12 - A: Sirius

1.2K 280 92
                                    

Halo jangan lupa untuk Vote dan Komen ya.

Tinggalkan jejak komentar kamu di setiap line

Happy Reading

Sepulang sekolah, Shaula, Bhita dan juga Zeno menuju lobi untuk menunggu jemputan masing-masing. Sementara itu, di belakang mereka, ada Neoma. Neoma merasa bingung dengan sifat ketiga gadis di depannya ini. Mereka benar-benar mengacuhkan Neoma seharian ini. Neoma juga tidak tahu, letak kesalahan dirinya ada di mana. Saat ingin bertanya, mereka selalu menghindar.

Neoma tetap memilih diam, hingga bunyi dering ponsel Zeno terdengar.

"Gue duluan, udah dijemput!" ujar Zeno yang langsung melangkah pergi.

Pertemanan mereka memang Neoma anggap unik. Mungkin beberapa perteman yang dikenal akrab, akan ada sesi good bye terlebih dahulu atau drama kecil dalam persahabatan, ketika salah satu teman mereka akan pulang.

Tetapi, respon Shaula dan Bhita berbeda. Kedua gadis itu hanya mengangguk singkat saja. Seolah, mereka hanya saling mengenal nama saja.

Tidak lama, setelah itu, Raven pacarnya Shaula datang dengan mobilnya dan menunggu di depan lobi. Bahkan Shaula pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Bhita. Kini, tinggal Bhita yang harus berjalan ke arah gerbang dan memesan ojek online untuk pergi bekerja di hari pertama.

"Bhita!"

Namun pergerakannya tertahan, saat seseorang memegang pergelangan tangannya. Bhita menoleh ke belakang. Senyuman dengan tatapan meneduhkan itu menatapnya.

"Lo... mulai jadi tutor hari ini?" tanya Neoma dengan nada yang menyejukkan pendengaran Bhita.

Bhita mengangguk kecil, dia tidak tahu harus mengatakan apa. Karena Zeno melarangnya untuk terlalu dekat dengan Neoma.

"Lo gue antar ya? Buang-buang uang kalau pakek ojek online. Lokasinya cukup jauh dari sini. Kemarin Tante gue kasih tahu alamat temannya ke gue."

Bhita diam sejenak, ini hal yang dia suka dari Neoma. Jika Shaula akan pasti memerintahnya tanpa bantahan. Dan Zeno akan menatapnya dengan tatapan intimidasi yang membuatnya tidak bisa menolak. Tapi berbeda dengan Neoma, gadis ini membuatnya memiliki pilihan dan lebih menghargainya. Paling tidak, untuk kali ini itu yang Bhita rasakan.

"Nggak ngerepotin lo kan?"

"Nggak sama sekali."

–A–

Bhita merasa heran, seharusnya Neoma mengantarnya ke rumah tempatnya bekerja. Tapi, Neoma malah membawanya ke salon. Bhita pikir, mungkin Neoma ingin ditemani. Lagi pula, dia masih ada waktu satu jam sebelum bekerja.

"Ada yang bisa kami bantu Kak?" tanya seorang pekerja perempuan kepada Neoma.

"Teman saya udah cantik, tapi dibuat lebih cantik lagi. Bisa kan Mbak?"

Mata Bhita membulat mendengar itu. Jadi bukan Neoma yang harus ke salon, tapi dirinya.

"Neoma, kok gue sih?"

"Udah, lo ikut aja sama Mbak ini. Ini hari pertama lo kerja, first impression lo harus bagus."

"Tapi–"

"Bhita, udah nggak apa-apa."

Bhita menghembuskan napas pelan. Tidak ada nada ketus, tidak seperti Zeno. Tapi, tatapan mata Neoma yang meneduhkan itu, tidak mampu dia tolak. Pada akhirnya, Bhita mengangguk.

ACCISMUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang