27 : kecewa

944 160 27
                                    

Bel pulang telah berbunyi, haruto segera membereskan peralatan sekolah nya sambil memperhatikan gerak gerik jeongwoo yang terlihat buru-buru.

'ini si hyunsuk pasti maksa jeongwoo buat ikut sama dia lagi' batin haruto

"Mau kemana buru-buru banget?" Tanya haruto

"Ada junghwan didepan, dia marah kalau nunggu kelamaan" jawab jeongwoo sambil berdiri karena ia sudah siap untuk pulang

"Kenapa nurut banget sama dia? Lu ga nyaman kan kalau kayak gini? Bilang aja wo" kata haruto sambil menahan tangan jeongwoo

"Gapapa haruto" balas jeongwoo sambil melepaskan pegangan tangan haruto

"Dunia lu sekarang cuma junghwan ya? Susah banget diajak main" kata haruto kesal, ia juga cemburu karena jeongwoo terus bersama junghwan

Jeongwoo terdiam, memang benar jika belakangan ini ia terus bersama junghwan. Ia bersama junghwan sampai lupa waktu, tapi itu semua bukan karena kemauan jeongwoo sendiri. Ia terjebak di situasi ini, ia tak bisa pulang sebelum junghwan mengantarnya pulang karena junghwan dan yang lainnya terus meminta jeongwoo untuk tetap tinggal bersama mereka.

"Maaf haruto, nanti gue usahain biar bisa main sama kalian" kata jeongwoo tak enak hati

"Lu ga nyaman kan?" Tanya haruto

"N-nggak gitu, gue nyaman banget sama kalian. Kalian baik" jawab jeongwoo

"Bukan sama kita, sama pacar lu" kata haruto

"Haruto...gue gapapa kok" balas jeongwoo

"Hubungan itu ga kayak gitu jeongwoo, Jangan dipaksain kalau bikin lu ga nyaman. Gimanapun yang paling penting itu diri lu sendiri, kalau lu gasuka jangan bilang suka.  Dan satu lagi, dalam hubungan itu harus ada perasaan...buat apa lu pacaran sama dia kalau ga ada perasaan di diri lu?kenapa lu mau ngejalanin ini?" Tanya haruto kesal karena jeongwoo hanya terlihat pasrah

Jeongwoo menundukkan kepalanya tak ingin melihat wajah haruto, hatinya perih mendengar ucapan haruto karena semua yang haruto ucapkan itu benar.

"Kebahagiaan orang lain belum tentu kebahagiaan lu. Lu gabisa ngejalanin kebahagiaan orang lain, lu punya kebahagiaan diri lu sendiri" kata haruto sambil mengangkat dagu jeongwoo agar mau melihatnya

Mata jeongwoo panas dan mulai berkaca-kaca, sekali lagi haruto benar dan ia ingin lari dari situasi yang membuat tidurnya tak nyenyak.

"Ga boleh, lu gaboleh nangis. Belum waktunya lu nangis, lu masih bisa berjuang. Berhenti dari apa yang bikin lu sakit sekarang dan lakuin apa yang lu mau. Lu ga perlu mikirin orang lain" kata haruto sambil tersenyum tipis memberi semangat pada jeongwoo.






Deg!












"Tidak, anak manis tidak boleh menangis. Ini belum waktunya, kau masih bisa berjuang. Hentikan semua penderitaan mu, lakukan apa yang kau mau. Kau bisa terbang bebas jeongwoo, jangan pikirkan orang lain"

Jeongwoo mengusap air mata di pipinya setelah mendengar ucapan sang kekasih, kekasih nya ini selalu berhasil membuatnya merasa lebih baik. Jeongwoo bersyukur karena kehadiran haruto disampingnya.

"Nah begitu, sebenarnya kau lucu saat menangis tapi aku benci melihatnya karena hatimu sakit saat kau menangis. Tak bisakah kau tersenyum saja? Jantungku lebih sehat karena senyuman mu" ucap haruto sambil tertawa kecil

"Kau tak boleh begitu, jangan membuatku seperti orang gila karena setelah menangis harus tersenyum seperti orang bodoh" jawab jeongwoo dengan sisa isakannya

L'AMOUR DE MA VIE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang