16

614 71 4
                                    

Malam itu Saga menyaksikan acara wawancara Uty di salah satu stasiun swasta melalui ponselnya, padahal pria itu bisa saja masuk dan melihat secara langsung acara tersebut. Tapi Saga memilih menunggu Uty selesai di mobil sambil menonton. 

Saga tidak tahu apakah ada laki-laki lain yang nekat sepertinya? Memiliki perasaan terhadap wanita sehebat Uty, kalaupun ada, adakah yang bertahan dengan perasaannya seperti Saga?

Bercerai karena suaminya selingkuh, kendati Saga tidak tahu ada atau tidaknya masalah intern antara Uty dan Argan. Namun satu yang diyakini laki-laki itu adalah hati Uty yang belum berhasil ditaklukkan oleh simantan suami.

Orang-orang yang mengenal Uty tidak akan bertanya kenapa pria bisa jatuh cinta pada wanita itu. Bisa dikatakan sosoknya adalah Dewi dari semua wanita, Saga sudah mengkaji perasaannya bahwa kagumnya pada Uty bukan lantaran uang dan kekuasaan melainkan kepribadian Ibu dua anak tersebut. 

Lalu Saga bertanya lagi pada dirinya sendiri, apakah pria yang pernah jatuh cinta atau mengagumi wanita itu pernah merasa bangga dengan perasaan yang dimiliki? Karena sekarang Saga bangga dengan perasaannya walaupun tidak tahu akan bermuara di mana nantinya.

Pernah saat ada waktu luang laki-laki itu mencari informasi tentang rumah tangga Uty dan Argan, tapi tidak banyak yang didapatkan oleh Saga bahkan media tidak memiliki banyak foto mereka. Hanya di event tertentu itu juga bukan pose mereka berdua karena didampingi orang lain juga.

Ketukan kaca mengalihkan fokusnya dari layar ponsel, Saga turun saat melihat Uty. Berapa lama ia melamun?

Uty tidak pernah menatap Saga kalau ia tidak bicara, tapi Saga tidak butuh alasan untuk melihat wanita itu. 

"Acaranya sudah selesai?" Saga bertanya setelah membuka pintu mobil.

"Sudah," jawab Uty lalu wanita yang sudah masuk dan duduk di jok penumpang sedikit mendongak pada Saga karena pria tersebut masih berdiri, tapi tidak lama Saga masuk.

"Ada apa?" tanya Uty setelah menunggu beberapa menit tapi Saga belum juga jalan.

"Tidak mau makan dulu?"

"Kamu lapar?"

"Kita belum makan." Saga ingin makan dengannya.

"Baik." Uty tidak masalah, dia akan menunggu di mobil selama pria itu makan malam.

Setelah mendengarkan jawaban Uty, Saga melajukan mobil keluar dari gedung stasiun.

******

Uty tidak bertanya apa-apa ketika Saga keluar dari restoran dengan menenteng sebuah plastik di tangannya, ia baru mengutarakan pertanyaan ketika pria itu tidak belok ke arah jalan pulang.

"Mau ke mana?" 

"Pantai."

Uty masih melihat Saga dan bertanya lagi. "Ada kepentingan?" tanyanya dengan wajah serius.

Saga mengangguk. Baiklah, Uty mengirimkan pesan pada pengasuh kedua putrinya mengabarkan bahwa dia akan pulang terlambat.

Satu jam lebih perjalanan akhirnya mereka tiba di pantai. Beberapa bulan yang lalu Uty pernah mengajak Saga ke sini setelah pembicaraan dengan kuasa hukum mengenai perceraiannya dengan Argan.

Uty akan menunggu di mobil selama Saga menyelesaikan urusannya, begitu pikir wanita itu. 

"Ada apa?" tanya Uty ketika Saga membuka pintu mobil.

"Di sini tidak ramai, kita bisa makan di sini."

Jadi Saga membawanya ke sini karena ingin makan malam dengannya?

Segalanya bukan tentang cinta (Rutin Up Di Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang