Beberapa hari sudah berlalu dan kepergian kedua orang tuanya benar benar memberi dampak yang buruk kepada Jane.
Cowok itu memilih untuk hanya mendiamkan dirinya dirumahnya. Dia bahkan sudah tidak ke supermarket untuk bekerja. Biar saja dia dipecat. Dia tidak peduli soal itu. Sekarang yang hanya bisa dia lakukan hanyalah melamun tanpa mengisi perutnya. Hanya air putih yang diminum olehnya membuatkan badannya lemes. Kampus? Untuk apa dia kesana lagi? Bukannya dia sudah dikeluarkan? Jadi dia sudah tidak perlu memikirkannya lagi.
Brakkk
Secara tiba tiba pintu rumahnya dibuka dengan kasar. Apa itu orang yang datang untuk memintanya membayar hutang?
"Jane!"
Ah, bukan! Ternyata yang datang adalah sosok wanita yang selama ini muncul dihidupnya "Tante? Tante ngapain disini?" Tanya Jane.
Rose menghampiri Jane dengan wajah yang kelihatan emosi "Apa apaan ini hah?! Kenapa kamu kelihatan lemes seperti ini?! Apa selama ini kamu tidak makan?!"
"Aku memang tidak makan" sahut Jane polos.
"Kamu ingin jatuh sakit hah?!" Seru Rose galak.
Tanpa ragu Jane malah mengangguk "Biarin saja aku sakit. Nanti aku bisa menyusul Mama sama Papa"
Deg
Emosi Rose sontak menghilang. Dia menghela nafasnya dengan kasar dan beralih duduk disofa disamping Jane. Kedua tangannya itu malah menangkup kedua pipi Jane "T-Tante mau ngapain?" Tanya Jane gugup.
Tangan Rose beralih mengelus pipi gembul Jane yang sekarang sudah kelihatan tirus "Kamu harus bertahan hidup. Apa pun yang terjadi, kamu harus meneruskan hidup kamu. Memangnya kamu ingin perjuangan orang tua kamu selama ini sia sia?"
Jane menggeleng dan dia memilih untuk diam. Jantungnya bahkan sudah berdetak dengan cepat ketika menatap mata Rose.
"Aku sudah berjanji sama Mama kamu untuk menjaga kamu. Jadi sekarang kamu beresin baju baju kamu dan ikut aku pulang" ujar Rose.
"Ikut Tante pulang? Heol! Tante ingin menculik aku?!" Heboh Jane.
Rose mengangguk santai "Iya, aku ingin menculik kamu. Jadi sekarang beresin barang barang kamu dan ikutlah bersama denganku"
"Tidak!" Tolak Jane.
Rose melotot garang membuatkan nyali cowok itu menciut "A-aku beresin barang barang aku sekarang" dengan segera Jane berlari kekamarnya.
Kekehan geli Rose mula kedengaran "Menggemaskan" gumamnya.
Mata Jane melotot ketika memasuki mansion gede milik Rose. Tidak pernah dia pikirkan kalau dia bakalan bisa menjejakkan kaki ke mansion yang mewah itu.
"Apa aku akan tinggal disini?" Polos Jane.
Rose terkekeh kecil "Iya. Mulai sekarang, kamu akan tinggal sama aku"
Jane menatap Rose "Kenapa Tante baik sama aku? Kita bahkan tidak pernah akrab dan kali pertama kita ketemu juga di toko roti Mama aku"
"Ayo" Rose membawa Jane duduk disofa yang ada di ruang tamu mansion "Aku tertarik sama kamu" jujur Rose.
Jane mengernyit "Maksud Tante"
Rose mengambil satu amplop dan memberikannya kepada Jane "Kita bikin perjanjian"
Dengan wajah yang bingung Jane membuka amplop itu dan membaca tulisan yang tertulis diatas kertas itu "Disini tertulis kalau Tante akan membiayai kehidupan aku dan aku berhak untuk meminta fasilitas dari Tante dan aku juga harus mengikuti keinginan Tante" ujar Jane. Dia beralih menatap Rose "Apa aku bakalan menjadi anak Tante?" Polosnya.
"Bisa dibilang seperti itu si" sahut Rose "Tandatangan perjanjian itu sekarang. Itu hanya kontrak si. Kontrak itu berjalan selama 2 tahun. Kalau aku benar benar yakin sama perasaan aku, kontrak itu bakalan dibatalkan dan kamu automatis akan menjadi milik aku" seringai Rose diakhir kata.
Sejujurnya Jane tidak mengerti apa yang terjadi namun tawaran dari Rose benar benar menggiurkan untuk dirinya yang memang membutuhkan uang itu. Tanpa memikirkan resikonya, Jane langsung menandatangani kontrak itu.
Seringai kembali muncul dibibir Rose "So now, you can call me Mommy"
"Mommy!?" Kaget Jane. Dia kembali membaca kontrak itu dan benar saja, di kontrak itu tertulis kalau dia harus memanggil Rose dengan sebutan Mommy. Bukan itu saja, di kontrak itu juga tertulis kalau dia tidak bisa mendekati ataupun pacaran sama mana mana cewek. Kalau dia melanggar perjanjian itu, dia bakalan menerima hukuman dari Rose.
"Kamu sudah menandatangani perjanjian itu dan kamu tidak bisa melanggar perjanjiannya" smirk Rose "So now, call me what?"
"M-Mommy" gugup Jane menelan ludahnya dengan kasar.
Rose tersenyum "Bagus!" Ujarnya "Kamar kamu ada dilantai atas disamping kamar Mommy. Kamu kekamar terus mandi. Mommy akan menyiapkan makanan untuk kamu"
"Arreosso" dengan canggungnya Jane membawa kopernya kekamar dilantai atas.
Rose pula berganjak kedapur dan menyiapkan makanan untuk anak nya itu.
Dengan pipi yang menggembung lucu Jane menikmati steak yang dimasak oleh Rose "Ini enak banget Mom! Dulu aku tidak pernah memakan ini karena harganya mahal" ujar Jane. Dia bahkan sudah tidak canggung untuk memanggil Rose dengan sebutan Mommy.
Rose mengambil tissue dan mengelap hujung bibir Jane "Kalau kamu ingin makan apa apa, bilang saja sama Mommy ya"
"Okay Mommy!" Sahut Jane antuasis.
Urghh mommysé🔥
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet as Sugar✅
Fiksi PenggemarDia manis seperti gula~ Chaennie📌 Jentop📌 BxG📌 Fanfiction📌