6

1K 306 95
                                    

Kini kedua kalinya Uty melihat pak Daud, sore itu dia berada di restoran baru saja menyelesaikan meetingnya dengan klien. Kali ini Uty memperhatikan dengan seksama gerak-gerik pak Daud, ada yang aneh dengan penampilan pria itu, sopir Argan memakainya topi? 

Sebelum pak Daud selesai Uty lebih dulu keluar, ia tidak penasaran apa yang dilakukan pak Daud di restoran itu tapi lebih ingin tahu untuk siapa dia membeli makanan di restoran ini.

"Aku menunggu seseorang," kata Uty pada Saga.

"Baik Bu."

Uty tidak memegang ponsel, ia tidak ingin merekam apapun cukup melihat saja. 

Setelah menunggu 15 menit yang ditunggu keluar dan Uty meminta Saga mengikuti mobil tersebut.

Bukankah itu mobil yang sama seperti beberapa hari yang lalu? Tapi Saga tidak tertarik untuk bertanya.  Mereka mengikuti sampai ke sebuah hotel tapi tidak masuk ke sana karena Uty melarang.

Apakah pak Daud punya pekerjaan lain selama Argan ke luar negeri?

Saat Uty menyuruh Saga jalan pria itu tampak melihat ke arah hotel. "Ada apa?" tanya Uty.

"Itu bukannya perempuan yang tempo hari?"

Sayangnya saat Uty melihat wanita yang dimaksud telah membelakanginya. "Kamu bertemu dengannya?"

Saga mengangguk dan merubah posisi spion tengah agar bisa melihat Uty. "Perempuan itu keluar dari mobil itu juga."

Yang dimaksud Saga adalah ketika mereka mengikuti mobil suaminya beberapa hari lalu.

"Aku yakin itu wanita yang sama." tapi Saga tidak bertanya siapa wanita itu.

Uty tampak berpikir. Mungkinkah benar apa yang ada di kepalanya sekarang? Uty dibuat bingung.

Uty sudah mengetahui perselingkuhan yang dilakukan suaminya tapi sekarang dia ingin memastikan benarkah Argan membohonginya dengan mengatakan bahwa pria itu sedang ada di luar negeri?

"Kita ke bengkel."

Saga menurut dan melajukan mobil ke tempat yang disebutkan Uty. Ini pertama kalinya menjadi sopir dari seorang direktur bisa dikatakan ini juga kali pertama ia terlibat walaupun sebagai sopir dengan orang yang memiliki kekuasaan. Dulu temannya, kuli bangunan, penjual ikan, penjual daging paling hebat pak RT tempatnya mengontrak. Jadi Saga tidak mencurigai apapun.

Tiba di bengkel Uty meminta montir di sana memeriksa keadaan mobil dan ia juga mengatakan akan meninggalkan mobilnya di sana selama satu Minggu.

Alih-alih meminjam mobil temannya Uty lebih tertarik merental tapi atas nama Saga dan untuk yang kesekian kalinya pria itu tidak bertanya maksud dari sang majikan. Meminjam mobil temannya sama saja menguak kekacauan rumah tangganya. Walaupun Violet sudah tahu, namun cukup itu saja Uty tidak ingin menambahkan.

Kini Uty dan Saga sudah kembali ke hotel dan memarkirkan mobilnya tepat di belakang mobil Argan. Uty akan menunggu di sini, ia tidak ingin masuk lebih baik melihat dari sini.

Hari sudah gelap ketika Uty melihat seseorang berjalan ke arah mobil suaminya. Tidak perlu perlu mengagetkan orang dengan lampu tembak Uty tahu siapa wanita itu lalu tidak lama ia melihat pria yang tak lain adalah suaminya.

Di posisinya Uty masih tenang, melihat semua gerak-gerik mereka hingga dua orang itu masuk ke mobil. Tanpa Uty tahu bahwa Saga juga menyaksikan dua orang di depan mobil mereka.

******

Sengaja menyewa mobil rental selama satu Minggu karena mencurigai sesuatu tapi Tuhan tidak menyulitkannya. Malam itu juga ia tahu semuanya.

Yang jelas ini bukan pertama kali, itu yang diyakini Uty ketika melihat sikap suaminya pada wanita itu. Kira-kira sudah berapa lama Argan mengkhianatinya?

Atau mereka sudah menikah?

Baiklah, ikuti skenario Argan. Percaya saja bahwa laki-laki itu berada di luar negeri.

Siang ini Uty sudah menghubungi sepupu suaminya, Mitha dan mereka janjian bertemu di sebuah cafe.

"Kamu tidak tahu atau tidak berani ikut campur?"

Melihat perubahan raut Mitha ia tahu jika gadis itu mengetahui maksudnya.

"Mungkin aku orang pertama yang akan dicerca mamanya, tapi kamu akan bertanggungjawab juga."

"Aku sudah mengingatkan mas Argan, Mba." Mitha juga khawatir, ia tahu kalau tantenya pasti murka jika mengetahui kabar ini.

"Bukan sekali tapi dia tetap ngeyel. Kalau cinta memang buta. Enggak peduli sudah punya anak, ada bini!"

"Mereka belum menikah?"

"Belum," jawab Mitha. "Tapi enggak tahu kalau nikah siri." karena kalau resmi dia pasti tahu.

"Aku memergokinya di hotel dan sampai sekarang dia belum mengatakan apapun." Uty menatap sepupu Argan. "Kamu yakin Argan keluar negeri?"

Mitha mengangguk. "Aku sendiri yang memesan tiket."

Uty mengela napas dalam. "Dia di sini, hotel Chandra."

"Apa?!!" Mitha menutup mulutnya. Dia tidak percaya ini.

"Aku sudah memberitahumu, sekarang tahu kan apa yang harus kamu lakukan?" Uty tersenyum bijak sebelum pergi dari hadapan gadis itu.

******

Suami wanita itu selingkuh tapi sikapnya biasa saja bahkan kelewat tenang, ini membingungkan Saga yang akhir-akhir ini memperhatikan sang majikan.

Pria itu pernah melihat kehebohan seorang ibu di tempat tinggalnya dulu saat mengetahui suaminya selingkuh. Jangankan pak Imam dan pak RT, polisi saja tidak bisa mendiamkan ibu tersebut. Racau yang membuat mulut Saga menganga karena si ibu menyebut segala nama binatang untuk suami juga selingkuhan dan ending yang mengenaskan si ibu nekad membakar mobil yang cicilan baru dibayar tiga bulan oleh suaminya. Dan menurut Saga itu wajar, kalau wanita sudah marah semuanya di lenyapkan.

Tapi sekarang? Dia melihat wanita yang begitu tenang melihat suaminya bersama wanita lain. Apakah ini yang disebut satu diantara seribu?

"Aku ingin melihat keadaan ibumu."

"Kita ke rumah?"

Uty mengangguk dan Saga tidak tahu alasan Uty yang ingin ke rumah orang tuanya.

Tujuh menit yang lalu sebuah pesan singkat masuk dari Argan, pria itu akan mendarat beberapa jam lagi dan meminta Uty bersiap karena Argan akan mengajaknya ke rumah orang tua. 

Bukan Uty yang membuat masalah kenapa harus dia harus menghadap ibu mertuanya? Ia tidak akan mendampingi Argan, tidak peduli juga kalau sikapnya ini akan membuat suaminya murka.

Kabarkan kalau urusan mas Argan selesai dengan mama.

Lalu Uty menyimpan ponselnya setelah mengirimkan pesan pada Mitha.

"Ibu belum makan siang ini, mau aku belikan makan?"

"Tidak perlu," jawab Uty dengan raut seperti biasa. Ia tidak menunggu Saga membukakan pintu, tapi keluar sendiri begitu tiba di kediaman pak Haydar.

Saga sudah menegur dirinya agar tidak terlalu peduli, ingat Uty ibarat bulan, tinggi dan dia punya langit, jadi orang sepertinya tidak boleh bermimpi.

💕 Sayang.... kalo Suka cerita ini tinggalkan koment ya , biar rutin up



Segalanya bukan tentang cinta (Rutin Up Di Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang