Ruam

56 15 1
                                    

Aku tidak bisa keluar rumah. Rasa malu memenuhi diriku.

Perasaan ku tak menentu, belum juga sembuh, aku sudah kembali mendapat hal menyedihkan lain.

Aku bahkan berfikir untuk tidak datang ke sekolah. Kondisi ku amat memalukan untuk dilihat orang lain. Aku yang setegar karang bahkan bisa menangis karena melihat cermin.

Pagi ini wajahku dipenuhi ruam merah. Seluruh wajahku merah dan gatal. Memakai masker pun tidak bisa menutupinya. Aku yang tidak cantik, bertambah merasa buruk rupa seketika.

Kemudian hal paling menyebalkan terjadi, rahasia kecilku ini terbongkar saat aku sedang menyapu teras. Hanya karena kami bertentangga...

Habis, habislah aku. Aku akan jadi sarapan satu sekolah. Lucky pasti dengan senang hati akan menceritakan kondisiku pada semua orang.

Lucky mengangkat alis, meremehkan. "Wajahmu!?" Aku memejamkan mata sebentar, tidak mau menjawab. Malu menjawab. Ingin menghilang saja dari tempat ini, sekarang.

"Aku juga tidak tahu." Sahutku frustrasi, malah terdengar seperti marah, menyalahkan entah siapa.

Lucky mendecih, kemudian berdecak pelan sambil menggelengkan kepala prihatin. "Kamu pasti jorok." Aku jadi ingin mengumpat. Jadi dari pada aku mengotori mulutku, aku berbalik ingin menghilang kedalam rumah.

"Oi." panggilnya. Dasar menyebalkan. "Kompres air hangat supaya gatalnya hilang, lalu kompres dengan air dingin supaya merahnya pudar." Nasehatnya setengah hati.

Aku berbalik sebentar hanya untuk menjulurkan lidah tidak peduli. "Sok tahu!" Kemudian menghilang kedalam rumah.

Dibandingkan nasehat untuk menghilangkan ruam. Aku lebih menghargainya untuk tidak banyak bicara di sekolah nanti. Karena dibandingkan penderitaan karena ruam, aku lebih tidak suka menderita karena gunjingan mereka yang tidak tahu apa-apa..

 Karena dibandingkan penderitaan karena ruam, aku lebih tidak suka menderita karena gunjingan mereka yang tidak tahu apa-apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


...

...

LUCKY POWDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang