Chapter 8

7 4 0
                                    

alo aku galau sepi banget wp aku ramein dong
Makasih orang baik..

Happy Reading

"Hanya kenangan, tak ada hal baru"
-clara

Entah dimana sekarang Clara berada hanya ada ruangan putih

"Gimana kabar ade abang, baik kan"

"A-abang, abang kesini bang ke rumah pulang clara cape setiap hari denger pecahan kaca terus mamah ayah berantem bang"

"Sini abang peluk, maafin abang ya belum ada di samping clara,"

"Tenang clar ada seseorang yang gantiin abang untuk sementara"

"Tapi clara gamau, clara mau nya abang ga ada yang bisa gantiin posisi abang"

"Ada Clara dia laki-laki baik"

"Tapi abang harus pulang ya jangan kesana tapi kerumah" ucap clara menunjuk cahaya putih

"Itu tuhan ya tau, abang gatau tapi abang berjuang"

"Clara nyusul abang aja ya biar bareng"

"Ga boleh"

"Ade ga ikhlas"

"Jagain mamah sama ayah ya, kalau kangen abang liat senja aja abang selalu di situ"

"Kalau abang kangen clara liat hujan ya aku ada diantara rintik-rintik hujan itu"

"See you de"

"Abang!! " Clara terbangun dari tidurnya, ya benar yang tadi hanyalah mimpi

Nafas Clara ter-engah engah entah apa yang terjadi tetapi dia tidak ingin terbangun dari mimpi nya ia ingin selalu menatap wajah abang nya yang penuh kasih sayang

Prangg!!

"Saya kerja itu buat kamu juga Lusi dan kamu cuma foya-foya"

"Saya juga bekerja ya gak kaya kamu kerjaan nya mabuk terus"

"Sok tau kamu"

"Kenyataan"

Plak satu pukulan mendarat di pipi Lusi

"Bacot" ya pertengkaran selalu terjadi setiap hari tiada hari tanpa bertengkar

"hidup gini amat sabar ya clar" keluh kesah Clara sambil mengelus dada nya sendiri

Clara keluar dari kamarnya pemandangan yang pertama kali dilihat adalah pecahan kaca yang bertebaran dimana-mana

"Tiduran di lantai seru kaya nya" guman Clara.

"Jangan non" jawab tiba-tiba bi ijah

"Keren bi tadi yang lagi adu mulut"

Bi ijah hanya tersenyum kaku dan rasa kasihan terus ada pada dirinya seorang Clara yang selalu di jaga dan di sayang sekarang mendapatkan perlakuan seperti ini.

"Gapapa bi, clara pergi" pamit clara

"Hati-hati non"

Clara pun pergi dengan motor yang tadi di berikan oleh Reygan

← →

Suara burung-burung yang berkicauan terdengar sangat jelas, suara ombak dan angin membuat hati tenang

Terlalu banyak kenangan di tempat ini, tetapi mengapa tidak ada hal baru untuk di jadikan kenangan, apakah kenangan hanya berhenti pada waktu itu?

Air mata jatuh begitu saja dari mata Clara

"Clara anak kesayangan mamah ayah, Clara ade kesayangan bang arsen, itu kuat harus senyum ga boleh nangis" ucap Clara sambil memeluk dirinya dengan kedua tangan nya sendiri dengan mata yang di pejamkan, dia butuh pelukan sangat sangat butuh

"Hug me, please... " rilih Clara, namun nihil kenyataan yang begitu hampa tak ada seseorang yang memeluknya saat meringkuk sesenggukan

Clara menghapus air matanya kasar, dan segera meninggalkan pantai ia tidak mau menangis berlebihan cukup.

← →

"Lama banget lo" singkat Reygan

"Sorry" jawab Clara

Ya Clara telat 5 menit untuk sampai di markas Aodra mungkin karna pantai

"Intinya"

"Lo harus masuk geng ini"

"Hm serah lo"

"Gw Varo"

"Leon"

"Andre"

"Clara"

Tanpa pamit atau pun say goodbye Clara pergi meninggalkan markas ia tidak kuat menahan air matanya iya ingin menangis

"Lo yakin bos? " tanya Leon

"Iya"

"Ga ada cara lain gitu? nanti cewe lo gimana"

"Gatau"

"Kasian ya, dia harus berjuang sendirian, andai gw cowo nya gw peluk erat erat" ucap Varo

"Enak aja, udah dapet restu emang lo? Belum kan kasian" jawab Andre

"Huft kapan sadar ya"

"Gw tau kenapa dia mau masuk ke geng ini" ucap Leon

"Semua juga tau neng" jawab Varo

"Jaga dia dari jauh" Reygan kini mengeluarkan suaranya

"Siap bos" ucap serentak

Tbc.

Babay semuanya...

ReyndraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang