011. Rumah Jake

65 20 0
                                    

"Punten!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Punten!"

"Mommy, mommy, mommy!"

"Jekic–aw!" Jaya meringis setelah mendapatkan lemparan sendok sambil menatap ke atas yang dimana terdapat Jake yang sedang bersandar di pagar pembatas.

"Asu kau!" umpat Jaya kesal.

Lelaki itu mengetuk pintu sebanyak dua kali sebelum salah satu ART di rumah Jake membukakan pintunya.

"Silahkan, mas." sapa sang ART.

Jaya masuk dengan senyuman yang terpatri di bibirnya dan sedikit lompatan kecil di setiap langkahnya, tanpa bingung dan canggung lelaki itu langsung menghampiri kamar Jake yang berada di lantai dua.

Lelaki itu masuk ke dalam kamar Jake dan langsung merebahkan tubuhnya sambil menciumi aroma yang menguar dari selimut milik temannya itu.

"Lo kayak orang sange anjir." celetuk Jake yang kini sudah bersandar di pintu kamarnya yang terbuka lebar.

Raut bahagia yang tadinya terpasang di wajah Jaya hilang begitu saja saat mendengar ucapan Jake yang sedikit tidak masuk akal.

"Lo pikir gue gay?"

Sejenak Jake menyipitkan matanya sambil meneliti Jaya, "Mirip lah, dikit-dikit."

"Memang anak anjing." gerutu Jaya.

"Eh, btw..."

"Apaan?" sambar Jake.

"Ya lo diem dulu, anj–gausah nyari ribut deh."

Kali ini Jake hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memasang ekspresi malas, lelaki itu menunggu Jaya membuka mulutnya dengan perasaan jenuh.

Sedangkan Jaya sendiri malah senyam-senyum tidak jelas, lelaki itu mengerucutkan bibirnya kemudian membukanya lebar, Jaya terus mengulangi hal yang sama selama beberapa kali.

"Gue..."

"Gue pdkt-an lagi sama, Jissa."

Keduanya terdiam, terutama Jake yang tidak mengeluarkan respon apapun.

"Arga, kasep. Menurut lo gimana?" tanya Jay sambil mencolek bahu teman lelakinya itu, tidak lupa dengan senyuman manisnya.

"Menurut gua? Ekhemm..." gantungnya sejenak.

"Lo sih goblok gak kepalang." lanjut Jake sambil mengambil beberapa lembar foto yang masih ia simpan lalu melemparkannya ke hadapan Jaya.

"Siapa yang dulu mewek gegara foto ini? Sampe nyusahin gue lagi."

Jaya memajukan bibirnya sambil menatap sinis pada Jake, "Jangan di ingetin lagi, atuh..."

"Justru itu, lo harus di ingetin, biar nggak lupa, biar nggak jatuh ke lubang yang sama."

Obrolan tersebut di akhiri oleh Jaya yang terus-menerus merajuk pada Jake hingga akhirnya lelaki itu memutuskan untuk pergi meninggalkan Jaya yang sedang rewel di kamarnya.

GO-JAKEWhere stories live. Discover now