Luka dikepala Rose sudah dijahit dan sekarang dia sudah dipindahkan keruang inap VVIP. Lukanya itu tidak lah terlalu parah namun Joy terus memaksa Rose untuk menginap dirumah sakit karena dia ingin menjaga Rose sehingga Rose benar benar sembuh.
"Kamu Jane bukan?" Tanya Joy pada sosok Jane yang hanya diam disamping kasur Rose.
"Iya" sahut Jane "Tante siapa?"
Joy melotot. Apa dia sudah setua itu sehingga dipanggil Tante?! "Panggil aku Nuna saja! Aku ini sepupu Rose"
"Tapi Rose Mommy aku jadi kamu Tante aku dong" ujar Jane.
"Aku tidak peduli! Panggil aku Nuna! Kalau tidak, aku akan menyuntik kamu!" Ancamnya.
Jane yang memang takut sama sesuatu yang ada hubungan sama suntikan itu langsung menggeleng "Jangan suntik aku. Aku akan memanggil kamu Nuna"
Joy tersenyum puas "Bagus!"
"Joy-ssi, kapan Rose bakalan sadar?" Tanya Jisoo yang sedari tadi diam itu.
"Ayolah Oppa, jangan formal sama aku" ujar Joy "Mungkin beberapa menit lagi dia bakalan sadar kok. Sekarang dia masih tidur gara gara pengaruh obat bius" lanjut Joy menjawab pertanyaan dari Jisoo.
"Ngomong ngomong, apa yang sebenarnya terjadi? Tadi sekertaris Rose hanya bilang kalau Mark yang menyakiti Rose" bingung Jisoo.
"Tadi sebelum Rose kehilangan kesedarannya, dia bilang dia di dorong sama Mark" sahut Joy.
"Gila tuh cowok! Berani banget dia menyakiti cewek!" Kesal Jisoo. Dia sudah menganggap Rose seperti adeknya sendiri makanya dia akan marah kalau ada siapa siapa yang menyakiti Rose.
Joy beralih menatap Jane "Kamu harus berjanji sama Nuna kalau kamu bakalan melindungi Rose ya"
"Nuna tenang saja, aku akan melindungi Mommy" sahut Jane.
"Gimana caranya? Kamu bahkan tidak bisa mempertahankan diri kamu sendiri. Kamu sering dipukul jadi gimana kamu mau melindungi Mommy kamu?" Timpal Jisoo.
Jane terdiam untuk seketika. Apa yang dikatakan oleh Jisoo itu ada benarnya. Dia bahkan tidak mampu melindungi dirinya sendiri "Apa Hyung punya cara agar aku bisa menjadi cowok kuat yang bisa melindungi Mommy?" Tanya Jane pada akhirnya.
Jisoo sama Joy saling tatap dan sedetik kemudian dia tersenyum "Kamu ingin berubah menjadi cowok yang mandiri dan kuat?"
"Iya. Apa Hyung bisa membantu aku?" Tanya Jane.
"Pasti bisa dong. Aku akan melatih otot otot kamu duluan. Besok aku akan membawa kamu ketemu sama orang yang bisa membantu kamu" sahut Jisoo membuatkan Jane tersenyum senang.
"Eungh" lenguhan Rose itu membuatkan semua perhatian tertuju kepadanya.
"Mommy" Jane menghampiri Rose "Monmy tidak apa apa?"
Rose tersenyum tipis. Hah~ anaknya itu benar benar terlihat khawatir dan ini adalah hal yang disukai oleh Rose "I'm okay" sahutnya.
"Jadi gimana? Lo tidak mati bukan?" Timpal Joy.
Rose memutar bola matanya debgan malas "Ya ya ya makasih deh"
"Dih, tidak ikhlas banget lo" gerutu Joy
"Bodo amat" sahut Rose. Dia beralih menatap Jisoo "Oppa. Gimana sama urusan kampus?"
"Semuanya sudah aku selesaikan. Pak Lee juga akan menghukum orang orang yang mengganggu Jane" jelas Jisoo.
"Thanks Oppa" ujar Rose
"Kamu tidak perlu pikirin soal kampus. Tidak ada yang berani mengganggu Jane lagi. Kalau masih ada yang mengganggu Jane, aku akan menguruskannya" ujar Jisoo dibalas anggukan dari Rose.
Ceklekkk
Pintu ruang inap Rose dibuka dan masuklah seorang wanita paruh baya diikuti oleh sang suami "Astaga Rose. Kamu tidak apa apa hurm?" Tanya wanita itu dengan khawatir.
"Aku baik baik saja" sahut Rose tersenyum palsu.
"Gimana kalian bisa tahu kalau Rose masuk rumah sakit?" Tanya Joy.
"Tadi Mark yang menelfon Tante. Dia bilang Rose masuk rumah sakit gara gara terjatuh" jelas Saera yang merupakan Mommy nya Mark.
"Apa Mark tidak bilang kalau dia yang mendorong Rose?" Tanya Joy kesal
"Apa?!" Saera bersama David kelihatan kaget.
"Apa benar Mark yang mendorong kamu?" Tanya David menatap Rose.
Tanpa ragu Rose mengangguk "Iya. Tadi dia ke perusahan aku dan kita ribut si"
"Ribut gara gara?" Tanya Saera.
Rose menghela nafasnya dengan kasar "Aku sudah pernah bilang sama dia bahkan aku juga pernah bilang sama kalian kalau aku tidak bisa menerima perjodohan kalian itu"
"Rose, kamu juga tahu kalau Mark itu mencintai kamu. Dia bahkan sanggup melakukan apa apa pun untuk kamu" ujar Saera.
"Sanggup melakukan apa apa sehingga dia menguntit aku pas aku ke Paris?" Ujar Rose berusaha sabar.
"Dia hanya khawatir makanya dia menyusul kamu ke Paris" jelas Saera.
"Please Om, Tante, aku mohon sama kalian. Tolong jangan memaksa aku lagi. Sampai kapan pun aku tidak ingin menikah sama anak kalian itu" pinta Rose.
"Kamu juga tahu kalau Om sama Tante tidak boleh menolak keinginan Mark" ujar David "Jadi sekarang Om mohon sama kamu, tolong terima anak Om itu" lanjutnya memohon.
"Om, Tante ,tolong jangan memaksa Rose lagi" timpal Joy membantu sepupunya itu "Belum nikah saja Rose sudah terluka gara gara anak kalian..gimana pas mereka menikah coba?" Lanjutnya.
"Mark pasti tidak sengaja" ujar Saera membela sang anak.
"Aku tidak peduli apa pun alasannya" ujar Rose "Aku sudah mencintai cowok lain jadi aku tidak bisa menerima anak kalian"
Rose beralih menggenggam tangan Jane "Dan ini Jane, calon suami aku"
Jane terbeku ketika mendengar penuturan sang Mommy. Jantungnya berdetak dengan cepat dan dia merasakan satu perasaan aneh muncul dihatinya. Perasaan apa itu?
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet as Sugar✅
FanfictionDia manis seperti gula~ Chaennie📌 Jentop📌 BxG📌 Fanfiction📌