanya kembali membicarakan hal-hal yang menurut mereka asik, walaupun Bagas masih sesekali memainkan ponselnya. Beberapa menit kemudian Liara izin untuk pergi ke toilet, sesampainya di toilet Liara langsung masuk pada satu bilik yang kosong.

Untungnya kondisi toilet saat ini tidak begitu ramai sampai harus membuat Liara menunggu. Setelah selesai dengan urusannya, ia mencuci tangannya seraya melakukan touch up di depan cermin yang terbentang di tembok toilet.

Dirasa penampilannya sudah cukup baik dari sebelumnya, gadis itu langsung bergegas kembali ke tempat duduknya. Akan tetapi langkahnya terhenti saat melihat ada seseorang yang menemani Bagas.

"Avy...."

Liara meremas bajunya, ia menahan dirinya dan mencoba terlihat biasa saja. Liara berjalan pelan dan tersenyum sambil menyapa Avyry saat ia duduk disebelah Bagas. Gadis itu menyapa Avy dengan senyuman yang dipaksakan, respon Avy? Sama seperti apa yang dilakukan Liara.

Selama hampir lima belas menit Liara hanya mendengarkan celotehan Avyry yang ditanggapi antusias oleh pacarnya. Demi apapun, Liara benar-benar ingin mencakar perempuan di depannya ini. Namun ia tidak sebodoh itu untuk melakukannya di tempat umum.

"And, you know what?! Pas temenku ngelakuin itu, aku hilang keseimbangan terus jatuh. Sakit banget." ujar Avy manja sambil memegang sikunya yang terdapat sebuah plester yang menempel disana.

Liara memutar bola matanya malas melihat tingkah teman perempuannya Bagas. Bahkan sedari tadi sepertinya Bagas  tidak berminat membawa Liara masuk kedalam pembicaraan keduanya.

Hal itu membuat Liara bangkit darduduknya, "Gas, pulang dulu ya." ujar Liara tanpa basa basi.

Kemudian Liara langsung pergi tanpa pamit pada Avy, dari ekor matanya bisa ia lihat jika Bagas akan mengejar dirinya tetapi ditahan oleh wanita ular itu.

GO-JAKEWhere stories live. Discover now