Saera dan David sudah pamit pulang setelah Rose memperkenalkan Jane kepada mereka. Cukup sulit untuk mereka menerimanya namun mereka sudah tidak bisa memaksa Rose lagi. Lagian mereka sadar kalau mereka memang bukan siapa siapanya Rose.
"Maksud Mommy tadi apa?" Tanya Jane
"Tidak peka banget nih orang" gumam Joy jengah.
"Mommy hanya bilang seperti itu karena Mommy tidak ingin mereka menikahkan Mommy sama anak mereka si" sahut Rose "Memangnya Jane ingin Mommy menikah sama si Mark itu?"
Jane sontak menggeleng "Tidak! Nanti si Mark itu pasti akan sakitin Mommy lagi!"
Rose tersenyum "Bagus deh" dia beralih menatap Joy "Kapan gue bisa keluar?"
"Besok pagi. Untuk sekarang mendingan elo istirahat saja duluan" sahut Joy.
"Gue bosen Joyi!! Lagian gue sudah tidak apa apa kok. Tidak amnesia juga" ujar Rose sedikit kesal.
"Tapi kondisi badan elo masih lemes. Elo pasti capek akhir akhir ini bukan?" Sahut Joy.
Rose mengangguk tanpa ragu "Gue memang sibuk si akhir akhir ini makanya gue capek. Ada masalah sedikit di perusahan"
"Apa elo butuh bantuan gue?" Tanya Joy
"Tidak perlu. Elo juga pasti sibuk sama urusan rumah sakit" sahut Rose.
"Gimana kalau Jane saja yang membantu kamu?" Saran Jisoo.
"Maksud Oppa?" Tanya Rose.
"Jane dulu bekerja di supermarket bukan? Tapi sekarang dia sudah tidak bekerja lagi. Jadi gimana kalau setelah dia pulang dari kampus, dia membantu kamu di perusahan saja? Kamu bisa mengajar dia bukan?" Jelas Jisoo.
Rose terdiam dan beralih menatap Jane yang juga menatapnya itu "Ide Oppa bagus juga si. Lagian nanti pas aku menikah, aku sudah tidak ingin bekerja lagi jadi suami aku dong yang harus bekerja"
"Dih, yakin banget ya kalau Jane yang bakalan jadi suami elo" timpal Joy.
"Syirik saja lo" sahut Rose.
Joy mendengus "Gue keluar duluan deh"
"Ngambek nih?" Goda Rose.
Joy memutar bola matanya dengan malas "Gue harus keruangan Dokter Jae. Ada yang harus gue bahas sama dia" tanpa mendengar balasan dari Rose, dia langsung berganjak pergi dari sana.
"Apa kamu ingin makan? Oppa akan membelikan makanan dikantin rumah sakit untuk kamu" ujar Jisoo.
"Boleh juga tuh" sahut Rose "Maaf ya ngerepotin"
"Tidak merepotkan kok. Aku duluan" Jisoo langsung berganjak pergi meninggalkan Rose berdua bersama Jane.
"Jane" panggil Rose.
"Iya Mom?" Sahut Jane.
"Ayo sini" Rose meminta Jane untuk duduk disampingnya.
Namun cowok itu malah menggeleng "Nanti sempit Mom"
"Tidak kok. Ayo cepatan"
Gara gara dipaksa oleh Rose, cowok itu akhirnya pasrah dan memilih untuk duduk disamping Rose.
Dengan segera Rose memeluk lengan Jane dan meletakkan kepalanya dipundak namja itu "M-Mom?" Gugup Jane.
"Kenapa?" Sahut Rose "Seperti perjanjian kita, kamu harus mengikuti keinginan Mommy dan kamu adalah milik Mommy" lanjut Rose.
Jane menggigit bibir bawahnya. Dia benar benar merasa gugup saat ini. Jantungnya juga terus berdetak dengan cepat dan keringat dingin sudah membasahi dahinya "A-aku harus ke toilet" ujar Jane berusaha menghindar dari Rose. Dia berganjak memasuki kamar mandi.
"Ada ada saja si" gumam Rose terkekeh kecil.
Ceklekkk
Rose malah berpikir kalau pintu ruangannya dibuka oleh Jisoo namun tebakannya itu salah karena yang membuka pintu ruangannya itu adalah Mark, sosok yang sudah membuatkan dirinya menginap dirumah sakit.
"Mau apa kamu!?" Dingin Rose.
"Rose, maafin aku" Mark menghampiri Rose "Aku tidak sengaja" ujarnya merasa bersalah.
Rose menghela nafasnya dengan kasar "Aku sudah memaafkan kamu. Tapi aku mohon, tolong jangan mengganggu aku lagi"
"Kenapa? Sudah aku bilang kalau aku akan berjuang untuk kamu bukan?"
"Mark, tolong jangan keras kepala! Apa pun perjuangan kamu, aku tidak bisa menerimanya. Hati aku tidak memilih kamu! Tolong mengerti Mark!" Ujar Rose menahan emosinya.
"Tapi aku tidak ingin kehilangan kamu Rose! Aku mencintai kamu!"
"Kamu tidak mencintai aku tapi kamu hanya obses sama aku! Menjauhlah dari aku dan aku yakin kamu pasti bisa melupakan aku"
"Kamu siapa?" Pandangan mereka tertuju kepada Jane yang memandang mereka dengan polos.
"Heh bocah. Lo siapa hah?! Salah kamar?!" Marah Mark.
Jane mengernyit dan beralih menatap Rose "Mark, jangan marahin dia. Dia Jane, calon suami aku" ujar Rose.
Mark melotot. Dia menghampiri Jane dan menarik kerah baju cowok itu "Jadi elo yang sudah mengambil Rose dari gue hah?!" Bentaknya.
Brughh!
"Yakk!!" Rose berteriak marah ketika melihat Mark memukul Jane membuatkan cowok polos itu tersungkur jatuh "Jangan menyentuh dia!" Marah Rose.
"Masa kamu ingin menikah sama cowok seperti dia?! Dia tidak ada apa apa kelebihan! Dia hanya cowok polos yang bodoh!" Seru Mark.
"Cukup Mark!" Sentak Rose "Terserah aku ingin menikahi siapa! Kamu tidak ada hak untuk memutuskan siapa yang akan menjadi suami aku!" Marah Rose.
Dengan nafas yang memburu Mark menatap Jane "Lihat saja nanti!" Ujarnya berganjak pergi dari sana.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet as Sugar✅
ФанфикDia manis seperti gula~ Chaennie📌 Jentop📌 BxG📌 Fanfiction📌