"Saya akan memakai pakaian dulu." Inti mengambil pakaiannya untuk ia bawa ke kamar mandi.
"Kau bisa memakainya di sini bukan?" Indra sangat suka menggoda Inti yang sampai sekarang masih saja malu-malu membuka pakaian di hadapannya.
Wajah Inti langsung bersemu merah mendengar ucapan Indra. Meskipun sudah beberapa bulan menjadi istri dari Indra, namun dirinya masih saja merasa sungkan dan malu jika harus memakai pakaiannya langsung di hadapan sang suami.
"Kau tidak perlu khawatir bila aku akan memintamu untuk melayaniku setelah kau sudah mandi. Meskipun aku ingin, tapi aku harus meredam gairahku."
Inti kembali memperhatikan wajah Indra setelah dirinya mendengar ucapan suaminya itu.
"Aku pulang sedikit lebih awal karena aku ingin mengatakan padamu jika nanti malam Yufrat akan datang ke sini untuk makan malam bersama kita. Tadi aku sudah mengundangnya," ucap Indra.
"Yufrat?" gumam Inti.
"Ahh ... pria yang akan aku kenalkan pada Aruna, pria itu bernama Yufrat," ucap Indra saat dirinya menyadari bila Inti tidak mengenal nama yang tadi telah ia sebutkan.
"Kalau begitu saya akan menyiapkan masakan yang istimewa untuk makan malam nanti."
"Iya, siapkanlah."
"Saya akan memakai pakaian dulu." Inti berjalan memasuki kamar mandi meninggalkan Indra yang tadi sempat tersenyum menggoda ke arahnya.
Setelah selesai berpakaian, Inti segera keluar dari kamar mandi. Ia lalu menyisir ranbutnya dan memakai sedikit riasan di wajahnya.
"Tuan, apa Anda menginginkan menu khusus untuk makan malam nanti?" tanya Inti.
"Tidak. Masaklah sesuai dengan apa yang kau inginkan."
"Kalau begitu saya akan bertanya kepada Ibu untuk menu nanti malam," ucap Inti.
"Ya, itu ide yang bagus."
"Anda mandilah terlebih dulu. Akan saya siapkan pakaian ganti Anda." Inti membuka lemari lalu mengambil satu setel pakaian untuk Indra yang ia letakan di pinggiran ranjang.
"Saya keluar dulu." Inti keluar dari kamarnya meninggalkan Indra yang duduk di pinggiran ranjang.
Inti berjalan menuju ke kamar Kaluna. Sebelum masuk tentunya dirinya harus mengentuk pintu terlebih dahulu.
"Nyonya."
Inti menolehkan kepalanya saat merasa ada yang sedang memanggilnya. "Iya?"
"Nyonya besar belum kembali," ucap pelayan.
"Belum kembali?" gumam Inti. "Baiklah kalau begitu."
"Saya permisi, Nyonya." Pelayan itu lalu berjalan meninggalkan Inti.
Inti berjalan menuju ke dapur untuk melihat bahan apa saja yang sudah tersedia di dapur.
"Nyonya, Anda sudah akan memasak untuk makan malam?" tanya pelayan yang berada di dapur.
"Iya. Kali ini akan ada sedikit lebih banyak masakan yang akan kita masak. Dan menu itu juga harus istimewa karena nanti akan ada tamu yang ikut makan malam bersama," ucap Inti.
"Kalau begitu apa yang harus saya persiapkan dari sekarang, Nyonya?"
"Tunggu dulu, biar aku pikirkan dulu," sahut Inti.
Inti melihat ada daging, ayam, ikan, sayur, semua bahan masakan yang ia butuhkan secara komplit suah tersedia di dapur.
"Bagaimana jika membuat ayam asam manis, sup iga, ikan nila bumbu acar, lalu apa lagi ya? Aah aku juga akan membuat udang tepung, lalu makanan penutupnya ... emm pie yang nanti akan disiram dengan saus buah." Ucap Inti yang terdengar sangat antusias karena ini kali pertamanya sebagai menantu di rumah ini dirinya menyambut tamu penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah untuk Anakku
RomanceDi tengah rasa keputusasaannya karena sang kekasih tak ingin bertanggung jawab atas kehamilannya, Inti Sari dikejutkan oleh tawaran pernikahan dari pria tampan keturunan bangsawan kaya raya bernama Indra Malik Barata. Atas dasar rasa kemanusiaan dan...