Bab 5

41.5K 3.3K 34
                                    

Perjalanan dari Surabaya ke Malang membuat Kinara kelelahan. Maklum, ia sudah lama tidak menyetir mobil jarak jauh. Dia lebih sering naik transportasi umum jika jarak tempuhnya dirasa terlalu jauh. Tapi karena saat ini ia tidak tau kapan akan kembali ke Surabaya, ia memilih menyertir sendiri.

Bagi sebagian orang jarak Surabaya ke Malang itu jarak yang dekat. Dulu menurut Kinara juga begitu. Tapi tingkat malasnya makin lama makin menjadi-jadi. Jadi tak heran jika ia gampang kelelahan.

Selama di Malang, ada salah satu rumah milik Akinya yang bisa ia tinggali. Kebetulan rumah itu berjarak lima menit, jika menggunakan kendaraan, dari tempat wisata yang menjadi tujuannya.

Begitu menginjakkan kaki di halaman rumah Aki, ia merasa senang. Sudah lama sekali rasanya Kinara tidak menghirup udara sebersih dan sesegar ini. Karena lokasi tempat tinggalnya ada di daerah dataran tinggi, membuat suhu sangat dingin.

Tidak lama kemudian, datang satu orang bernama Anto. Beliau orang yang dari dulu dipercaya oleh Akinya untuk menjaga rumah ini. Saat tadi Kinara datang, rumah masih berdebu karena belum sempat dibersihkan. Rumah Anto hanya berjarak beberapa rumah dari rumah Akinya. Makanya saat Aki sudah tidak ada, Anto bertugas merawat rumah ini.

Meskipun Aki sudah meninggal, tapi Anto masih mengingat kebaikan-kebaikan Aki selama ini. Makanya begitu Kinara datang, ia tak segan-segan untuk membersihkan rumah. Lagipula, membersihkan rumah Aki memang sudah menjadi tanggung jawab Anto.

"Jalan-jalan dulu aja, Mbak. Biar saya sama istri yang bersihin rumah ini," ucap Anto. "Biasanya kalo bagian dalam rumah dibersihinnya seminggu sekali. Kalo yang bagian luar dibersihin dua hari sekali. Karena daunnya yang banyak banget," lanjutnya.

"Debunya numpuk banget ya meskipun udah dibersihin seminggu sekali?" tanya Kinara setelah melihat keadaan di dalam rumah.

"Iya, Mbak. Emang harus sering-sering dibersihkan," jawab Anto. "Saya nggak tau kalo cucunya Aki bakal dateng ke sini. Biasanya Mas Adam yang suka ke sini," lanjutnya.

Kinara mengulum senyum. Adam adalah laki-laki yang menjadi tangan kanan Aki. Bahkan setelah Aki tidak ada, beliau masih setia bekerja untuknya. Aki mewariskan perusahaan untuk Kinara yang dikelolah oleh Adam. Ia malas pusing dan terima beres apa yang dikerjaman oleh Adam. Sebelum Aki meninggal, Adam diamanati untuk mengikuti semua perintah Kinara. Jadi, bisa dibilang sekarang Adam adalah tangan kananya.

"Saya ke sini juga dadakan kok, Pak. Lagi pingin liburan aja ke sini," sahut Kinara. "Kalo gitu saya tinggal dulu ya, Pak. Mau cari makan siang sama sekalian jalan-jalan," lanjutnya.

"Monggo, Mbak. Nanti waktu Mbak Kinara pulang, rumah sudah bersih."

Kinara tersenyum. Ia masuk ke dalam mobil yang masih dipenuhi dengan koper-koper. Meski badannya lelah dan butuh istirahat, tapi ia tidak bisa langsung istirahat. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari warung penjual makan terdekat. Siang-siang seperti ini jarang sekali penjual makanan terlihat di pinggi jalan. Ada satu penjual nasi pecel yang saat didatangi ternyata sudah habis. Kemudian ia tidak sengaja menemukan warung kecil penjual rujak cingur. Karena perutnya sudah meronta-ronta kelaparan, akhirnya Kinara singgah di warung rujak cingur. Ia cukup terkejut dengan rasa yang disajikan. Ia tidak menyangka warung kecil yang nyaris tidak terlihat dari jalanan, memiliki rasa rujak cingur yang enak.

Setelah menghabiskan satu porsi rujak cingur, ia memutuskan kembali. Saat itu ada Anto dan Lastri, istri Anto yang sudah selesai membersihkan rumah. Lantai sudah disapu dan dipel. Semua gorden, sprei dan sarung bantal sudah diganti. Lampu-lampu yang sudah tidak terang langsung diganti oleh Anto. Tentu saja karena permintaannya. Kinara tidak suka rumah yang gelap. Karena rumah tidak terlalu besar, makanya bisa dibersihkan dalam waktu singkat oleh dua orang.

Let Me Closer (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang