Harap maklumi jika ada typo, tandai saja yaa
Happy Reading
Mobil pribadi yang diberikan untuknya, telah masuk ke garasi rumah mewah itu. Anna, dia turun dari mobil yang diberikan oleh sang ayah sebagai hadiah juara satu bertahan selama empat semester berturut-turut.
Menurut Anna, hadiah ini belum sebanding dengan apa yang telah dia lakukan. Banyak hal yang telah Anna korbankan, bukan dari segi waktu saja.
Anna harus berpura-pura tinggal sendiri di apartemen yang mana itu adalah milik Shaula. Apartemen itu berguna, jika teman-temannya ingin main ke rumahnya. Anna juga harus berbohong, jika orang tuanya berada di luar negri. Dalam artian, Anna harus ikhlas membiarkan Shaula memiliki ibunya sendiri dan mengakui bahwa Katrine adalah ibunya. Sedangkan dirinya yang sebagai anak kandung, tidak bisa melakukannya.
Semua hanya untuk Shaula. Tapi Anna tahu, Shaula tidak pernah melihat pengorbanan yang dilakukan dirinya. Anna berpikir, Shaula hanya peduli pada kisah pilunya sendiri.
Padahal Anna pikir, Shaula hanya diminta belajar saja. Tidak dituntut untuk hal yang lain. Tapi Shaula terus saja melakukan pemberontakan dan tidak mau menurut.
"Jawab Shaula!! Ini punya siapa?!!"
Langkah kaki Anna terhenti saat mendekati ruang keluarga. Suara Orius—Ayah sambungnya menggema. Pria itu pasti sedang marah, lagi.
Anna merasa mulai berat untuk melangkah ke ruang itu. Sebenarnya, dia lelah dengan keluarga ini. Selalu saja ada pertengkaran antara ayah dan anak kandung perempuannya. Orius jarang memarahi Anna, paling hanya jika nilai Anna menurun. Tapi hanya sekedar ditegur dan diceramahi. Tidak seperti Shaula, yang mana Orius selalu berbicara dengan nada tinggi kepada Shaula.
"Kenapa lagi?" tanya Anna pada seorang pelayan yang terburu-buru pergi.
Pelayan itu menoleh, dia juga terlihat takut. "Itu Non Anna, Nona Shaula dimarahi lagi. Karena Tuan nemuin puntung rokok di kamar Non Shaula!"
Mata Anna membulat mendengar itu. Dia langsung bergegas pergi ke ruang keluarga itu. Orius dengan wajah yang menahan semua amarahnya, lalu Katrine yang terlihat sangat khawatir dan mencoba menenangkan Orius.
Sedangkan Shaula, gadis itu hanya bisa diam sambil menunduk. Melihat Shaula yang terdiam, membuat kilasan memori singkat hadir di ingatan Anna.
Sekitar tujuh bulan yang lalu, tepat jam 00.30 WIB. Anna baru saja selesai belajar untuk mempersiapkan ulangan besok. Kamarnya berdekatan dengan Shaula. Tapi tidak memiliki balkon. Jadi, Anna pergi ke lantai bawah dan pergi ke taman belakang. Anna menatap bintang malam dengan udara yang sangat menyengat di kulit putihnya.
Karena tidak tahan dengan dingin, Anna memutuskan untuk masuk kembali. Tapi, tanpa sengaja dia melihat ke atas. Awalnya Anna biasa saja, melihat punggung Shaula yang tengah menatap bintang. Anna tahu Shaula menyukai bintang. Tapi, saat Shaula menggeser posisinya. Mata Anna membulat. Dia terkejut dengan apa yang tengah dilakukan Shaula.
Shaula tengah mengapit sebatang rokok di tangan kanan, antara jari telunjuk dan tengahnya. Bahkan ujung tembakau itu tengah terbakar. Anna juga melihat, Shaula yang menghisap batang rokok itu. Saat Shaula mengeluarkan asap dari mulutnya, Anna yakin saat itu, ini bukan pertama kalinya Shaula melakukan ini.
Shaula sangat terlihat ahli dan biasa saja, saat mengisap rokok itu.
Tapi apa yang dilakukan Anna saat itu. Apa dia berusaha memberitahu Orius atau Katrine? Tidak, Anna memilih diam dan berpura-pura tidak tahu apa-apa.
Namun sekarang, apa yang tengah dia sembunyikan dari Orius dan Katrine telah terbongkar. Anna yakin, jika Shaula akan mendapatkan masalah besar.
"Kenapa diam? Jawab! Kamu bisu?" bentak Orius.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCISMUS
Novela Juvenil"Katanya, kematian adalah akhir yang indah dari segalanya!" - Kedatangannya, bukan tanpa alasan. Dia harus menginjakkan kakinya di sebuah sekolah bernama Meteor High School. Meteor High School, sekolah elit ternama yang hanya menerima anak-anak dar...