-37-

767 115 40
                                    

Hari demi hari berlalu dan Jane seakan berubah. Dia lebih banyak menghabiskan masanya diluar daripada menemani istri dan anaknya itu.

Sudah pasti hal itu membuatkan Rose mula merasa curiga namun dia memilih untuk diam dan berusaha berpikiran positif. Mungkin saja Jane punya masalah di perusahan, pikirnya.

"Aku berangkat duluan ya" ujar Jane.

"Loh, kamu tidak sarapan? Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kamu" ujar Rose.

"Aku sarapan diluar saja. Aku buru buru" tanpa mencium dahi sang istri, dia bergegas memasuki mobil dan berlalu pergi dari sana.

Rose menatap kepergian Jane dengan tatapan yang sulit diartikan. Jane yang sekarang seakan berbeda. Dulu Jane akan selalu menciumnya duluan sebelum berangkat kemana mana namun sekarang Jane malah mengacuhkannya.

"Apa yang kamu lakukan diluar sana Hubby" gumam Rose sendu.





















*

"Sayang"

"Ishh, kamu kok telat?" Suzy mempoutkan bibirnya dengan kesal ketika Jane duduk disampingnya.

"Maaf, tadi jalanannya macet" ujar Jane mengelus kepala Suzy.

"Bohong. Kamu pasti sarapan sama istri kamu itu bukan!?"

"Aniyo! Aku belum sarapan kok"

"Benaran?"

"Iya sayang"

Suzy tersenyum senang. Dia langsung memesankan sarapan untuk mereka berdua.

Tidak butuh waktu yang lama, makanan yang dipesan akhirnya tiba "Jadi kapan kamu akan menikahi aku?" Tanya Suzy.

Jane terdiam. Dia sedikit merasa bersalah sama sosok istrinya. Apa pilihannya ini tepat? Kenapa hatinya seakan tidak rela untuk menggantikan posisi Rose?

"Sayang!?" Panggilan Suzy menyadarkan Jane.

"Ah iya sayang?" Sahut Jane.

"Kapan kamu akan menikahi aku!?!!" Kesal Suzy.

Jane tersenyum tipis "Secepatnya ya. Aku harus ngomong sama Rose duluan"

"Kamu harus menceraikan dia. Pokoknya hanya aku satu satunya istri kamu!"

"Loh, tapi gimana sama Jaemin? Anak aku butuh aku"

"Biarin saja dia bersama Rose. Aku juga bisa hamil anak kamu kok"

Jane menghela nafasnya dengan kasar. Dia memijit pelipisnya yang pusing itu "Nanti aku pikirkan"
















*
*

Ding dong~

Rose bergegas membuka pintu mansion ketika dia kedatangan tamu "Loh, Jihyo? Ayo masuk"

Jihyo mengikuti Rose untuk masuk kedalam mansion.

"Maaf ya, ruang tamunya berantakan. Belum sempat aku beresin soalnya tadi Jaemin rewel" ujar Rose merasa tidak enak.

"Tidak apa apa Mrs. Aku mengerti" sahut Jihyo.

"Ngomong ngomong, kenapa kamu kesini?" Tanya Rose.

"Aku kesini untuk mendapatkan tandatangan dari Mrs untuk berkas diperusahan"

Dahi Rose mengernyit "Seharusnya kamu meminta tandatangan dari Jane bukan?"

"Tapi beberapa hari ini Sajangnim sudah tidak masuk ke perusahan"

"Maksud kamu apa? Dia selalu pamit sama aku untuk berangkat ke perusahan"

Jihyo menggigit bibir bawahnya dengan ragu. Apa yang harus dia lakukan? Apa dia jujur saja sama Rose? Dia sudah menganggap Rose seperti saudaranya sendiri jadi dia tidak tega melihat Rose dipermainkan oleh Jane.

"Apa Mrs ingat sama Tuan Bae?" Tanya Jihyo.

"Iya. Dia yang dulunya ingin kerjasama sama perusahan kita bukan?" Sahut Rose.

Jihyo mengangguk "Dia sudah bekerjasama sama perusahan kita. Tapi sekarang anaknya yang menguruskan kerjasama itu. Namanya Suzy"

"Suzy?"

"Sejujurnya aku merasa tidak enak untuk ngomong soal ini tapi aku juga merasa bersalah kalau aku tidak ngomong sama Mrs soal ini"

"Ngomong apa Ji? Jujur sama aku please!"

"Akhir akhir ini Sajangnim akrab sama Mrs Suzy. Mrs Suzy sering ke perusahan bahkan mereka sering makan siang bersama. Di perusahan, mereka tidak segan untuk menunjukkan hubungan mereka"

"H-hubungan?" Ulang Rose.

"Mereka pacaran"

Deg

Rose bergegas mengambil ponselnya. Dia mula melihat cctv yang memang ada di perusahan itu.

Hatinya benar benar sakit ketika melihat Suzy yang bermanja kepada Jane dan Jane juga tidak mempermasalahkannya.

"Maafin aku. Aku ngomong soal ini bukan karena aku ingin rumah tangga Mrs dalam masalah, aku hanya tidak tega melihat Mrs dibohongi sama Sajangnim" ujar Jihyo merasa bersalah.

"Tidak apa apa Ji. Bukan salah kamu" ujar Rose berusaha menampilkan senyuman palsunya "Dimana berkasnya?"

Jihyo bergegas mengeluarkan berkasnya "Ini Mrs"

Rose akhirnya menandatangani berkas itu "Baiklah Mrs. Kalau tidak ada apa apa lagi, aku kembali ke perusahan dulu ya. Kalau Mrs butuh bantuan aku, kabarin aku saja"

"Baiklah Jihyo. Terima kasih"

Setelah Jihyo berlalu pergi, tangisan yang ditahan oleh Rose akhirnya kedengaran. Kenapa Jane tega selingkuh? Apa kurangnya dirinya?

"Hiks Hubby, kamu jahat" isak Rose memukul mukul dadanya yang sesak itu.
















"Aku harus kembali ke perusahan ya" pamit Jane.

"Tidak! Pokoknya hari ini kamu harus menemani aku berbelanja"

"Tapi sudah beberapa hari aku tidak masuk ke perusahan. Kalau Rose tahu soal ini, bisa bisanya dia curiga sama hubungan kita"

"Aku tidak peduli. Lagian dia memang harus tahu si. Nanti dia bakalan diceraikan bukan?"

Jane terdiam. Cerai. Kata kata itu membuatkan dirinya bingung. Apa dia harus menceraikan istrinya itu? Tapi kenapa hatinya seakan tidak rela?















  Tekan
    👇

Sweet as Sugar✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang