-41-

1K 125 16
                                        

Sedari tadi Suzy terus menatap sang Papa dengan tatapan kesal "Papa bilang Jane itu kaya!"

"Loh, dia kan memang kaya" sahut Tuan Bae "Selama ini juga dia sering mentraktir kamu bukan?"

"Asal Papa tahu, selama ini dia mentraktir aku menggunakan uang nya si Rose! Semua kekayaan dia itu milik Rose!"

Bukannya kaget, Tuan Bae malah tertawa "Sayang. Kamu itu pintar loh. Masa kamu tidak bisa memikirkan cara untuk membuatkan Rose menyerahkan semua hartanya kepada Jane? Setelah Rose menyerahkan hartanya kepada Jane, kamu harus menikah sama Jane agar kamu bisa mengambil semua harta pria bego itu"

"Percuma Pa. Jane sudah putusin aku"

"Kenapa bisa!?"

"Dia tahu kalau aku dekatin dia hanya gara gara uang dia saja si"

Plakkk

Tuan Bae yang emosi langsung menampar sang anak "Dasar tidak becus! Masa hal yang gampang seperti itu saja kamu tidak bisa menguruskannya hah!?"

"Semuanya juga gara gara Papa! Andai saja Papa bilang dari awal kalau kekayaan Jane itu milik Rose, aku pasti akan memikirkan rencana yang lain!" Kesal Suzy.

Brakkkk

Secara tiba tiba pintu mansion mereka dibuka dengan kasar. Mereka kelihatan kaget ketika melihat beberapa orang pria berjas hitam memasuki mansion mereka dengan membawa balok kayu.

"Siapa kalian!?" Tanya Tuan Bae "Pengawal!!" Teriaknya.

"Maaf Tuan Bae. Pengawal anda sepertinya sudah pingsan"

"Siapa kamu?" Tanya Suzy.

"Ouh, kamu mau kenalan? Baiklah, nama aku Jisoo dan aku disini bersama yang lain untuk memberi sedikit kado untuk kalian"

"Apa maksud kamu?" Tanya Suzy.

Jisoo beralih menatap pria yang datang bersamanya itu. Dia mengangguk kecil. Seakan mengerti, kesemua pria itu langsung menghancurkan barang barang yang ada di mansion itu menggunakan balok kayu yang sudah mereka siapkan.

"Apa yang kalian lakukan sialan!!" Marah Tuan Bae berusaha menghalang namun dia malah didorong membuatkan dirinya terjatuh.

"Han!" Panggil Jisoo.

Seorang bodyguard yang bernama Han itu langsung menghampiri Tuan Bae. Dia menarik Tuan Bae dan mengunci pergerakan Tuan Bae.

"Lepasin Papa aku!!" Teriak Suzy.

"Suzy-ssi. Kamu sendiri yang memilih untuk bermain main seperti ini" ujar Jisoo

"Maksud kamu apa hah!? Aku tidak kenal sama aku bahkan aku tidak pernah berurusan sama kamu!!" Sahut Suzy.

"Tapi kamu sudah mengganggu rumah tangga Jane sama Rose" sinis Jisoo.

Mata Suzy membulat "R-Rose yang mengirim kalian kesini!?" Ah, sekarang dia ingat kalau dia pernah melihat sosok Jisoo di perusahan Jane.

"Iya" santai Jisoo. Dia beralih menatap Han.

Han yang mengerti langsung saja mengeluarkan pisaunya dan meletakkannya dileher Tuan Bae "Jangan sakitin Papa gue!!" Marah Suzy.

"Tenang Suzy-ssi. Kita tidak akan menyakiti Papa elo kalau elo tidak mengganggu Rose sama Jane lagi" ujar Jane.

"A-ampun" Tuan Bae ketakutan ketika pisau Han hampir menggores lehernya.

Suzy menggigit bibirnya dengan ragu "Han! Bunuh saja dia!" Arah Jisoo serius.

"Jangan!!" Teriak Suzy "Baiklah! Gue janji tidak akan mengganggu mereka lagi"

Jisoo beralih menatap Tuan Bae. Dia menaikkan salah satu alisnya "S-saya juga tidak akan mengganggu mereka lagi" ujar Tuan Bae pada akhirnya.

"Lepasin dia" arah Jisoo yang membuatkan Han langsung melepaskan Tuan Bae "Kalian masih belum kenal sama sosok Rose. Mendingan kalian berjaga jaga saja. Kalau kalian terus mengganggu sesuatu milik Rose, kalian siap siapa saja untuk menanggung resikonya" ujar Jisoo.

Dia beralih memakai kacama hitamnya "Ayo pergi" akhirnya kesemua pria yang datang bersamanya itu mengikutinya keluar dari mansion itu.

"Gila! Gue hampir mati" gumam Tuan Bae bergidik ngeri "Mendingan kamu jangan dekatin Jane lagi. Bisa bisanya nanti Papa bakalan dibunuh sama mereka" ujarnya kepada sang anak.

"Kita harus melaporkan semua ini kepada polisi Pa" ujar Suzy.

"Terus kamu pikir Rose bakalan biarin kita melaporkannya? Papa yakin dia pasti sudah menunggu waktu untuk membunuh kita jadi mendingan kita jangan mengganggu dia. Kamu harus menjauhi Jane!" Tegas Tuan Bae diakhir kata dan sang anak akhirnya tidak mampu membantah lagi.























Sudah berkali kali Jane berusaha menelfon Rose namun istrinya itu tidak mengangkat panggilan darinya. Sekarang dia sudah kehabisan cara. Dia ingin bertemu istri dan anaknya itu namun dia tidak tahu dimana lokasi keduanya.

Dia sudah menghubungi Jisoo namun Jisoo malah menasihatinya agar memberikan Rose waktu untuk menenangkan dirinya.

"Rosie, maafin aku Sayang" lirihnya mengusap wajahnya dengan frustasi.

Dirinya tiba tiba merasa takut ketika membayangkan sang istri benaran pergi meninggalkan dirinya dan memilih untuk bersama cowok yang lain. Jika ianya benar benar terjadi, dia mungkin bisa menjadi gila.

"Tidak! Hal itu tidak akan mungkin terjadi! Siapa pun orangnya, tidak ada siapa siapa yang bisa mendapatkan Rosie kecuali gue!" Gumam Jane mengepalkan tangannya "Jaemin-ah, tunggu Daddy menjemput kamu sama Mommy ya"













   Tekan
    👇

Sweet as Sugar✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang