Kini sudah lewat tiga hari sejak Jake mengantarkan Liara pulang dan kejadian dimana ia menjadi salah target dari amukan ayah Liara.
Sekiranya hampir tiga puluh menit Papa Fauzi menginterogasinya sampai benar-benar mengetahui akar permasalahan yang membuat anak perempuannya menangis.
Untung saja Liara banyak membuka suara karena memang ini permasalahannya, Jake tidak ada sangkut pautnya. Sesi interogasinya di akhiri dengan minum kopi bersama dan membahas teori teori konspirasi yang ada hingga lelaki itu pulang sekitar jam 10.30 p.m.
Kini Jake mengusap wajahnya kasar sambil menatap deretan angka dan materi yang berada di layar laptopnya, otaknya sedikit lelah mencerna materi tersebut karena sudah muak. Di tambah dengan suasana kelas yang riuh membuat Jake semakin tidak bisa fokus.
Akhirnya lelaki itu memutuskan untuk makan ke kafetaria fakultasnya terlebih dahulu. Perutnya tidak begitu lapar tapi karena Jaya menonton channel mukbang di sebelahnya membuat dirinya lapar mata.
Maka setelah berjalan keluar dari kelasnya, Jake tanpa pikir panjang langsung bertujuan ke kafetaria. Sesampainya di kafetaria, Jake menelisik jajaran makanan siap saji yang sudah di simpan di dalam etalase kaca.
"Mantap euy aya seafood." gumamnya semangat.
Tak lama dari itu Jake memilih beberapa kerang, lobster, kepiting, udang, dan beberapa jenis makanan laut lainnya. Selesai dengan transaksinya ia langsung mencari meja kosong yang kebetulan kafetaria hari ini lumayan senggang.
Jake memilih duduk di dekat jendela agar bisa juga memantau keadaan sekitarnya. Ia menatap seafood di depannya dengan bingung, "Perasaan gue nggak pesen segitunya deh."
YOU ARE READING
GO-JAKE
RandomPerkara Liara yang seringkali kena php oleh pacarnya dalam masalah jemput-menjemput, berakhir dengan dirinya yang muak dan selalu memesan ojek online. Tapi siapa sangka jika driver yang di dapatnya selalu sama? Well, gadis itu tidak mempermasalahkan...