Indra, Kaluna dan Inti menyambut kedatangan Yufrat dengan sangat hangat. Mereka langsung mempersilakan Yufrat untuk duduk di ruang tamu. Mereka sedikit berbincang untuk berkenalan.
Kaluna merasa jika Yufrat adalah pria baik yang pantas untuk putrinya. Begitu juga dengan apa yang telah dirasakan oleh Indra dan Inti.
Setelah mengobrol untuk beberapa saat, Yufrat sedikit gelisah mencari keberadaan gadis yang akan dikenalkan kepadanya yang tidak lain adalah putri termuda dari keluarga Barata.
Indra yang mengerti maksud dari gerakan mata Yufrat pun segera meminta Inti agar memanggil Aruna untuk segera keluar dari kamarnya.
Inti pun berjalan menaiki anak tangga untuk menuju ke kamar Aruna. Ia mengetuk pintu kamar Aruna sebelum dirinya memberanikan diri untuk membuka pintu kamar adik iparnya itu.
"Aruna, kita semua sudah menunggumu di bawah untuk makan malam," ucap Inti. Ia melihat Aruna yang masih berdiam diri seraya menatap kosong ke arah pantulan dirinya yang ada di dalam cermin.
Inti mulai mengerutkan keningnya saat tidak ada sedikitpun jawaban dari Aruna. Padahal biasanya Aruna akan menatapnya dengan tatapan sengit atau mencelanya dengan kalimat pedas.
"Aruna, Tuan Indra memintaku untuk memanggilmu turun menemui tamu," ucap Inti. Lagi-lagi dirinya terheran karena adik iparnya ini tidak sedikitpun merespon ucapannya.
"Aruna." Inti memberanikan dirinya menyentuh bahu Aruna. Dan Aruna pun berjengkit kaget saat bahunya disentuh.
"Kau? Ada apa kau ke kamarku?" Tanya Aruna dengan memandang Inti tanpa minat.
"Tuan Indra memintaku untuk memanggilmu turun karena makan malam akan segera dimulai," sahut Inti.
"Aku tidak ingin keluar. Apa aku bisa tetap di dalam kamar saja?" gumam Aruna.
Inti bingung dengan kalimat yang Aruna ucapkan. Tidak biasanya adik iparnya terus mengurung dirinya di dalam kamar seperti akhir-akhir ini.
"Dia pria yang baik, dia juga tampan. Kau turunlah terlebih dahulu untuk berkenalan dengannya. Tuan Indra dan Ibu sudah menunggumu," ucap Inti.
Aruna menghenbuskan nafasnya kasar. Ia terpaksa berjalan keluar dari kamarnya untuk menemui tamu yang tidak ia harapkan.
Aruna berjalan beriringan dengan Inti menuju ruang tamu.
"Ini dia Aruna." Ucap Indra saat ia melihat Aruna berjalan mendekat ke arahnya.
"Aruna, kalian berkenalanlah terlebih dulu," ucap Indra.
Aruna terlihat sangat terpaksa mengulurkan tangan kanannya. "Saya Aruna Barata."
"Saya Yufrat Magenta." Ucap Yufrat seraya menyambut uluran tangan Aruna dengan senang hati.
"Baiklah, ini sudah waktunya makan malam jadi sebaiknya kita lanjutkan pembicaraan kita di ruang makan saja," ucap Kaluna.
"Iya, itu benar," sahut Indra.
Mereka semua lalu berjalan menuju ke ruang makan. Pandangan mata Yufrat tidak lepas dari Aruna. Hal itu telah disadari oleh Indra dan Inti.
"Mari silakan." Indra mempersilakan Yufrat untuk duduk. Seperti biasa, ia selalu duduk di pojok tengah. Di sisi kanan ada Kaluna dan Aruna, sedangkan di sisi kiri ada Inti dan Yufrat. Yufrat duduk persis di depan Aruna.
"Tuan Yufrat, silakan dinikmati hidangannya, jangan sungkan. Ini semua masakan istri saya."
"Nyonya Inti yang memasak semua ini?" tanya Yufrat tidak percaya. Sebab sangat jarang sekali nyonya besar di kalangannya mau memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah untuk Anakku
RomanceDi tengah rasa keputusasaannya karena sang kekasih tak ingin bertanggung jawab atas kehamilannya, Inti Sari dikejutkan oleh tawaran pernikahan dari pria tampan keturunan bangsawan kaya raya bernama Indra Malik Barata. Atas dasar rasa kemanusiaan dan...