008. JAKE(T)

87 14 4
                                    

Liara memandang langit yang mulai berawan, pagi ini sepertinya akan dimulai dengan cuaca yang baik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Liara memandang langit yang mulai berawan, pagi ini sepertinya akan dimulai dengan cuaca yang baik. Ya, semoga saja begitu. Karena cuaca di Kota Bandung belakangan ini sangat sulit ditebak.

Kali ini Liara dan Runa berjalan di lorong kampus yang tidak begitu padat, keduanya sibuk mengobrol sampai Haikal tiba-tiba meloncat di hadapan mereka.

"Kampret kau." desis Runa.

"Jangan kasar-kasar neng, aa gak suka." ujar Haikal dengan nada yang menyebalkan.

"Mau kemana?" tanya Haikal pada akhirnya.

Runa menunjuk pada taman yang berada di dekat fakultas psikologi. Lelaki itu mengangguk sambil membulatkan mulutnya.

"Kalau gue sih mau ke warung." ujarnya.

"Sumpah gaada yang nanya." Celetuk Tama yang tiba-tiba hadir sambil merangkul Liara. Akan tetapi gadis itu langsung menebas tangan milik Tama dan berkata, "Lo itu gak di ajak."

Tama menoyor dahi Liara pelan, "Teu sopan."

"Lo juga, sama aja!"

"Hehe."

"Heuheu." Ulang Liara dengan nada yang mengejek.

"Udah, udah. Kita duluan, kalo ribut gini yang ada gaakan beres." lerai Runa sambil menarik Liara menjauh, "Bye! Babuku!"

Liara tertawa melihat tingkah Runa, bisa-bisa dia berteman dengan orang-orang seperti ini. Padahal Liara termasuk orang yang pendiam, tetapi malah diberikan tiga manusia extrovert.

"Btw, ini paper bag apaan? Hadiah buat gue kah?" tanya Runa kepo.

Liara menggeleng, "Ini jaket punya.. Temen gue?"

"Kok ragu sih jawabnya?" selidik Runa.

"Apa jangan-jangan memang hadiah buat gue?!" senang Runa sambil mengambil paper bag tersebut dan membukanya, tetapi ekspresi senang yang barusan ditunjukkannya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi bingung.

"Jaket cowo?"

Liara mengangguk pelan, nyaris tidak terlihat. Runa memang sahabatnya dengan tatapan penuh selidik, "Jangan bilang..."

"Bukan, bukan dia." sela Liara atas kecurigaan Runa.

Gadis itu membuang nafasnya lega, ia tidak rela kalau temannya yang satu ini masih bersama Bagas. Menurut Runa, Liara lebih pantas mendapatkan lelaki lain yang lebih bisa menghargai gadis itu.

"Terus punya siapa?"

"Mba Lia!" panggil seseorang dari jauh.

Liara menoleh dan melambai kecil pada Jake yang kini tiba di hadapannya dengan nafas yang terengah-engah. Jake tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapi sambil memberikan flashdisk yang tentunya Liara amat sangat kenali.

GO-JAKEWhere stories live. Discover now