"ayo pergi"
Haruto muncul dibalik jendela besar dikamar jeongwoo dengan senyuman bahagianya ketika bertemu sang kekasih
"Tunggu aku haruto" balas jeongwoo kemudian naik ke atas meja belajarnya untuk keluar dari kamarnya lewat jendela yang ada di kamarnya
"Ayahmu melihat, menunduk!" Kata haruto memperingati setelah melihat ayah jeongwoo lewat didepan kamar jeongwoo
"Kau yang harusnya menunduk, untuk apa aku bersembunyi dari ayahku" balas jeongwoo dengan berbisik karena takut ketahuan ayahnya
"Oh benar haha, lagipula kenapa kau tak menutup pintu kamarmu. Aku panik" kata haruto, jantungnya selalu berdebar jika sedang menjemput kekasihnya untuk pergi bersamanya
"Jangan mengacaukan ku haruto, aku sedang fokus. Aku membuka pintunya agar ayahku tak curiga" balas jeongwoo sambil melewati jendela besar yang cukup sulit dilewati karena memiliki pagar besi lagi dibalik tirainya. Untungnya badan jeongwoo kecil hingga bisa melewati pagar besi tersebut
"Tidak bisa, aku ingin tertawa " balas haruto sambil menahan suaranya
"Jangan tertawa atau kau akan mati sekarang " kata jeongwoo kesal haruto tak bisa diajak serius
"Jangan seperti itu, aku masih mau melihat mu dalam waktu yang panjang " kata haruto protes jeongwoo menyebut tentang kematian lagi dan lagi.
"Bantu aku melompati jendela ini kalau begitu, kau hanya bicara tapi tak membantu ku" kata jeongwoo
"Eyy, kau benar-benar tak melihat usahaku hm? Untuk apa aku membungkuk seperti ini? Cepat naik punggungku atau kau akan jatuh" balas haruto sambil bersiap menahan tubuh sang kekasih yang akan melompat ke punggungnya
Dug!
"Kau menginjak punggung ku!" Kata haruto sedikit berteriak
"Kau mengatakan jika aku harus naik ke punggung mu!" Balas jeongwoo
"Naik, bukan injak" kata haruto menjelaskan
"Jangan berisik haruto, ayo pergi" ajak jeongwoo
"PARK JEONGWOO!" Teriak ayah jeongwoo di dalam kamar jeongwoo
"Haruto ayo cepat ayahku melihat kita" kata jeongwoo panik melihat ayahnya tengah melihat kabur nya bersama haruto
Setelah melarikan diri dari ayahnya, kini jeongwoo dan haruto sudah berada di bukit tempat biasa mereka menghabiskan malam dibawah sinar bulan.
"Kau melakukannya dengan baik hari ini" kata haruto sambil meregangkan punggungnya
"Kau menyindirku" balas jeongwoo sambil memanyunkan bibirnya sedikit
"Ayahmu benar-benar menakutkan" kata haruto sedikit terkekeh
"Benar, rasanya aku ingin pergi jauh darinya"balas jeongwoo lalu menyandarkan kepalanya di bahu lebar sang kekasih
"Kemana?" Tanya haruto sambil mengusap kepala jeongwoo yang bersandar di bahunya
"Entahlah, pergi jauh dan tak kembali. Pergi untuk waktu yang lama, mungkin pergi selama-lamanya " jawab jeongwoo
"Kau punya nyali untuk mati hah? Bicara sekali lagi tentang itu aku benar-benar marah jeongwoo " haruto menatap jeongwoo dengan kesal kemudian mengangkat dagu jeongwoo agar kepalanya terangkat dari bahunya. Haruto sedikit bergeser agar jeongwoo tak lagi bersandar padanya, ia harus menunjukkan ia marah kali ini agar jeongwoo kapok
KAMU SEDANG MEMBACA
L'AMOUR DE MA VIE
Fanfiction[hajeongwoo ft.jaesahi] Kalian percaya reinkarnasi? Apa jadinya jika seseorang terbangun 100 tahun kemudian dari kematiannya dan menjalani kehidupan barunya untuk mencari sang kekasih? Akankah jeongwoo berhasil menemukan kekasihnya dan kembali bersa...