Bab 24

36.9K 3.2K 128
                                    

"Hari ini apalagi, Mas?"

Ardan meringis saat melihat Kinara berdiri di depannya. "Bosen ya lihat saya hampir tiap hari ke sini?"

Kinara menggeleng. Ia menggeser tubuhnya memberi jalan agar Ardan bisa masuk ke rumahnya. Seperti sudah biasa, Kinara melihat Ardan dengan santainya duduk di sofa tanpa dipersilakan lebih dulu.

"Hari ini saya bawain lemper sama kue sus." Ardan menyerahkan satu kotak berukuran sedang begitu Kinara sudah duduk di sebelahnya. "Mama saya lagi pingin makan lemper. Makanya saya disuruh bawain kamu buat coba juga."

Kinara menerima kotak itu dengan tersenyum. "Bilangin makasih ke Mamanya Mas Ardan."

Ardan mengangguk. Ia mengambil remote TV yang ada di meja dan mulai menyalakannya. Begitu menemukan tayangan yang ia inginkan, ia mulai menyandarkan punggungnya dan menonton dengan nyaman.

Sudah lebih dari satu minggu Ardan selalu datang ke rumahnya. Tepatnya setelah acara makan malam bersama yang mereka lakukam saat itu. Kinara ingat saat pertama kali Ardan berdiri di depan rumahnya, laki-laki itu membawakan berbagai macam buah-buahan dan klepon untuknya. Hari kedua Ardan datang, laki-laki itu membawa donat kentang dan roti kukus. Kemudian hari-hari berikutnya Ardan selalu datang ke rumahnya tidak pernah dengan tangan kosong. Bukan hanya mengantar makanan ke rumahnya, Ardan juga sering menghabiskan waktu dengannya. Entah untuk mengobrol, menemaninya melukis, atau menonton TV seperti saat ini.

"Jangan lihatin saya terus," gumam Ardan tanpa mengalihkan pandangannya dari TV.

"Hari ini Mas Ardan nggak kerja lagi?"

Ardan menoleh menatap Kinara. "Gimana mau kerja, kalo semua pekerjaan udah diambil alih sama Papa saya," dumelnya pelan.

"Terus Mas Ardan ngapain?"

"Tugas saya disuruh nganter makanan ke rumahmu."

"Maaf ya, Mas," ucap Kinara tiba-tiba.

Ardan memiringkan tubuhnya menghadap ke Kinara. "Kenapa minta maaf? Emang kamu ada ngelakuin kesalahan?" tanyanya bingung.

"Kalo aku nggak jujur soal perasaanku di hadapan orang tua Mas Ardan, mungkin Mas Ardan nggak bakal ngelakuin ini semua," ucap Kinara menundukkan kepalanya.

Ardan mengulum senyum. "Tanpa kamu jujur sekalipun, Mama saya kayaknya ngebet banget biar saya bisa deket sama kamu."

Kinara mengangkat pandangannya. "Mas Ardan keberatan ya disuruh deket sama aku?"

"Kalo saya keberatan, nggak mungkin selama seminggu ini saya mau dateng ke rumah kamu bawain semua titipan Mama."

"Jadi...." Kinara tidak mau berharap lebih. Tapi dari ucapan Ardan, sepertinya ada sedikit harapan untuk kemajuan hubungan mereka.

"Saya mencoba Kinara. Entah berhasil atau tidak, kata Papa saya tidak ada salahnya mencoba," sambung Ardan sembari mengacak pelan puncak kepala Kinara.

Akibat perlakuan Ardan, sontak membuat pipi Kinara menghangat. Ia tidak pernah membayangkan hubungannya akan selancar ini. "Jangan bikin aku makin baper, Mas. Takut nanti malem aku susah tidur gara-gara ngebayangin Mas Ardan terus."

Ardan tertawa pelan. "Dimakan lempernya. Itu Mama beliin khusus buat kamu."

Kinara membuka kotak dan mulai mengambil satu lempar. "Enak," ucapnya begitu mengunyah habis lemper yang ada di tangannya.

"Syukurlah kalo kamu suka," ucap Ardan terlihat lega.

"Mas Ardan suka makanan apa?"

Aradan menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa? Kamu mau masakin?"

Let Me Closer (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang