11

1.1K 278 67
                                    

 Kedatangan Argan ke kediaman Uty adalah untuk bertemu putrinya setelah semalam membuat janji. Maksud Argan mengajak Chika jalan untuk mengenalkannya pada Laras, tapi begitu tiba di rumah mantan istrinya sang putri malah tidak mau pergi.

Bukan Uty yang menghadapi Argan tapi mba pengasuh. "Chika ada di kamar Pak."

"Panggil saja, aku tidak ingin masuk."

"Chika tidak mau pergi, lebih baik bapak masuk saja."

Argan tidak mau masuk lantas pamit pada pengasuh putrinya, di mobil Laras sudah menunggu dia akan mengatakan alasan yang tidak akan membuat kekasihnya tersinggung.

Ketika mba Laili masuk Uty yang baru turun bertanya. "Chika udah pergi?"

"Nggak Bu."

"Kenapa?" tanya Uty. Semalam Chika memberitahu bahwa hari ini akan pergi dengan Argan.

"Karena enggak ada Ibu katanya."

Uty melihat ke atas di mana kamar putrinya berada. "Aku akan menemuinya dulu."

Mba Laili mengangguk.

Belum ada pemberitahuan dan penjelasan apapun darinya pada Chika, mengatakannya sekarang yang ada jiwa sang putri terguncang. Perpisahan orang tua adalah satu hal yang paling menyakitkan bagi seorang anak, dengan keadaan tersebut sang anak merasa kehidupannya tidak sempurna lagi.

"Hai." Uty melihat Chika sudah cantik dan duduk di meja belajarnya. "Lagi apa?"

"Menggambar Ma." Uty tersenyum riang. "Cantik?" tanya gadis kecil yang kini duduk di bangku kelas satu SD.

"Cantik sekali, namanya bunga apa coba?"

"Tulip Ma." Chika sudah selesai menggambar. "Mama sudah rapi, mau ke mana?" kalau hari lain Chika tidak akan bertanya tapi ini akhir pekan.

"Ketemu klien Mama. Tapi nanti langsung pulang, sore nanti mau jalan sama Mama?"

Chika mengangguk, mata indahnya mengerjap. "Kita ke pasar malam Ma, boleh? Aulia bilang dia pernah ke pasar malam."

"Memangnya ada?"

Chika mengangguk.

"Oke, nanti Mama minta tolong ke tante Nadya."

"Asyik.... makasih Mama!"

Uty memeluk putrinya sebelum pamit. Sengaja menemui Chika untuk mengetahui suasana hatinya tapi syukur anaknya baik-baik saja. 

Chika pernah bertanya padanya kenapa mereka pindah rumah dan Uty memberikan jawaban yang bagus, pindah ke sini biar sekolah Chika dekat jadi enggak perlu takut terlambat, ternyata Chika senang dengan jawaban Uty.

Saat keluar Uty melihat Saga, pria itu segera membuka pintu mobil untuknya. 

"Ini hari Minggu."

"Bu Nadya bilang Ibu ada pertemuan penting hari ini." Saga memberitahu Uty dari mana dia mengetahui jadwalnya, lalu pria itu mempersilakan Uty masuk.

Uty tidak menolak, ia masuk ke mobil.

Tidak ada yang menyinggung pemberitahuan Saga Jumat kemarin, Uty sama sekali tidak memikirkan pengakuan pria tersebut. Benci dan suka adalah hak setiap orang, selama tidak mengganggu tidak masalah.

Saga pernah mencintai seorang gadis dulu, tapi hubungan mereka kandas karena orang tua si gadis tidak menyetujui hubungan mereka lantaran Saga yang saat itu hanya seorang pengangguran karena baru lulus kuliah. Jadi Saga yakin jika perasaannya sekarang pada majikannya bukan perasaan biasa.

Tampak lega setelah beberapa saat mengungkapkan perasaannya tapi saat malam tiba Saga mulai kepikiran. Ia yang tadinya tidak butuh jawaban malam itu ingin sekali mendengar respons Uty. Tapi Saga tahu diri, keinginannya itu terpendam dalam hati, merasa diri sudah cukup dilancang dengan berani mengakui perasaannya.

Segalanya bukan tentang cinta (Rutin Up Di Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang