4

961 230 48
                                    

 Tidak ada pertanyaan dan tidak ada klarifikasi setelah beberapa jam akhirnya mereka kembali ke rumah. Seperti biasa Argan yang selalu tiba lebih awal di rumah dan Uty terlambat satu jam. 

Argan melihat istrinya pulang tapi seperti biasa tidak menyapanya, begitu juga dengan Uty hanya melihat sekilas tanpa menghentikan langkahnya. 

Selama ini mereka tidak pernah berbicara kecuali satu dua pertanyaan yang kadang penting namun tak banyak dari sekadar basa-basi. Keadaan ini sudah terlalu biasa, karena berlangsung sejak awal pernikahan hingga ke tahun delapan usia pernikahan mereka sekarang. Bukan perubahan yang mendadak karena satu hal, tapi murni beginilah mereka.

Selesai membersihkan diri seperti biasa Uty menuju ke kamar anak-anak untuk menjenguk mereka. Lalu dia akan ke dapur mengisi perutnya.

Lalu bagaimana dengan kejadian beberapa jam yang lalu di hotel? 

Bukan ranah Uty, ia juga tidak terlalu memikirkannya. Lagi pula bukan dia yang melakukannya jadi kalian pasti tahu siapa yang lebih berhak menjelaskan keadaan itu?

Selingkuh, begitu sebutan Violet. Yang dikatakan sahabatnya itu benar adanya.

Ada bibi di dapur saat Uty masuk ke sana. Tidak perlu meminta bantuan karena bibi paham yang harus dilakukannya. Setelah memanaskan makanan lantas menghidangkan di meja.

"Ayah anak-anak sudah makan Bi?"

Bibi sedikit terkejut dengan sebutan itu. "Sudah Bu."

Uty mengangguk sekali lalu mulai menikmati hidangan makan malam yang sedikit terlambat. 

Wanita yang sedang bekerja selama delapan tahun di rumah itu tidak pernah sekalipun mendengar majikannya cek-cok, rumah ini terlalu nyaman dan tenang.

"Siang tadi pak Haydar ke sini karena tidak bertemu ibu di kantor."

"Beliau sudah menelepon."

"Syukurlah," kata bibi. 

Setelah keluar dari hotel untuk menyaksikan pertunjukan yang dijanjikan Violet ia tidak kembali ke kantor karena mendapat telepon dari sekretarisnya bahwa klien mereka sudah menunggu di sebuah restoran. 

Mungkin sekarang Violet sedang menunggu tanggapannya atas kejadian di hotel tadi.

Selesai makan Uty tidak menghampiri suaminya di ruang tengah, entah kenapa malam ini ia tidak ingin bergabung menonton siaran kesukaan Argan. Ia melewati begitu saja dan Argan juga tidak menghentikan langkahnya. Seperti tidak terjadi apa-apa begitu pemandangan yang terlihat sekarang.

Denting bel rumah membawa langkah bibi terburu-buru ke depan, setelah membuka pintu ia melihat seorang pemuda yang tidak dikenalinya dan bergegas memberitahu Argan.

"Panggil ibu saja," titah Argan karena enggan menemui tamu tersebut. Ia tidak membuat janji dengan siapapun apalagi malam-malam begini.

Bibi menurut, ia berjalan ke ruangan kerja Uty lalu memberitahu wanita itu tentang keberadaan tamu yang merupakan anak pak Haydar.

Iya, Uty menerima telepon dari pak Haydar siang tadi yang memberitahu bahwa selama beberapa bulan ke depan tidak bisa masuk kerja karena akan fokus pada pengobatan istrinya dan mewakilkan pekerjaannya pada Saga.

Di ruang tamu pria itu sudah duduk, kalau tidak salah pria mengenakan jaket yang sama seperti yang dilihat Uty ketika di rumah sakit.

"Ayah menyuruhku membawa ini."

Uty menerima sebuah map berwarna coklat dan mulai melihat CV anak pak Haydar. Sebenarnya dia tidak butuh dokumen ini karena pria itu mereka bekerja sebagai pengganti sampai pak Haydar kembali.

"Baik." Uty meletakkan map tersebut di meja, lalu bertanya apakah pak Haydar sudah memberitahu sistem pekerjaannya.

"Ayah memberitahuku dan aku tidak keberatan." tapi ada satu hal yang tidak bisa dipenuhi. "Aku tidak bisa tinggal di sini dan aku janji akan tepat waktu tiba di sini."

"Oke." Uty juga tidak masalah selama pria itu siap. 

Tidak lama bibi datang membawa secangkir teh dan cemilan. 

"Di minum dulu."

Saga mengangguk. "Tentang seragam, bolehkah kalau aku tidak memakainya?"

"Kenapa?" tanya Uty.

"Celana Ayah kependekan, bajunya juga tidak muat."

Uty mengangguk tanda mengerti. "Besok hari pertamamu bekerja, sekretarisku akan menyiapkan."

"Terimakasih."

"Ada lagi?" tanya Uty.

"Tidak." karena Saga sudah diberitahu oleh ayahnya jam kerja dan segala sesuatu yang lain yang berhubungan dengan Uty.

"Silahkan diminum kalau begitu, saya ke ruang kerja dulu."

Saga mengangguk dan mengantar kepergian wanita itu dengan tatapannya. Pertama kali melihatnya di rumah sakit juga seperti ini, apakah hanya senyum tipis yang dimiliki oleh wanita itu?

******

"Tidak ada yang mau kamu katakan?"

Uty mengerti maksud Violet, setelah dua hari tidak bertemu karena kesibukannya sahabatnya itu pasti ingin mendengar tanggapannya.

Tapi memang tidak ada yang ingin dikatakan Uty. "Tidak."

"Please deh Uty....kita mergoki suamimu selingkuh, kamu lihat dengan mata kepalamu sendiri kalau Argan keluar dari kamar dengan seorang wanita sambil gandengan juga. Masa iya nggak ada?"

"Kamu ingin tahu aku marah apa tidak, atau juga apakah sampai di rumah kami bertengkar, itu?"

"Itu yang paling utama." Violet menjadi saksi pada kejadian dua hari yang lalu, Uty yang pergi tanpa sempat menyapa suaminya juga wanita jalang itu setelah menerima telepon dari sekretarisnya. "Argan juga, dia ngomong apa aja pasti dia cari seribu alasan kan?"

Uty membantah pemikiran temannya dengan kata tidak. "Kami tidak membahas hal itu, aku juga tidak bertanya apa-apa."

"Apa?!" Violet nyaris berteriak. "Kamu yang berusaha menghindar atau Argan?"

"Tidak ada yang menghindar. Kalau dia bicara aku akan mendengar, tapi dia tidak mengatakan apa-apa."

"Lalu kamu tidak punya keinginan untuk menyelidikinya?"

"Pekerjaanku banyak, Violet." lagian untuk apa?

"Kalian pasangan normal bukan sih!" Violet dibuat kesal oleh sikap Uty. "Seenggaknya kalau dia brengsek kamu menuntutnya atau ajak dia bicara dan tegaskan kalau yang dia lakukan itu salah."

Uty tersenyum tipis. "Bukan aku yang melakukan kesalahan dan aku juga tidak mau bertanya A sampai Z tentang kesalahannya itu.

"Jadi kamu menunggu Argan menjelaskan?" ini pilihan yang paling tepat menurut Violet.

Uty tidak menjawab, jujur tidak ada yang ditunggu oleh wanita itu. Mungkin Uty tidak melupakan kejadian yang disaksikannya dua hari yang lalu tapi kejadian itu tidak membuat dia down sama sekali.

Sekarang Violet bukan hanya kesal pada suami Uty saja ia juga kesal pada sahabatnya ini. 

"Kamu lihatkan mereka gandengan, lalu bayangkan apa kira-kira yang dilakukan oleh dua orang dewasa di kamar hotel?"

Sayangnya, bayangan yang disinggung Violet tak sedikitpun dipikirkan Uty. Terserah mereka mau melakukan apa, mereka sudah sama-sama dewasa pasti tahu hal apa yang menguntungkan dan merugikan hidup.

"Aku baru tahu ternyata ada wanita yang bisa menyembunyikan cemburunya."

Uty tidak sependapat. "Kenapa aku harus cemburu, walaupun aku dan dia sama-sama wanita ada yang membuat kami berbeda, adalah martabat."

Violet dibuat terharu oleh sahabatnya yang satu ini. Ia tidak akan sanggup memahami cara berpikir Uty. Jujur tidak sedikitpun melihat raut amarah dari wajah sahabatnya, yang ada dari tadi dia sendiri yang berbicara  menggebu-gebu karena sakit hati pada perbuatan Argan.














Segalanya bukan tentang cinta (Rutin Up Di Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang